"Kok Bunyi, Kamu Bawa Apa?" Bawa Dosa, jawabnya.
Oleh Agung Marsudi
Rakyat menunggu kejujuran bukan mobilisasi laporan. "Uraa!"
SEORANG pria muda, gagah perkasa, dengan Garret, sedang memeriksa seorang wanita cantik di pintu masuk. Ketika memeriksa dari kepala, dada, hingga paha. Metal detektornya bunyi.
Pria itu bertanya, "Kok bunyi, kamu bawa apa?"
Si wanita dengan centil menjawab, "Bawa dosa"
Lalu mereka berdua tertawa. Adegan itu ada di "cerita" akun sebuah media sosial. Dan diikuti oleh ribuan orang.
Saya membayangkan pria muda, yang memegang Garret itu adalah Masinton, sedang memeriksa Si Marves. Bung Masinton bertanya, "Kok bunyi bawa apa?"
Si Marves menjawab, "Big Data"
Lalu mereka berdua bersitegang. Jagat politik negeri +62 heboh. Dunia maya dipenuhi perseteruan merata-rata. Pendukung Si Marves ngotot akan mengepung kantor partainya Masinton. Lalu, koleganya Bung Masinton, Kang TB Pasang badan. "Sampai titik darah penghabisan".
Jadi, ingat film kolosal. "Darah itu merah, Jenderal"
Sayang hingga tulisan ini diturunkan, belum ada yang berani melalukan "reka adegan" seperti kebiasaan acara-acara talkshow di televisi negeri +62.
Fade out.
Saya terkesima, dengan nama-nama elit itu; kritik Pasaribu, pada Pandjaitan, dilaporkan Hasibuan. Tinggal menunggu sederet nama pengacara asal Sumatera Utara.
"Ini uang, Bung!"
"Maaf, ini Medan, Bung!"
Yogya, 19 Maret 2022