Oleh Agung Marsudi
Pemerhati Geopolitik
SAYA beruntung, ketika H. Misno, Wakil Ketua DPRD Bengkalis, kader PKS Riau yang baru saja pulang dari Jakarta, mengikuti Bimteknas PKS 2025 (2-4 November), membawa oleh-oleh dua buku untuk saya. Dua buku itu berjudul Lima Pilar Tata Kelola Partai Politik Yang Baik, karya Muhammad Kholid, Sekjen PKS 2025-2030 dan Habib Sekjen Sang Koki Politik, karya Moh Rozaq Asyhari. Sedianya, masih ada satu buku lagi karya Presiden PKS Almuzzammil Yusuf yang berjudul Lima Rumah Perjuangan. Sayang, tertinggal di Jakarta.
Buku Lima Rumah Perjuangan berisi tentang lima rumah yang menjadi kerangka perjuangan PKS, yakni Rumah Tangga, Rumah Ibadah, Rumah PKS, Rumah Kebangsaan, dan Rumah Kemanusiaan.
Terima kasih, teman-teman PKS yang baik hati. Meski saya tak ketinggalan, mengikuti dinamika dan informasi Bimteknas PKS, melalui kanal media sosial. Saya terharu sebab pada kesempatan Bimteknas, para peserta mendapat hadiah buku. Padahal jauh-jauh hari saya sudah berniat untuk mencetak buku karya saya berjudul, "Kota Duri dan Kiprah 2 Dekade Partai Dakwah", untuk dibagikan di momen strategis itu. Sehingga kiprah 20 tahun PKS Bengkalis bisa dibaca oleh para kader PKS seantero Indonesia.
Sayang momen itu terlewat. Karena pertimbangan dan satu lain hal, buku saya tertunda. Tapi masih ada hari esok.
Terngiang, pesan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Muhammad Kholid dalam laporannya menyebut bahwa peluncuran bukunya sebagai wujud penguatan kecerdasan kolektif dan kokohnya tradisi intelektual di PKS.
"Kita ingin menguatkan dan mengokohkan tradisi intelektualitas, collective genius dari Partai Keadilan Sejahtera. Kita ingin mencetak para kader yang bersih, profesional, dan negarawan," ujarnya.
Ghirah literasi partai dakwah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah bukti demokrasi yang sehat, lahir dari partai yang sehat, seperti PKS. Dengan literasi, tak kan dakwah hilang di bumi.
Duri, 7 November 2025