Batik Garuda Bhineka di Atas Kereta Senja Utama Solo-Jakarta Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Batik Garuda Bhineka di Atas Kereta Senja Utama Solo-Jakarta

Minggu, 12 Juni 2022,


Batik Garuda Bhineka di Atas Kereta Senja Utama Solo-Jakarta


Oleh Agung Marsudi


KERETA api Senja Utama, benar-benar berangkat di hari senja. Jam 18.00 WIB, ular besi tak berbisa itu meninggalkan kota Solo, menuju stasiun Pasar Senen, Jakarta. Biar leluasa, saya hanya pakai sarung bermotif Garuda Bhineka dan kaos merah marun.


Berada di Executive AA,  Executive 1 kursi 3C, warna hijau tosca, bersuhu 24 derajat Celcius, gerbong terdepan istimewa, berlogo G20.


Gak tahu apa maunya Jakarta. Sesuai anjuran Wapres, saya hanya bermodal dua pisang, saya beli di warung Mbah Ti depan pintu keluar stasiun Balapan.


Saya juga ingin buktikan, hanya dengan dua pisang bisa kenyang. "Rakyat memang selalu belajar pada pemimpinnya. Raja adil, raja disembah. Raja lalim, raja disanggah".


Meski begitu, karena "waswisu" saya juga tetap membawa 2 buah ubi bakar madu Cilembu. Jaga-jaga, siapa tahu.


Ketika berangkat, hanya 14 orang terhitung di gerbong terdepan. Lima stasi terasa begitu cepat berlalu. Empat kali kereta api berlainan arah, berpapasan, tak bertegur sapa. Tak ada pacar yang ketinggalan kereta. Tak perlu sedu sedan itu.


Sesekali menengok ke arah jendela, hanya gelap, keindahan hijau sawah pagi hari, baru saja berganti. Sepanjang perjalanan, hanya terlihat lampu-lampu kecil, seperti kunang-kunang berkerlip, berlarian. Mengecil, lalu menghilang.


Jam 01.55 WIB kereta api sampai di stasiun Bekasi. Tiba-tiba terlintas puisi Chairil Anwar, "Kerawang Bekasi".


Ketika mata mulai bergoyang, ketika kereta senja utama usai kencang menembus malam. Dua ubi bakar madu Cilembu, belum tersentuh, dan kereta mulai tak peduli menggilas waktu.


Gelap, berlalu. Stasiun terakhir pun bisu. Dari atas gerbong KA133, Indonesia tertidur, 8 jam dan 30 menit perjalanan malam.



Solo, 12 Juni 2022

TerPopuler