BALADA SEORANG MENTERI MEMANGGUL BERAS KE LOKASI BENCANA SAMBIL BERLARI
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

BALADA SEORANG MENTERI MEMANGGUL BERAS KE LOKASI BENCANA SAMBIL BERLARI

الخميس، 4 ديسمبر 2025,



Oleh Agung Marsudi

SEBAGAI konten kreator dadakan, saya membayangkan mendapat proyek film pendek durasi 3 menit. Sebuah scene tentang seorang menteri, yang sedang turun ke lokasi bencana, sambil memanggul beras 30 kg, diikuti beberapa awak media yang sedang meliput kunjungannya.

Hasilnya sudah disiarkan. Awalnya saya puas dengan pengambilan gambar adegan kunjungan yang disiarkan awak media dari stasiun televisi mainstream itu.

Tapi, waktu duduk di sebuah kafe, sambil menikmati segelas kopi Lintong Nihuta. Bersama crew content creator, saya banyak dikritik oleh rekan-rekan, pecinta film pendek. "Film abang pendek, tapi dampaknya bakal panjang hingga pemilu ke depan," ujarnya.

Masak iya seorang menteri datang ke lokasi bencana banjir bandang, galodo, dengan kemeja perlente, celana bermerk, jam tangan mahal, kacamata resep dokter, rambut klimis mau memanggul beras 30 kg. "Ini justru gambar tidak realistis. Mestinya pak menteri memakai kostum celana penuh lumpur, kaos robek, rambut acak-acakan, wajah kusam. Ini tak bakal menyabet piala citra, bang!" tambahnya.

Dalam hati saya membenarkan kritiknya. Saya khilaf. Membuat film pendek terlalu drama. Saya lupa, pak menteri pernah menjadi menteri "semak belukar" (sebutan menteri kehutanan di negeri jiran Malaysia). Jadi ingat ketika beliau jadi menteri pernah menyerahkan langsung dokumen penting terkait tata ruang wilayah provinsi Riau, era gubernur Anas Ma'mun, yang tersangkut kasus korupsi alih fungsi hutan.

Saya bersalah, telah mengeksploitasi seorang menteri menjadi aktor utama yang filmnya viral, tapi membuat perut banyak orang jadi mual. 

Sekelas kopi Lintong Nihuta, untuk film pencintraan, kelas bencana.


Duri, 4 Desember 2025

TerPopuler