CERITA PKI DAN KEKENTIR POLITIK YANG RABUN SEJARAH Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

CERITA PKI DAN KEKENTIR POLITIK YANG RABUN SEJARAH

Jumat, 18 November 2022,


CERITA PKI DAN KEKENTIR POLITIK YANG RABUN SEJARAH


Oleh Agung Marsudi


DATUK Darwis, dari Bandar Bakau nun jauh di sana, mengantarkan lima alinea yang membakar jiwa, "tanpa ziarah ke kubur sejarah langsung ke mekah, tugu-tugu menggugu diarakan tipu-menipu yang tumpah di celah-celah rumah suara, anak-anak bangsa diyatimkan ambisi kuasa yang merajalela dengan kecurangan di atas nama-nama...."


Tak sampai di situ, prosa yang menampar wajah para elit itu dilanjutkan, "lebam tujuan hati ingin dicuci di tanah para nabi, sementara di halaman rumah yang ditinggalkan babi-babi berkeliaran, sumpah haram jaddah jadi norma statemen di kolom berita, dan para pemberita menjadikan ini seperti surat-surat langit yang dianggap kabar tersuci di antara bibir petinggi yang sedang berdendang di atas tanah air sejarah menggalah kuasa". 


Duhai para kekentir politik yang silau pada kuasa dunia, Datuk Darwis dengan tenang bergumam, seperti membaca mantra tiga puluh tiga kali tiga, "kalian mulai memuja berhala yang dibangun dari hati sendiri, tanpa pamit kepada rakyat yang kusam terperam cendawan...".


"Cerita PKI diketengah pada generasi rabun sejarah, sebab di rumah sekolah, pelajaran sejarah tumpah begitu sahaja, tanpa kaplingan masa yang berurutan, sebab guru-guru menunggu untuk dipegawaikan, materipun putus-putus lesap seperti asap," imbuhnya.


Lalu petugas rakyat yang jujur mampus kehilangan tidur, bahkan ada beberapa tidur panjang, tanpa papan bunga. Titik.


Resah Datuk Darwis bersemayam di ulu, ketika suatu hari suatu waktu, aku pergi bersamanya ke tengah laut Dumai, ada pulau Rumpang tak berpenghuni. Ribuan bibit bakau kami tanam, untuk anak cucu masa depan.


Tak peduli lebat jenggot walikota, tak hirau harum wangi parfum ibu bupati. Semua berebut proyek-proyek sedu sedan, "belah semangka". 


Di sarang paling pucuk, pohon bakau yang risau, Tuk Darwis menggendong harapan, ratusan ribu bibit bakau, terus ditanam dan tertanam di hati para penjaga bumi.



Solo, 17 Nopember 2022

TerPopuler