DISRUDUG BANTENG
Oleh Agung Marsudi
Gayung bersambut itu melegakan. Dalam catatan kecil berjudul "Ini Bus, Lo!"
Di paragraf terakhir, tertulis, "Politik kita, masih sekitar banteng, pohon beringin, dan Ka'bah. Banteng tak mungkin mengelilingi Ka'bah, di bawah pohon beringin. Dan itu bukan kegaduhan semantik".
Sahabat saya di Lampung langsung menjawab, "Perselingkuhan politiknya begini, mau nanam pohon beringin di samping ka'bah, disruduk banteng".
Waktu kecil di Solo, saya suka baca komik dan nonton film kartun. Di mata saya, sekarang ini, sosok Pak Luhut itu seperti Superman. Jago, dan Hero! Keberaniannya tak diragukan lagi, apalagi jebolan kombatan elit.
Gagah, berani, jago, superhero! Gak ada di negeri ini yang sekuat Pak Luhut. Pantas dia menjadi tangan kanan Pak Jokowi. Untuk hal-hal khusus, dia bahkan jadi kaki kanan. Langkahnya, langkah seorang presiden.
"Ribak sude!"
Anda pasti tahu Matador, yang secara harfiah berarti pembunuh, adalah seorang torero yang sangat ahli di dalam pertarungan melawan banteng. Torero adalah pelaku utama dalam pertunjukan pertarungan manusia melawan banteng di Spanyol dan negara-negara berbahasa Spanyol lainnya.
Matanya setajam si Lambo. Lamborghini Aventador. Tapi saya belum pernah dengar, ada politisi negeri ini yang berani head to head, berhadap-hadapan dengan si Banteng.
Dicari: Superhero yang berani melawan,
banteng betina, asli Indonesia.
"2024, siapa yang disrudug banteng?"
Yogya, 19 April 2022