Lempar Cakram dengan Menggunakan Model Aktivitas Sirkuit Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Lempar Cakram dengan Menggunakan Model Aktivitas Sirkuit

Minggu, 17 Oktober 2021,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT TERHADAP SISWA KELAS IXA SMPN 4 TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019 /2020

ABSTRAK

 

Kata Kunci: Lempar cakram dengan menggunakan Model aktivitas Sirkuit  .

 

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMPN 4  Tanjung Jabung Timur dalam pembelajaran Atletik lempar cakram dengan  menggunakan Model Aktivitas Sirkuit. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX A SMPN 4 Tanjung Jabung Timur tahun 2019 /2020. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Dari hasil Analisis yang di peroleh, peningkatan pada siklus satu  dalam katagori tuntas adalah 60,73% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 17 Siswa. Pada siklus dua terjadi peningkatan presentase ketuntasan sebesar 85,74% dengan jumlah 24 Siswa

 

Simpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan Model Aktivitas Sirkuit dapat meningkatkan hasil belajar Lempar Cakram  dalam pembelajaran Penjas Orkes siswa kelas IX A SMPNegeri 4 Tanjung Jabung Timur Tahun Ajaran 2019/2020.


PENDAHULUAN


Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematis untuk meningkatkan kebugaran jasmani , mengembangkan keterampilan motorik , pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif. Menurut Cholik dan Rusli Lutan ( 2001 ) “ pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan kontribusi data dalam kehidupan sehari – hari dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan rohani peserta didik “ Agus Kristiyanto , ( 2011:111 )

Tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek pendidikan jasmani melainkan aspek psikomotor, afektif, dan kognitif. Selain  itu pendidikan jasmani mencakup aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual. Pendidkan jasmani  diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama ( SMP ), Sekolah Menengah Atas ( SMA ), Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )

Di dalam pendidikan jasmani salah satu cabang yang diajarkan adalah atletik. Maksud dan tujuan diajarkannya cabang  olah raga atletik  yaitu untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam kemampuan gerak anak serta mengenal nomor –nomor cabang atletik, oleh karena itu cabang atletik diajarkan disekolah. Adapun nomor–nomor atletik yang diajarkan meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Dari tiap –tiap nomor tersebut didalamnya terdapat nomor yang dilombakan. Untuk nomor lari terdiri dari jarak pendek, jarak menengah, jarak jauh, lari gawang, lari sambung, dan lintas alam. Nomor lompat meliputi lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, lompat galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru, dan lontar martil. Salah satu nomor lempar dalam cabang olah raga atletik yaitu lempar cakram yang mempunyai perang penting dalam menunjang perkembangan dan pertumbuhan anak.

Pelakaksanaan pembelajaran masih banyak guru penjas yang belum memberikan bentuk pelajaran yang sesuai khususnya dalam cabang olahraga atletik, padahal cabang atletik harus diajarkan sedini mungkin pada anak-anak. Mengingat di dalam cabang olahraga atletik terdapat unsur-unsur dasar dari aktivitas manusia. Perlu di sadari benar oleh para guru penjas bahwa siswa (SMP) sekolah menengah pertama berada dalam tahap peralihan, dari anak-anak ke dewasa, sehingga di tingkat usia SMP masih didominasi oleh masa bermain mereka selalu mencari sesuatu yang baru termasuk dalam pembelajaran atletik

Sebagai guru penjas yang baik seharusnya mengerti yang harus diajarkan kepada peserta didiknya adalah keterampilan dasar yang mendasari cabang olahraga. Sebagai contoh, dalam olahraga atletik nomor lempar, yang harus di ajarkan kepada peserta didik adalah berbagai macam keterampilan melempar dan menangkap dengan posisi dan sikap yang baik, dan bisa memakai berbagai alat yang bisa dilempar dan tentu alat tersebut harus memiliki unsur keamanan bagi peserta didik dari segi kesiapan, seharusnya guru penjas lebih mengetahui perkembangan dan pertumbuhan peserta didiknya. Hal ini karena pada masa sekolah seperti siswa SMP ( sekolah menegah pertama ) masih senang dengan dengan bermain , maka dalam pembelajaran lempar cakram harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa, salah satuny adalah dengan pendekatan bermain yang dikemas dalam model aktivitas sirkuit.

Berdasarkan hasil observasi dan perbincangan dengan guru pendidikan  jasmani SMP 4 Tanjung Jabung Timur sebenarnya proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Tetapi dalam materi atletik khususnya lempar cakram dalam hasil belajarnya masih banyak siswa yang belum maksimal, hal ini bisa dilihat dari kriteria  ketuntasan mengajar ( KKM ) yang ada di SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur  yitu 75, tingkat keberhasilan dalam melaksanakan lempar cakram siswa kelas IX A SMP Negeri 4  Tanjung Jabung Timur sangat rendah yaitu dari 27 siswa hanya 6 siswa yang dapat melakukan lempar cakram dengan benar atau sekitar 21,45 % , hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran atletik khususnya lempar cakram , terbatasny alat yang digunakan , faktor perencanaan , pengemasan dan penyajian pembelajaran yang  kurang menarik , disamping minimnya pengetahuan guru tentang perkembangan model pembelajaran khususnya yang terkait dengan pembelajaran penjas. Tentu hal tersebut akan berdampak terhadapa hasil belajar yang berhubungan dengan gerak dasar maupun hasil belajar. Permasalahan tersebut harus segera di cari solusinya.

 Terdapat berbagai model pendekatan pembelajaran yang menggunakan permainan  sebagai mediasinya seperti  : (1 ) MP3 ( Model Pengembangan Penalaran Permainan ) ( 2 ) MK3 ( Model Keterpaduan Kebugaran Jasmani dan Keterampilan ) ( 3 ) MAS ( Model Aktivitas Sirkuit )  ( Tomoliyus MS,2001 ). salah satu model pendekatan yang dapat digunakan untuk pembelajaran lempar cakram adalah Model Aktivitas  Sirkuit  ( MAS ) , karena model ini dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menerima pembelajaran sekaligus mengapresiasikan  pembelajaran yang dilakukan

Pemilihan model pembelajaran yang sesuia bagi perkembangan anak didik sangatlah penting. Namun dari model pembelajaran yang diberikan belum tentu anaka didik mengetahui keterkaiatannya dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu kemampuan lempar cakram. Untuk mengetahui sejauh mana aktivitas anakdalam model pembelajaran lempar cakram perlu adanya pengkajian dan penelitian.

Dengan menggunakan permainan di dalam model aktivitas sirkuit anak akan tertantang untuk bisa melakukannya, sehingga dengan aktifitas sirkuit keterampilan merupakan cara yang sangat baik untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan didalam rentabg keterampilan dan aktivitas yang luas.Sirkuit keterampilan adalah bentuk aktivitas yang  dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dan untuk cabang olahraga apa saja .


Perumussan Masalah

Atas dasar latar belakang  masalah tersebut diatas , maka perumusan masalah  penelitian ini adalah Apakah  model aktifitas sirkuit  dapat meningkatkan hasil belajar lempar cakram di kelas IX A di SMP Negeri 4 Tanjung Timur?


Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar penjas orkes di kelas IX A SMPN 4 Tanjung Jabung Timur tahun pelajaran 2019/2020 setelah menggunakan Model Aktivitas Sirkuit


Mamfaat Penelitian

Kegiatan menuntut keterlibatan berbagai pihak  antara lain : guru selaku peneliti , peserta didik ( siswa ) sebagai objek peneliti , sekolah yang menyediakan fasilitas  , serta masyarakat yang dapat membantu menyebarluaskan hasil – hasil penelitian


Mamfaat bagi peneliti ( guru )

a.       Menambah rasa percaya diri bagi bagi peneliti , karena telah memalui pengalaman belajar yang sangat kompleks dalam penerapan media pembelajaran model aktivitas sirkuit

b.       Menambah kebanggan bagi peneliti  , karena merasa temuan –temuan dari hasil penelitian yang dilakukan merupakan  kontribusi yang cukup berharga dalam pengembangan media pembelajaran aktivitas sirkuit

c.        Terjadinya peningkatan kualitas peneliti  , karena proses penelitian menambah proses daya nalar  , sehingga peneliti mampu merangkai teori dengan fakta dalam proses pembelajaran menjadi suatu inovasi teknologi yang dapat dimamfaatkan dalam penyelesaian masalah belajar mengajar


Mamfaat bagi siswa

a.       Peserta didik ( siswa ) termotivasi untuk mengikuti proses belajar , karena dalam penerapan  aktivitas sirkuit , menuntut adanya interaksi , kerjasama dan partisipasi peserta didik  ( siswa  ) sehingga yang bersangkutan merasakan adanya perhatian sebagai subjek , dan bukan objek  yang pasif dalam menerima pelajaran

b.       Pengetahuan , sikap dan keterampilan peserta didik mangkin meningkat , karena dalam proses belajar , yang bersangkutan melibatkan  fisik  , pengetahuan dan keterampilan sehingga hal ini memudahkan dalam menanamkan pemahaman dan pengertian terhadap materi pembelajaran  , tidak hanya pengetahuan dan hafalan saja


Mamfaat bagi institusi sekolah

a.       Hasil penelitian yang berupa inovasi teknologi dibidang metode pembelajaran dapat dimamfaatkan untuk mengembangkan proses pembelajaran disekolah , sehingga menambah daftar jumlah penerapan metode pembelajaran dan variasi model pembelajaran yang beraneka ragam

b.       Jika dipandang hasil penelitian tersebut positif , maka dapat digunakan sebagai upaya perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien

c.        Pihak sekolah memiliki kebanggan sendiri  , karena meningkatnya jumlah guru yang melakukan penelitian  , dan diharapkan hal ini dapat memotifasi guru –guru lainya untuk melakukan penelitian dan mempertajam daya menelitinya , sehingga menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru.


METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas  ini telah tindakan kelas ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur Jl. Sido Mukti Sk 9 Kec. Dendang Sabak

Waktu penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yaitu pada bulan Januari  sampai Februari  2020.  Penelitian  ini telah dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri  dari  dua  kali  pertemuan, setiap pertemuan merupakan bagian dari siklus yang dapat digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan gerak dan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran lempar cakram dengan menggunakan model aktivitas sirkuit. Waktu pelaksanaan tindakan dari awal siklus, siklus I, siklus II,  tersebut  dapat  dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikuit:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Kelas

NO

Rancangan Kegiatan

Waktu ( Bulan )

Okt  19

Nov 19

Des 19

Jan 20

Feb 20

Sep 20

Okt 20

1

Persiapan   Persiapan rencana

V

 

 

 

 

 

 

 

Persiapan bahan ajar

 

V

 

 

 

 

 

2

Persiapan Media

 

 

V

 

 

 

 

 

a.       Siklus I

 

 

 

V

 

 

 

 

b.       Siklus II

 

 

 

 

V

 

 

3

Perbaiakan Penulisan

 

 

 

 

 

V

 

 

 Laporan akhir

 

 

 

 

 

 

V

Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  seluruh siswa kelas IX A SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur tahun pelajaran 2019 / 2020 yang berjumlah 27 anak. Dengan perincian siswa putra berjumlah 13 dan siswa putri berjumlah 14 anak

Sumber Data

Data dan sumber data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :

1.       Data hasil lempar cakram sumber data diperoleh dari siswa

2.       Data dari proses melakukan aktivitas sirkuit dilihat dari cara memegang cakram, cara melakukan awalan, cara melempar dan putaran cakram, dan gerakan lanjutan, sumber data diperoleh dari siswa

3.       Data aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model aktivitas sirkuit sumber data diperolah dari peristiwa atau kejadian selama pembelajaran berlangsung.

4.       Data daftar absensi siswa, daftar nilai penjas kelas IX A, silabus, RPP, dan sebagainya, sumber data diperoleh dari dokumen

Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya melalui Tes dan observasi. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat didiskripsikan dalam tabel berikut:


Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

 

NO

Sumber Data

Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Instrumen

 

Siswa

1.Hasil Lempar Cakram

2.Proses melakukan gerakan awalan , cara memegang cakram , melempar cakram , dan gerakan lanjutan

1.Tes

Praktek ?hasil tes selama mengajar

2.Pratikum dan unjuk kerja

1.Tes lempar cakram

2.Lembar Observasi

2

Peristiwa selama pembelajaran

Aktifitas siswa selama pembelajaran dengan model aktifitas sirkuit

Obserfasi dan Dokumentasi

Pedoman obserfasi

3

Dokumen

1.Daftar Absensi

2.Daftar nilai kelas IX A

3. Silabus

Studi simak / Penelusuran pustaka

1.Lembar observasi

2.Lembar obserfasi

3.Lembar obserfasi

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek Kuantitatif yaitu hasil pengukuran kemampuan lempar cakram pada siswa kelas IX A  SMP  Negeri 4 Tanjung Jabung Timur tahun ajaran 2019/2020. Sedangkan  aspek  kualitatif  di dasarkan atas hasil catatan dan pengamatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

Analisa Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya adalah  menganalisis data. Analisis data merupakan aktivitas pengorganisasian data. Teknik analisis ini mengacu pada model analisis interaktif yang diungkapkan  oleh  HB.  Sutopo  (2006: 119) dilakukan dalam 3 komponen yaitu:

1.       Reduksi data yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan

2.       Sajian data yaitu suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan

3.       Penarikan simpulan dan verifikasi yaitu pencatatan peraturan-peraturan, pola- pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proporsi. Berikut skema model interaktif dalam analisis data. ( Sumber : HB.Sutopo 2006:130)

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif yaitu:

Data kuantitatif yaitu nilai dari siswa yang meliputi aspek psikomotor, aspek afektif, aspek kognitif yang telah dijumlahkan.

Data kualitatif yang berupa lembar observasi yang berisi tentang gambaran tentang ekspresi siswa dan guru dalam menyampaikan materi.

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan  observasi  dari pelaksanaan tindakan kelas, dianalisis dengan menggunakan presentase untuk melihat peningkatan hasil kemampuan gerak dalam pembelajaran. Kemampuan keterampilan gerak lempar cakaram dianalisis dengan menjumlahkan  nilai  dari tiga aspek, yang kemudian dikategorikan kedalam tuntas dan belum tuntas berdasarkan KKM.

Indikator Kinerja Penelitian

Dengan menggunakan model aktivitas sirkuit dalam pembelajaran lempar cakram, diharapkan kemampuan siswa dalam lempar cakram dapat meningkat menjadi lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya.

Dalam Penelitian ini target indikator keberhasilan  ditentukan  sebesar  80% dari jumlah siswa (27 siswa) dapat memperoleh nilai penguasaan lempar cakram sama atau lebih dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu nilai 75. Siklus dalam penelitian ini tidak ditentukan, siklus atau penelitian ini bisa dihentikan apabila indikator keberhasilan yang telah ditentukan  sudah  tercapai  atau sudah terpenuhi.

Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel

berikut:

Tabel 3.3.Target Pencapaian Hasil Belajar Siswa

 

Aspek yang diukur

Presentase Siswa Yang Ditargetkan

Cara Mengukur

Hasil Belajar Lempar Cakram

>80 %

Diukur dan diamati pada saat proses melakukan gerakan lempar cakram dan hasil lempar cakram

Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui  empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian  ini  adalah  meningkatnya hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas IX A SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur  tahun pelajaran 2019/2020 melalui pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit. Setiap tindakan upaya pencapaian  tujuan  tersebut  dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu:

perencanaan  tindakan, (2) pelaksanaan  tindakan, (3) observasi  dan interpretasi , dan (4) analisa dan refleksi untuk perencanaan Siklus berikutnya. Penelitaian ini dilaksanakan dalam 2 siklus

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Pratindakan

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi untuk mengetahui konisi nyata di lapangan yang sebenarnya, serta mencari informasi tentang kendala yang di hadapi dalam proses pembelajaran. Hasil dari kegiatan observasi awal adalah sebagai berikut :

1.   Siswa kelas IX A SMP Negeri 4 Tanjung Jabung timur yang mengikuti pelajaran penjas berjumlah 27 anak yang terdiri dari 13 siswa putra dan 14 siswa putri. Dari hasil observasi dapat dilihat hasil penilaian harian siswa yang nilainya baik pada pelajaran penjas, khususnya yang berhubungan dengan materi lempar cakram hanya berjumlah 6 siswa yang tuntas.

2.   Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung sulit diatur saat pembelajaran lempar cakram. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti pembelajaran lempar cakram, siswa menunjukkan sikap senaknya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.

3.    Guru kurang bisa menghandel keadaan kelas, sebab situasi tempat  belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran lempar cakram tidak dapat maksimal.

4.    Guru kesulitan menemukan model dan penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan  berdampak pada rendahnya kemampuan melempar cakram pada siswa.

Dari hasil observasi juga diperoleh kondisi awal  yang  didapat  berdasarkan pengamatan langsung di lapangan selama proses pembelajaran oleh guru penjas. Berikut merupakan hasil observasi yang telah dilakukan.


Tabel 4.1 Deskripsi Pratindakan ( prasiklus)

Aspek yang diukur

Pratindakan

Cara Mengukur

Hasil belajar Lemapar Cakram

Siswa

Jumlah

Presentase

Ketuntasan

Diukur dan diamati pada proses melakukan gerakan lempar cakram dan hasil lempar cakram

 

Siswa yang Tuntas

6

21,45%

 

Siswa Yang Belum Tuntas

21

78,55%

 

 

Pratindakan

 



Gambar 4.1 Garafik ketuntasan Hasil Belajar Lemapar Cakram Pratindakan

 

                Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai yang menunjukan angka ketuntasan 21,45% atau 6 siswa dari jumlah keseluruhan siswa.  Ini  berarti 21 siswa dari 27 siswa belum mencapai KKM yaitu 75. Jumlah dari nilai siswa yang mendapat nilai dibawah 75 menjadi bukti nyata bahwa kemampuan lempar cakram siswa kelas IX.A belum mampu mencapai batas ketuntasan belajar siswa

Selain hasil observasi berupa pengambilan data  tentang  hasil  keterampilan dan rangkaian lempar cakram, kenyataan di lapangan pada saat observasi ditemukan terdapat beberapa siswa cenderung bermain sendiri, tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa tidak tertarik dengan pembelajaran atletik khususnya lempar cakram, dan siswa cenderung cepat bosan. Selain itu sarana dan prasarana yang dimiliki sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan sedikitnya alat-alat olahraga yang dimiliki sekolah untuk pembelajaran penjas. Seperti cakram hanya memiliki 2 buah, simpai 4 buah, tidak  memiliki  cone, bilah, bendera, dan lain sebagainya

Dari kondisi awal yang telah diketahui, peneliti menerapkan dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran aktivitas sirkuit untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada siswa kelas IX A. Pada siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan model aktivitas sirkuit. Di dalam model aktivitas sirkuit tersebut berisikan tentang pengenalan lempar cakram serta cara  pembelajaran gerak melempar cakram. Skenario pembelajaran  telah  dibuat  sebagai kegiatan lanjutan yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, dan analisis tindakan. Penelitian  diakhiri  bila indikator pencapaian telah terpenuhi. Pembahasan masing-masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini

Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan  data  terhadap sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dari hasil tes kemampuan lempar cakram dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum diberi pembelajaran  penjas dengan model aktivitas sirkuit, dan setelah diberi siklus 1 dan siklus 2. Berikut ini disajikan secara berturut-turut pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:


Siklus 1 Pertemuan 1

Perencanaan Tindakan

Di dalam pelaksanaan PTK lempar cakram meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi an (4)analisis dan refleksi.

Pada siklus 1 diberi pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit, pembelajaran lempar cakram yang terdiri dari cara memegang cakram, cara melakukan gerakan awalan, cara melempar, dan gerak lanjut. Pembelajaran diberikan satu kali dalam satu minggu.

Sebelum siklus 1 diberikan peneliti bersama guru penjas melaksanakan tes dan pengukuran hasil belajar lempar cakram dan penilaian observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Ini dimaksudkan untuk mengetahui data awal (pratindakan) kemampuan  lempar  cakram dan ketuntasan hasil belajar akan disajikan sebagai berikut:

 

Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Belajar Lempar Cakram  Pada  Siswa  Kelas IX A SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur Pada Survei Awal (Pratindakan)

Aspek yang diukur

Pratindakan

Cara Mengukur

Hasil belajar Lemapar Cakram

Siswa

Jumlah

Presentase

Ketuntasan

Diukur dan diamati pada proses melakukan gerakan lempar cakram dan hasil lempar cakram

 

Siswa yang Tuntas

6

21,45%

 

Siswa Yang Belum Tuntas

21

78,55%

 

 



Berdasarkan data awal yang diperoleh , seperti yang terlihat di dalam tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai 21,45 % atau 6 siswa yang menunjukkan angka ketuntasan dari seluruh jumlah siswa. Hal ini berarti 21 siswa dari 27 belum mencapai diatas KKM 75 . Banyak siswa yang mendapat nilai dibawah 75 menjadi bukti nyata bahwa kemampuan melempar cakram siswa di kelas IX A SMP Negei 4 Tanjung Jabung Timur Tahun Pelajaran 2019 / 2020 belum mampu mencapai batas ketuntusan belajar

Dari hasil tes dan pengukuran kemampuan lempar cakram dan nilai ketuntasan hasil belajar, selanjutnya peneliti merencanakan tindakan 1, meliputi kegiatan sebagai berikut:

1.    Peneliti merancang bentuk-bentuk permainan yang akan digunakan dengan model aktivitas sirkuit untuk meningkatkan  hasil  belajar lempar cakram dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a)     Peneliti membuat bentuk permainan bersama-sama dengan guru dan siswa SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur. Bentuk permainan yang akan digunakan dalam pembelajaran tersebut berupa, gerak  awalan,  gerak melempar, gerak lanjut.

b)     Peneliti, guru penjas, dan siswa merefleksikan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan

2.    Penelitian bersama guru penjas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi lempar cakram sesuai dengan materi pada siklus 1.


Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari sabtu tanggal 16 november 2019 di SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur, yang kemudian diajak berjalan menuju lapangan SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur. Setiap  tatap  muka dilaksanakan selama 3 x 40 menit. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan didalam RPP, implementasinya adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan tindakan 1 dilakukan selama dua minggu  dengan dua kali pertemuan. Pembelajaran dalam satu minggu diberikan satu kali pertemuan dengan waktu pembelajaran 3 x 40 menit.  Pelaksanaan tindakan 1 dengan memberikan pembelajaran  penjas  dengan menggunakan model aktivitas sirkuit yang berisikan tentang gerak dasar melempar, gerak dasar melempar tersebut terdiri dari melempar  simpai dari samping badan (pos 1), melempar piring plastik (pos 2), melempar gelang plastik(pos 3), lempar Cakram dengan  alat yang sesungguhnya(pos  4). Pelaksanaan dari masing-masing pembelajaran pada siklus 1 sebagai berikut:

1.    Kegiatan awal

a)    Guru menyiapkan peralatan/media pembelajaran, seting letak dan alat.

b)   Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa.

c) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa kemudian mempresentasikan

d). Guru memberikan  apresiasi , motivasi , penjelasan tujuan pembelajarn dan indikator yang harus dicapai

e). Guru mengajar siswa menuju lapangan sekolah

f) Melakukan pemanasan stasis dinamis

2). Kegiatan Inti

a.       Lempar simpai dari samping badan (pos 1)

Siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) simpai dari samping  ke arah depan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru, siswa melakukannya bergantian dengan teman sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.

b.       Lemar piring plastik (pos 2)

Siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang piring plastik, gunakan teknik memegang cakram (cakram di pegang dengan buku ujung jari tangan, ibu jari memegang bagian samping cakram) cakram di ayunkan dari belakang gunakan tangan  kiri  untuk membantu mengontrol cakram yang telah diganti dengan piring plastik. Setelah melakukan dilanjutkan dengan  melempar  dari belakang dengan mencoba memutar piring plastik searah  dengan jarum jam. Dengan posisi badan menghadap menyamping, kaki kiri di  depan  kaki kanan di  belakang, tangan kanan memegang

simpai  di belakang  tubuh,  sedangkan  tangan  kiri  di  atas  kaki kiri

sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar)  piring  plastik  dari samping ke arah depan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru, siswa melakukannya bergantian dengan teman sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda  yang  lainnya) dari guru.

c.        Melempar gelang plastik (pos 3)

Siswa dibariskan menjadi dua kelompok, guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar)  gelastis/gelang  sintetis  dari samping ke arah teman, dan teman menangkap gelang tersebut, setalah ditangkap siswa melempar kembali ke temannya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda  yang  lainnya) dari guru.

d.       Lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4)

guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang cakram, ayunkan lengan,  kemudian  lempar cakram ke arah lemparan, usahakan putaran cakram searah jarum jam, lemparan jatuh pada jarak yang telah di tentukan.

e.        Pada akhir pembelajaran guru penjas memberikan tes kepada siswa dengan melakukan rangkaian gerak lempar cakram, setiap siswa diberi dua kali kesempatan untuk melempar.

3.) Penutup

a. melakukan pendinginan

b. evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan

c. siswa berdoa kemudian kembali kesekolah ( kelokal )


Observasi Tindakan

Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborasi dan peneliti saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian terhadap kemampuan lempar cakram dan afektif siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi tersebut adalah:

1.       Proses Tindakan

Pertemuan pertama pembelajaraan lempar  cakram  berjalan  cukup baik. Guru sudah menyampaikan materi dan memberi contoh didalam mengajar. Namun masih banyak siswa gerakannya masih salah dalam melakukan gerak dasar awalan, saat melempar, maupun gerak lanjut. Pada gerak awalan ada 18 siswa yang masih salah, pada gerak melempar ada 20 siswa yang salah, dan pada gerak lanjut ada 19 siswa yang masih salah.

2.       Pengaruh Tindakan

Pembelajaran yang menggunakan model  aktivitas  sirkuit  ternyata lebih menarik perhatian siswa. Siswa menjadi semangat dan antusias untuk mengikuti permainan yang diberikan oleh guru. Perbaikan- perbaikan gerakan sudah bisa mulai diamati menjadi lebih baik meskipun tidak semuanya mengalami peningkatan.

3.       Kendala dalam Implementasi Tindakan

Beberapa kendala yang muncul yang dihadapi ketika pelaksanaan tindakan. Pertemuan pertama, siswa cenderung sulit diatur di awal kegiatan. Masih ada siswa yang ngobrol dengan teman hal ini disebabkan karena siswa melihat peneliti dan temen-temannya yang membantu hal ini dirasa siswa kurang biasa. Konsentrasi siswa terkadang tidak fokus. Lemparan sering kali jatuh tidak jauh.

4.       Identifikasi Penyebab Terkendalanya Tindakan

Kendala yang dihadapi dapat diidentifikasi penyebabnya. Dalam satu lapangan digunakan dengan sekolah lain  dalam  waktu  yang bersamaan. Siswa yang ngobrol dengan teman hal ini disebabkan  karena siswa melihat peneliti dan  temen-temannya  yang  membantu hal ini dirasa siswa kurang biasa. Konsentrasi yang tidak fokus, karena siswa melihat langsung siswa dari sekolah lain dengan materi yang berbeda. Lemparan kurang jauh hal ini dikarenakan tidak adanya jarak minimal yang ditentukan.

5.       Persoalan Lain yang Timbul

Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang di mulai pada  jam  ke  1-3 yaitu jam 08.10-10.10Wib, pada kondisi cuaca yang panas membuat siswa cepat merasa lelah dan ingin segera selesai, hal ini merepotkan guru karena harus mengkondisikan siswa untuk melekukan tugas ajar.

 

a.       Refleksi Tindakan

Berdasarkan hasil observasi pada tindakan pertama, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

     1.          Pada pertemuan pertama, indikator yang tercantum dalam RPP belum sepenuhnya tercapai, namun telah menunjukan hasil yang lebih baik. Terbukti dengan hasil rekap nilai dimana siswa yang nilainya sudah mencapai KKM bertambah 4 siswa. Siswa tersebut adalah ardiyanto, dian, rolex, nastiti. Bukti ini diperoleh dari hasil penjumlahan nilai psikomotor, afektif, kognitif yang sudah di rekap menjadi bentuk presentase ketuntasan.

     2.          Model pembelajaran menggunakan model aktivitas sirkuit  dalam proses pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung lebih baik.

     3.          Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuia dengan rencana yang telah dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

     4.          Hasil dari rekap nilai psikomotor, afektif, dan kognitif sudah menunjukan peningkatan. Walaupun menunjukan peningkatan tetapi belum sesuai dengan target capaian paa siklus 1. Maka peneliti harus melanjutkan pada pertemuan berikutnya dengan perbaikan-perbaikan pada pertemuan selanjutnya.

     5.          Untuk lebih meningkatkan hasil lemparan yang lebih jauh, guru akan menentukan jarak minimal lemparan.

     6.          Untuk menghindari siswa ngobrol dengan temannya karena rasa penasaran melihat teman-teman yang membantu peneliti, sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu akan diperkenalkan satu-persatu teman-teman yang membantu penelitian.

     7.          Untuk lebih mengenal dan terbiasa merasakan alat  yang  sesungguhnya, dalam penyusunan RPP selanjutnya akan di berikan materi pengenalan lempar cakram dengan alat yang sebenarnya.

 

Siklus 1 Pertemuan 2

b.    Perencanaan Tindakan

Berdasarkan dari analisis dan refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan tindakan berikutnya adalah sebagai berikut:

1.    Guru dan peneliti bersama-sama membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu menerapkan model aktivitas sirkuit untuk meningkatkan kemempuan lempar cakram dengan tingkat kesulitan yang meningkat.

3.    Mempersiapkan alat-alat yang akan dipergunakan dalam permainan untuk membantu pembelajaran dan menyiapkan formasi penataan alat yang lebih menarik.

4.    Menyusun lembar observasi.

c.    Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari sabtu tanggal 23 november 2019, di SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur, yang kemudian diajak berjalan menuju lapangan SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur. Setiap  tatap  muka dilaksanakan selama 3 x 40 menit. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan didalam RPP, implementasinya adalah sebagai berikut:

1.    Kegiatan awal

a)    Guru menyiapkan peralatan/media pembelajaran, seting letak dan alat.

b)   Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa.

c)    Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses

 

d)   Guru memberikan apersepsi , motivasi , penjelasan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai

 

e)    Guru mengajar siswa menuju lapangan.

f)    Melakukan pemanasan statis dinamis.

2.    Kegiatan Inti

a)    Lempar simpai dari samping badan dengan jarak yang telah ditentukan (pos 1)

guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) simpai dari samping ke arah depan dengan jarak yang telah di tentukan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru, siswa melakukannya bergantian dengan teman sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali

permainan di setiap posnya dan berpindah ke  pos  berikutnya  setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.

b). Lempar piring plastik dengan jarak yang ditentukan (pos 2)

guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang piring plastik, gunakan teknik memegang cakram (cakram di pegang dengan buku ujung jari tangan, ibu jari memegang bagian samping cakram) cakram di ayunkan dari belakang gunakan tangan kiri untuk membantu mengontrol cakram yang telah diganti dengan piring plastik. Setelah melakukan dilanjutkan dengan melempar dari belakang dengan mencoba memutar piring plastik searah dengan jarum jam. Dengan posisi badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang piring plastik  di  belakang  tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) piring plastik dari samping ke arah depan dengan sasaran jarak yang telah di tentukan. kemudian giliran siswa melakukan gerakannya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru, siswa melakukannya bergantian dengan  teman sekelompoknya. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permaina di setiap posnya  dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi  peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.

c). Lempar gelang plastik dengan jarak yang ditentukan (pos 3)

guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, badan menghadap menyamping, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang, tangan kanan memegang simpai di belakang tubuh, sedangkan tangan kiri di atas kaki kiri sebagai penyeimbang, ayunkan (lempar) gelastis/ gelang sintetis dari samping badan ke arah depan dengan jarak yang telah di tentukan. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis  untuk  sekali permaina di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau  tanda  yang lainnya) dari guru.

d).Lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4)

guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang cakram, ayunkan lengan,  kemudian  lempar cakram ke arah lemparan, usahakan putaran cakram searah jarum jam, lemparan jatuh pada jarak yang telah di tentukan.

  e).Pada akhir pembelajaran guru penjas memberikan tes kepada siswa dengan melakukan rangkaian gerak lempar cakram, setiap siswa diberi dua kali kesempatan untuk melempar.

3.    Penutup

a)   Melakukan pendinginan (coolingdown)

b)   Evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.

Observasi tindakan

Guru dan peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian terhadap kemampuan lempar cakram dan afektif siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi tersebut adalah:

4.    Proses Tindakan

Pada siklus 1 pertemuan kedua, guru menjalankan skenario  yang  ada di dalam RPP, siswa semakin tertarik dengan permainan yang telah masing-masing jaraknya ditentukan. Siswa Antusias dalam dalam pembelajaran. Dalam melakukan pembelajaran terkadang beberapa siswa afektifnya kurang.

5.    Pengaruh Tindakan

Pembelajaran semakin menarik minat siswa karena lebih menantang, dengan permainan yang lebih menantang siswa lebih antusias dalam pembelajaran.

2.    Kendala dalam Implementasi Tindakan

Masih ada siswa yang afektifnya kurang, sering ragu-ragu dalam melaksanakan permainan, kurang percaya diri. Walaupun lemparan sudah banyak yang mendekati jarak minimal tetapi lemparan masih datar tidak menbentuk sudut 45 derajat, sehingga masih  ada  siswa yang lemparnnya dekat.

3.    Identifikasi Penyebab Terkendalanya Tindakan

Guru kurang memberi motivasi, kurang memberikan  pujian  pada siswa, tidak ada pemberian reward.

4.    Persoalan Lain yang Timbul

Kondisi lapangan yang harus berbagi dengan sekolah lain, sehingga tempat untuk melakukan permainan kurang leluasa.

 

Refleksi Tindakan

Berdasarkan hasil pada siklus 1 pertemuan kedua tersebut, peneliti melakukukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

1.     Pada siklus 1 pertemuan kedua indikator pencapaian memang belun terpenuhi tetapi ada peningkatan yang lebih baik lagi. Terbukti dengan hasil rekap nilai dimana siswa yang nilainya sudah mencapai KKM bertambah 7 siswa. Siswa tersebut adalah Aji ewado, Aris febrianto, Devi deaa, Febi anisa, fika, Pada september, Fifi.

2.     Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

3.     Untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa, sebelum dan pada saat pembelajaran berlangsung guru memberi motivasi, reward, dan pujian.

4.     Agar pembelajaran menjadi lebih tertib, guru harus selalu memantau mengingtkan siswa, dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran.

5.     Hasil dari rekap nilai psikomotor, afektif, dan kognitif, sudah menunjukan peningkatan yang baik. Seperti terlihat dalam tabel 4.3.

 

Aspek Yang diukur

pratindakan

 

 

Siklus.1

 

 

 

 

siswa

jumlah

Presentase ketuntasan

siswa

Jumlah

Presentase ketuntasan

Cara mengukur

Hasil belajar lempar cakram

Siswa yang tuntas

6

21,45 %

Siswa yang tuntas

17

60,74 %

Diukur dan diamati pada saat proses melakukan gerakan lempar cakramdan hasil lempar cakram

 

Siswa yang belum tuntas

21

78,55%

Siswa yang belum tuntas

10

32,26

 

 Gambar 4.3. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar  Lempar Cakram Siklus I

Berdasarkan diskripsi tabel 4.3 dan gambar 4.3 pada akhir siklus 1 dapat dilihat 17 siswa sudah mencapai KKM. Angka ini menunjukan 60.74% dari jumlah siswa di kelas IX A SMP Negeri 4 Tanjung Timur telah tuntas dan 10 siswa atau 32.26% belum mencapai KKM atau belum  tuntas. Presentase ini belum mencapai target capaian yaitu 80%. Maka proses tindakan dilanjutkan ke siklus 2.

 

4.2.3..Siklus 2 Pertemuan 1

a)   Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan sebagai berikut:

       Peneliti dan guru berkolaborasi membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan berdasarkan apa yang telah terjadi pada siklus 1.

       Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran menggunakan model aktivitas sirkuit.

       Menyusun lembar observasi.

 

b)   Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus 2 pertemuan pertama dilaksanakan  pada hari sabtu tanggal 30  november 2019. Pembelajaran  dilaksanakan  selama

3 x 40 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus 2  ini  pembelajaran dilakukan oleh guru dan kolabolator sekaligus melakukan observasi terhadap proses

 pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan 2 ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tidakan sebelumnya. Materi pada pelaksanaan siklus 2 pertemuan pertama (sabtu, 30 november 2019) yaitu melakukan gerakan melempar simpai dari samping badan ke arah sasaran bola (pos 1), melakukan gerakan melempar piring plastik dengan sasaran kardus (pos 2) melakukan gerakan melempar gelang plastik ke arah pos (temen) di depannya  (pos  3),  melakukan  rangkaian  melempar  cakram  dengan alat yang sesungguhnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

1)   Kegiatan awal

a)    Guru menyiapkan peralatan/media pembelajaran, seting letak dan alat.

b)   Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa.

c)    Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses

 

d)   Guru memberikan apresiasi, motivasi, penjelasan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai.

e)    Guru mengajar siswa menuju lapangan mangkunegaran.

f)    Melakukan pemanasan statis dinamis.

2)   Kegiatan Inti

a)    Melakukan gerakan melempar simpai dari samping badan ke arah sasaran sebuah bola (pos 1)

Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut. Posisi badan menghadap ke  samping  anyunkan  simpai dari samping badan dan lemparkan simpai ke arah sasaran  bola. Bola harus terkurung dalam lingkaran simpai. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke  pos  berikutnya  setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.

b)   Melakukan gerakan melempar piring plastik dengan sasaran kardus

(pos 2) permainan di setiap posnya dan berpindah ke  pos  berikutnya  setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.

c)    Melakukan gerakan melempar gelang plastik ke arah pos di depannya (pos 3)

Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, caranya adalah tiap kelompok menempati posnya masing- masing. Seteleh itu melekukan gerakan melempar gelang plastik ke arah teman yang ada di pos lainnya, setelah melempar si pelempar langsung lari ke pos yang telah dilempari gelastik tersebut. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke  pos  berikutnya  setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.

d)   Melakukan rangkaian gerakan lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4)

Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang cakram, ayunkan lengan,  kemudian  lempar cakram ke arad lemparan, usahakan putaran cakram searah jarum jam. Guru mencatat semua hasil lemparan.

e)    Pada akhir pembelajaran guru penjas memberikan tes kepada siswa dengan melakukan rangkaian gerak lempar cakram, setiap siswa diberi dua kali kesempatan untuk melempar.

3)   Penutup

a)   Melakukan pendinginan (coolingdown)

b)   Evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.

c)  Siawa berdoa kemudian kembali kesekolah ( kelokal )

Observasi tindakan

Guru dan peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian terhadap kemampuan lempar cakram dan afektif siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi tersebut adalah:

1.    Proses Tindakan

Pertemuan pertama pada siklus 2 proses tindakan berjalan dengan lancar dan baik. Siswa semakin senang dan semangat mengikuti pembelajaran, motivasi untuk bisa sangat tinggi.

2.    Pengaruh Tindakan

Kemempuan siswa dalam melempar cakram diamati semakin meningkat dibanding dengan pertemuan sebelumnya, motivasi dan antusiasme untuk bisa lebih tinggi. Siswa banyak yang berusaha melakukan permainan dengan serius dan siswa tertarik untuk mencoba dan mencoba lagi.

3.    Kendala dan Implementasi Tindakan

Siswa yang merasa sudah lulus pada siklus 1 kurang serius mengikuti pembelajaran, walaupun tetap mendapat nilai kriteria tuntas, tapi hasil yang diperoleh pada siklus 2 kurang maksimal.

4.    Identifikasi Penyebab Terkendalanya Tindakan

Karena merasa sudah bisa, dan beranggapan pasti lulus pada tiap pertemuan siswa menjadi kurang serius.

a.       Refleksi Tindakan

Berdasarkan pada hasil observasi pada siklus 2 pertemuan pertama tersebut, peneliti melakukan analisis dan  refleksi  sebagai  berikut:

1.     Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2.     Pada siklus 2 pertemuan pertama,  indikator  pencapaian  yang tercantum didalam RPP menunjukan banyak sekali peningkatan yang lebih baik lagi. Terbukti dengan hasil rekap nilai dimana siswa yang nilainya sudah mencapai KKM bertambah 4 siswa. Siswa tersebut adalah Hendra, Rika, Revo, Riko.

3.Guru harus selalu memperhatikan siswa, karena  masih  ada  siswa yang tidak serius pada waktu pembelajaran berlangsung.

4.Siswa yang dirasa masih kesulitan pada pertemuan ini harus lebih diperhatikan lagi oleh guru.

5.Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan gerakan dengan benar, meskipun reward hanya dengan sebuah pujian.

Siklus 2 Pertemuan 2

a.     Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan sebagai berikut:

                            1.     Peneliti dan guru berkolaborasi membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan berdasarkan apa yang telah terjadi pada siklus 1.

                            2.     Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran menggunakan model aktivitas sirkuit.

                            3.     Menyusun lembar observasi.

 

b.     Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 07 desember 2019. Pembelajaran dilaksanakan selama  3 x 40 menit. Sesuai dengan RPP. Pada siklus 2 ini pembelajaran dilakukan oleh guru dan kolabolator sekaligus melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam siklus 2 ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tidakan sebelumnya. Materi pada pelaksanaan siklus 2 pertemuan kedua  (sabtu,  07 desember 2019) yaitu Melakukan gerakan melempar  simpai  ke  sasaran cone (pos 1), Melakukan gerakan melempar piring  plastik melewati tali yang melintang di atas (pos 2), Melakukan  gerakan melempar gelang plastik dan memasukan ke tiang atau patok yang telah disiapkan (pos 3), Melakukan rangkaian gerakan lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4). Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

1.     Kegiatan awal

a)    Guru menyiapkan peralatan/media pembelajaran, seting letak dan alat.

b)   Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa.

c)    Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses

 

d)   Guru memberikan apresiasi, motivasi,penjelasan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai.

e)    Guru mengajar siswa menuju lapangan mangkunegaran.

f)    Melakukan pemanasan statis dinamis.

2.     Kegiatan Inti

a.     Melakukan gerakan melempar simpai ke sasaran cone (pos 1)

Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut. Posisi badan menghadap ke  samping  anyunkan  simpai dari samping badan dan lemparkan simpai ke arah  cone.  Cone  harus terkurung dalam lingkaran simpai. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali  permainan  di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda ( bunyi peluit atau tanda yang lainnya ) dari guru.

b.  Melakukan gerakan melempar piring plastik melewati tali yang melintang di atas (pos 2)

Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, caranya posisi badan menyampingi lemparkan piring plastik dari arah samping badan melewati tali yang melintang di atas. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.

c.        Melakukan gerakan melempar gelang plastik dan memasukan ke ting atau patok yang telah disiapkan (pos 3)

Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut. Caranya adalah melempar gelang plastik dari samping badan dan memasukan gelang tersebut ke tiang atau patok yang  telah di siapkan. Gerakan terus dilakukan berulang-ulang sampai waktu habis untuk sekali permainan di setiap posnya dan berpindah ke pos berikutnya setelah ada pemberitahuan atau tanda (bunyi  peluit atau tanda yang lainnya) dari guru.

d.       Melakukan rangkaian gerakan lempar cakram dengan alat yang sesungguhnya (pos 4)

Guru memberikan arahan atau cara melakukan kegiatan di pos tersebut, Setelah siswa paham guru memberikan contoh gerakan, tangan kanan memegang cakram, ayunkan lengan,  kemudian  lempar cakram ke arah lemparan, usahakan putaran cakram searah jarum jam. Guru mencatat semua hasil lemparan.

e.        Pada akhir pembelajaran guru penjas memberikan tes kepada siswa dengan melakukan rangkaian gerak lempar cakram, setiap siswa diberi dua kali kesempatan untuk melempar.

3.     Penutup

1.     Melakukan pendinginan (coolingdown)

2.     Evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan

3.     Siawa berdoa kemudia kembali kesekolah ( kelokal )

 

Observasi Tindakan

Guru dan peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian terhadap kemampuan lempar cakram dan afektif siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi tersebut adalah:

1.     Proses Tindakan

Pertemuan kedua pada silkus 2 proses tindakan telah berjalan dengan lancar. Guru menyampaikan materi dengan baik. Siswa juga dapat dikondisikan dengan baik, pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit sangat menarik perhatian dari siswa. Semua siswa mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir kegiatan

2.     Pengaruh Tindakan

Peningkatan kemampuan lempar cakram dengan menggunakan model pembelajaran aktivitas sirkuit telah diamati dan dapat meningkatkan kemampuan melempar cakram. Selain psikomotor yang meningkat, afektif dan kognitif juga semakin baik.

3.     Kendala dalam Implementasi Tindakan

Konsentrasi pembelajaran sedikit terpacah karena kondisi cuaca yang panas serta angin yang kencang sehingga banyak siswa yang kondisi badannya kurang fit.

4.     Identifikasi Penyebab Terkendaalanya Tindakan

Kondisi cuaca yang tidak menentu panas disertai angin kencang membuat konsentrasi siswa kurang fokus.

 

Refleksi Tindakan

Berdasarkan hasil observasi siklus 2 pertemuan kedua tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

1.    Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus 2.

2.    Model pembelajaran aktivitas sirkuit yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas IX A SMP Negeri 4 tanjung Jabung Timur, sehingga proses belajar mengajar serta pemberian  materi  dapat berjalan lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus 2 pertemuan kedua dapat terlaksana dengan baik.

3.    Guru dan peneliti memberikan reward kepada siswa yang telah melakukan gerakan melempar dengan benar.

4.    Pada siklus 2 pertemuan kedua, indikator pencapaian yang tercantum didalam RPP menunjukan banyak sekali peningkatan yang lebih baik lagi. Terbukti dengan hasil rekap nilai dimana siswa yang nilainya sudah mencapai KKM bertambah 3 siswa. Siswa  tersebut  adalah  Dwi, Riski, rani, tetapi masih ada 3 siswa yang belum dapat mencapai nilai kriteri ketuntasan minimal siswa tersebut adalah lilik, mia, dan niswatun.

5.    Pemahaman materi yang telah dituangkan dalam pengerjaan  soal  sudah ada sedikit peningkatan dibanding dengan siklus sebelumnya.

6.    Kemempuan siswa dalam melakukan gerak melempar cakram meningkat dari 60.74% ketuntasan dari siklus 1 menjadi 85.74% pada akhir siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa target capaian ketuntasan sudah tercapai, sehingga penelitian sudah bisa dihentikan.

Dengan demikian baik secara ketuntasan belajar maupun  rata- rata hasil belajar lempar cakram terjadi peningkatan yang sangat berarti, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran aktivitas sirkuit sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar lempar cakram

Berdasarkan hasil diskripsi pada gambar 4.4 kemampuan lempar cakram kelas IX A SMP Negei 4 Tanjung Jabung Timur tahun pelajaran 2019 / 2020 mengalami peningkatan presentase ketuntasan. Data pratindakan menunjukan 6 siswa tuntas dengan presentase ketuntasan 21,45% dan 22 atau 78.55% siswa yang belum tuntas. Setelah diadakan tindakan pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 17 siswa tuntas  dengan presentase ketuntasan 60,74% dan 11 atau 32.26% siswa yang belum tuntas. Dan setelah diadakan siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 24 siswa tuntas dengan presentase ketuntasan 85,74%. Dari jumlah keseluruhan 27 siswa, masih ada 3 siswa atau 14.26% yang belum tuntas mencapai KKM.

Pembahasan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lempar cakram, baik peningkatan kualitas proses maupun peningkatan kualitas hasil. Penelitian ini dilaksanakan di kelas  IX A SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur dengan menggunakan model aktivitas sirkuit. Dengan menggunakan model aktivitas sirkuit, pembelajaran lempar cakram yang semula bersifat monoton dan tidak menyenangkan, akan menjadi  menyenangkan  dan  tedak monoton dan membangkitkan minat serta motivasi siswa  dalam pembelajaran.

Didalam pelaksanaan siklus 1, pelaksanaan tindakan terdiri dari dua tindakan, pelaksanaan tindakan pertama merupakan tindak lanjut dari hasil prapenelitian yang menunjukan bahwa kelas IX A SMP Negei 4 Tanjung Jabung Timur  memiliki masalah dalam pembelajaran lempar cakram. Dari  permasalahan  yang ada di kelas tersebut, peneliti dan guru penjas melakukan diskusi untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi siswa kelas IX A SMP Negeri Tanjung Jabung Timur dalam pembelajaran lempar cakram.

Pada pelaksanaan siklus 1, guru dan peneliti memberi pelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit, seperti yang telah di sepakati dari hasil diskusi prapenelitian. Siswa melakukan pembelajaran lempar cakram  dengan  model aktivitas sirkuit yang terdiri dari pengenalan  lempar  cakram, pengenalan alat cakram, cara memegang cakram, awalan, saat melempar, dan gerak  lanjut,  yang dikemas dalam bentuk permainan yang dikemas dalam pos-pos. Dari hasil pengamatan penelitian terhadap proses pembelajaran,  dapat  diketahui pembelajaran lempar cakram dengan menggunakan model  aktivitas  sirkuit  tersebut pada siklus 1 masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Kekurangan tersebut berasal dari guru, siswa dan model permainan yang digunakan dalam penelitian.  Kelemahan   dari   guru,  yaitu   kurang   memberikan  motivasi, kurang

memperhatikan  siswa,  apresiasi  yang  diberikan  belum  memberi  gambaran  bagi

siswa tentang materi yang sedang di sampaikan. Kelemahan  dari  siswa,  siswa tidak fokus dan kurang konsentrasi dalam pembelajaran, masih suka  ngobrol dengan teman dan cenderung masih sulit diatur. Kelemahan dari segi model permainan yang dikemas dalam model aktivitas sirkuit antara lain,  permainan masih bersifat asal melempar belum adanya target yang harus di capai, sehingga siswa menjadi semaunya sendiri saat melakukan lemparan.

Solusi yang di sepakati oleh guru dan peneliti dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu guru harus lebih memperhatikan siswa, memberikan apresiasi secukupnya sebelum mulai pembelajaran, lebih memberikan motivasi lagi kepada siswa, memperbaiki model permainan yang akan digunakan dalam pembelajaran, membentuk permainan yang lebih menantang dan tingkat  kesulitan  yang dipersulit. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 ini sebenarnya sudah  cukup baik, dilihat dari perbaikan pada tindakan 1 dan tindakan 2  menunjukan peningkatan pembelajaran yang maksimal. Terbukti dengan adanya peningkatan siswa dalam hasil belajar lempar cakram, jika dibandingkan pada hasil  pembalajaran pada tindakan 1 ataupun sebelum dilaksanakan tindakan. Dibandingkan dengan sebelum diadakan  tindakan  pelaksanaan  siklus  1 berdampak positif pada meningkatnya kualitas proses dan hasil lempar cakram. Meskipun demikian indikator pencapaian yang ditargetkan  belum  tercapai sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus 2.

Berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan tindakan 1, dilakukan perbaikan kelemahan  dalam  proses  pembelajaran  dengan melaksanakan tindakan

2. Akhir dari proses pembelajaran siklus 2 menunjukan adanya peningkatan, baik proses maupun hasil belajar lempar cakram yang dilakukan  oleh siswa  kelas IX A SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur. Keberhasilan siklus 2 ini tidak lepas dari peran guru penjas dalam memberikan motivasi, pemilihan model  pembelajaran  aktivitas sirkuit dan bentuk permainan yang tepat dan efektif sangat menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus melakukan banyak pertimbangan dalam memilih suatu model pembelajaran agar menemukan model permainan yang paling efektif dan efisien dalam menacapai tujuan pembelajaaran

Dengan pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukan peningkatan pembelajaran dibandingkan sebelum adanya tindakan. Penelitian tindakan kelas ini sudah terlaksana dengan baik, peneliti yang  berkerjasama  dengan guru menemukan beberapa hal sebagai temuan pada saat penelitian, antara lain:

 

1.    Meningkatnya kemampuan lempar cakram

Peningkatan kemampuan lempar cakram dapat dilihat dari hasil selama proses belajar siswa dari sebelum tindakan hingga akhir siklus 2. Sebelum adanya tindakan, siswa yang berhasil mencapai batas  ketuntasan  nilai 75 sebanyak 6 siswa atau 21,45% tuntas dari jumlah keseluruhan  27 siswa. Selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 17  siswa atau 60,74% tuntas dari jumlah keseluruhan 27 siswa, dan meningkat menjadi 24 siswa atau 85,74% tuntas dari jumlah keseluruhan 27 siswa pada siklus 2. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IX A SMP Negei 4 Tanjung Jabung Timur mencapai keberhasilan pada siklus kedua. Dengan tercapainya indikator keberhasilan, maka penelitian dapat  dihentikan  dan dapat dikatakan berhasil.

2.    Meningkatnya konsentrasi siswa

Konsentrasi sangat penting dalam setiap pembelajaran, dengan siswa konsentrasi kepada pembelajaran yang sedang diberikan hal ini akan ikut meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh guru. Dalam hal ini guru harus bisa menciptakan sesuatu yang baru, unik, dan inovatif dalam pembelajaran, termasuk didalamnya adalah dalam memilih permainan yang sesuai dan menyenangkan. Dalam hal ini guru dan peneliti membuat permainan melempar piring plastik melewati tali diatas, melempar simpai ke sasaran, melempar gelang plastik ke tiang atau patok, serta  melempar cakram yang sesungguhnya, hal ini membantu siswa untuk berkonsentrasi dengan materi yang diajarkan.

3.    Meningkatkan keaktivan dan antusianme siswa

Dengan menggunakan model aktivitas sirkuit pada materi lempar cakram dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan

memanfaatkan permainan yang dibuat dalam bentuk pos, berarti guru melakukan usaha untuk membuat proses pembelajaran menjadi menarik dan tidak monoton. Guru memancing siswa untuk aktif dan memberi kesempatan kepada siswa yang sebanyak-banyaknya. Keaktivan dan antusiasme siswa  dapat dibuktikan dengan adanya kartu ceria, dari hasil pertanyaan yang di ajukan siswa cenderung menyukai pembelajaran dengan menggunakan model aktivitas sirkuit pada akhir siklus 2 hampir 90% siswa menyukai model pembelajaran dengan model aktivitas sirkuit, dengan siswa menyukai bisa disimpulkan siswa mau mencoba dan melakukan  pembelajaran  sehingga tanpai terasa siswa berantusias dan ikut aktif dalam pembelajaran.

4.    Meningkatkan keterampilan guru dalam mengatur dan mengkondisikan kelas Dengan adanya penelitian yang dilakukan ini, membuat guru

menjadi semakin ahli dalam mengatur dan mengkondisikan kelas. Dalam mengatur dan mengkondisikan kelas pada pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 jauh lebih baik dibandingkan dengan cara mengatur  dan  mengkondisikan kelas pada survei awal. Sedikit demi sedikit kelemahan guru  berkurang  karena setiap akhir siklus guru daan peneliti melakukan analisis dan refleksi kegiatan pembelajaran. Apabila terdapat kekurangan  dalam  pembelajaran  baik dalam siklus 1 maupun siklus 2 pada pelaksanaan tindakan selanjutnya akan dicari pemecahannya dan meminimalisir kekurangan tersebut, sehingga kekurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleg guru dapat diatasi dan tidak terulang lagi. Selain itu juga, guru dapat menguasai teknologi dan mengikuti perkembangan dunia  pendidikan, sehingga pengetahuan guru dapat berkembang dan bisa mengetahui tentang model-model pembelajaran yang bisa di gunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

                       

SIMPULAN DAN SARAN

 

Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas XI A SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur tahun ajaran 2019/2020 dilaksanakan dalam dua siklus dan berjalan dengan lancar. Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi tindakan,  (4) refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan  pembahasan  yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan  bahwa  dengan  menggunakan model aktivitas sirkuit, dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan gerak lempar cakram pada siswa kelas IX A SMP Negeri 4 Tanjung Jabung Timur. Dari hasil analisis yang diperoleh, terdapat peningkatan yang signifikan dari siklus 1 dan siklus 2, kemampuan gerak lempar cakram pada siklus 1 dalam presentase kelulusan adalah 60,74% atau 17 siswa yang mencapai batas KKM dan tuntas. Sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan presentase kelulusan sebesar 85,74% atau 24 siswa yang mencapai batas KKM dari jumlah keseluruhan  27 siswa.

 

Saran


Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya kepada para guru penjas sebagai berikut:

1.    Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi gerak dasar lempar cakram, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat  terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.

2.    Guru hendaknya lebih inovatif dan kreatif dalam menerapkan metode dalam penyampaian materi pembelajaran.

3.    Dengan penerapan model pembelajaran aktivitas sirkuit dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam gerak lempar, guru hendaknya mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran Penjas sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak didiknya. Penggunaan model aktivitas sirkuit hendaknya dilakukan dengan prinsip dimulai dengan aktivitas pembelajaran yang mudah kemudian meningkat ke yang sulit, dari sederhana ke kompleks misalnya pembelajaran dimulai dari gerak dasar kemudian teknik dasar dan berlanjut ke teknik yang sebenarnya.


DAFTAR PUSTAKA

 

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Azis, S. (2001). Permainan Kecil Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, depdiknas

Dimiyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Garry, A. Carr. (2003). Atletik untuk Sekolah.Ter. Nasution, E. D. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hamdani.          (2011).      Strategi      Belajar Mengajar. Bandung: pustaka Setia.

Hidayatullah, M.F. (2008).  Mendidik Anak Dengan Bermain.  Surakarta: UNS Press

Indriana, D. (2010). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA Press.

Kristiyanato, A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Dalam Penddidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Pres.

Lutan, R. & Suherman, A. (2000). Perencanaan        Pembelajaran

Penjaskes.                                     Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D- III.

Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kelas VII. Bandung: Ghalia Indonesia Printing.

 

Mukholid, A. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan. Surakarta: Yudhistira.

Munasifah. (2008). Atletik Cabang Lempar. Semarang: Aneka Ilmu.

Pribadi. A .B. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Roji. (2007). Pendidikan Jasmani Olaharaga dan Kesehatan untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA. Jakarta: Litera.

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

 

Saputra, Y. M. (2001). Dasar-dasar Ketrampilan Atletik, Pendekatan Bermain Untuk

SLTP. Jakarta : Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, Bekerja Sama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

 

Sarjono. & Sumarjo (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian      Pendidikan Nasional.

Sukardi. (2010). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara. 


TerPopuler