Sri Mulyani: Indonesia negaranya tidur, orangnya kerja keras
Oleh Agung Marsudi
Judul Kick Andy Double Check di Metro TV beberapa waktu lalu memang berani, "Tangan Besi Sri Mulyani". Saya orang kampung, tentu tak seberani Andy F Noya. Meski saya punya teman dari SD, SMP, dan SMA bernama Sri Mulyani. Ada yang jadi pegawai di bank, jualan di pasar, ketua koperasi, sosoknya memang rata-rata "keras".
Adik bapak saya yang bungsu, juga bernama Sri Mulyani, istri seorang prajurit yang juga berkarakter keras, tinggal di Bali.
Bu Sri Mulyani adalah menteri perempuan, pembantu presiden Jokowi, yang saya tak ketinggalan mengikuti akun medsosnya, sosoknya menonjol, dan pintar. Tak heran jika Sri Mulyani masuk dalam jajaran The World's 100 Most Powerful Women 2020' versi Forbes. Dan menyabet penghargaan sebagai Menteri Terbaik di Dunia (2018). Meski kata bu Theresia, Sri Mulyani itu ahli kontraksi (ekonomi).
Karena "gonjang-ganjing" Kementerian Keuangan yang dipimpinnya sedang "kelap-kelap katon". Selanjutnya saya buka-buka file penting, teringat ada tangkapan layar di gadget (9/12/2022) komentar Sri Mulyani tentang bedanya negara maju dengan negara kita.
Menurutnya, di negara maju itu sistemnya adalah asetnya yang kerja keras, orangnya kerja biasa-biasa saja. Kalau di republik kita, orangnya kerja keras, keras banget, asetnya tidur-tidur saja.
Dia mencontohkan, di Indonesia, ada suatu kompleks yang bagus didiemin aja 20 tahun. Ya karena milik negara.
"Negaranya tidur, orangnya kerja keras," ujarnya.
Awalnya, saya kagum dengan pernyataan beliau yang futuristik itu. Tapi begitu di kementeriannya ada prahara, saya pun memberanikan diri membalik pernyataan itu, di Indonesia, "orangnya kerja keras, lalu dipajaki, negaranya tidur".
Masih segar dalam ingatan, soal Prabowo yang sebut menteri pencetak utang. Nasib rakyat sungguh malang, "Janji kesejahteraan hanya dibayar dengan utang".
Solo, 20 Maret 2023