Jadi Pemimpi(n) Harus Beli
Oleh Agung Marsudi
ADA ungkapan, mana ada di negeri ini yang tak bayar. "Maaf, kencing aja bayar!" Artinya, tak ada layanan tanpa minta bayaran. Transaksi jual beli, yang beli malah yang bayar pajak. Apatah transaksi politik. "Tak ada makan siang yang gratis".
"The Bill, please!"
Di negeri ladang korupsi, menanam padi yang tumbuh uang, menanam uang yang tumbuh jabatan, menanam jabatan yang tumbuh uang. Dari uang, kembali ke uang.
Di kebun korupsi, semua urusan tak terkecuali, dimonetisasi, ada upeti, mesti ada komisi yang harus dibagi. Ada Dana Alokasi Upeti (DAU), ada Dana Alokasi Korupsi (DAK).
Di negeri ladang korupsi, mimpipun harus dibeli. Mimpi sekolah tinggi, harus beli. Mimpi jadi pegawai negeri, harus beli. Apatah mimpi mau jadi presiden. Jadi pemimpin atau pemimpi, sama-sama harus beli. Harganya, itu ranah kolusi koalisi.
Karena mengabdi juga harus digaji, tak ada korupsi yang sendiri.
Di negeri Pancasila, bersama itu gotong royong, di negeri ladang korupsi, "gotong nyolong" dilakukan bersama.
Solo, 23 Mei 2023