Jalan Terus vs Tegak Lurus
Oleh Agung Marsudi
TIDAK ada yang melambat, tidak ada yang bergeser, tidak ada yang berubah. "Jalan terus!"
Tegak lurus perintah Megawati. "Tegak lurus ndherek Megawati".
Kalau sudah tegak, biasanya lurus, setelah itu terserah anda. Maunya apa. Cinta dan seks, butuh kesetiaan. Politik butuh komitmen. Jujur itu loyal kepada kebenaran. Bukan loyal pada orang atau insitusi.
Yang lurus, sudah jelas. Untuk tegak, perlu minyak. Untuk jalan, perlu isi ban. Pendeknya, untuk tegak lurus, dan jalan terus, perlu fulus. Tanpa itu gerak pemenangan tak akan mulus.
Sekuat apapun koalisi mengatur strategi, endingnya di bilik suara. Jika dari bilik suara, tak bersuara, "telur tidak menetas", kecil harapan memenangi kontestasi. Dalam sejarah demokrasi, rakyat tak pernah menang.
Kubu Anies, jalan terus!
Kubu Ganjar, tegak lurus!
Kubu yang lain, kunjung berkunjung silaturahmi, baku atur strategi, tapi tak punya nyali, deklarasi jagonya sendiri.
Jalan terus, holobis kuntul, Anies!
Tegak lurus, ojo gotong nyolong, Ganjar!
Kubu yang lain, makin liar mainkan umpan, sebelum akhirnya gol malah masuk ke gawang sendiri, "tergantung kepada Jokowi".
Solo, 25 Mei 2023