Danrem 071/Wk Berikan Kuliah Umum Mahasiswa Baru Unsoed Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Danrem 071/Wk Berikan Kuliah Umum Mahasiswa Baru Unsoed

Minggu, 27 Agustus 2017,


NUSANTARAEXPRESS, PURWOKERTO - Danrem 071/Wk Kolonel Inf Suhardi pada Jumat (25/8) berikan kuliah umum mahasiswa baru Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Kuliah umum Danrem 071/Wk dengan materi Wawasan Kebangsaan "Peran mahasiswa dalam memahami wawasan kebangsaan berbasis karakter dan integritas", diberikan kepada ratusan mahasiswa baru Fakultas Pertanian Unsoed Tahun Akademik 2017/2018 di Gedung Soemardjito Unsoed Purwokerto.

Dalam penyampaiannya, Danrem 071/Wk bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan dan selalu didepan serta berperan penting dalam sejarah Indonesia, diperlukan kesadaran dan semangat dalam upaya meningkatkan implementasi wawasan kebangsaan yang berbasis karakter dan integritas.

Disampaikan Danrem bahwa wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia yang saling menghormati, menghargai, mengedepankan musyawarah untuk mufakat, kerjasama dan gotong royong, toleransi dalam perbedaan, ramah, santun dan berbudaya.

Mencermati kondisi seperti saat ini, dalam menghadapi tantangan bangsa kedepan, sebagai mahasiswa dapat berfikir dan bersikap kritis yang lebih baik untuk bangsa kedepannya, memiliki jiwa kompetitif, menjadi garda terdepan dalam menjaga pluralitas, mencintai kearifan lokal baik budaya lokal maupun produk dalam negeri, dan jangan mudah terpengaruh budaya asing dan arus globalisasi serta menjauhi narkoba, menjauhi sikap hedonisme dan materialisme.

"Perlu mahasiswa ketahui bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang dilirik bangsa lain di dunia ini untuk dikuasai, mereka tergiur oleh kekayaan alam kita yang subur dengan berbagai sumber alamnya yang terkandung didalamnya. Mereka mengincar sumber daya alam kita terutama energi yang kita punyai", ungkapnya.



"Indonesia adalah negara ekuator yang kaya akan sumber energi, baik energi pangan maupun energi lainnya yang tumbuh subur dinegara kita. Karenanya, Indonesia diincar oleh negara didunia. Mereka mengincar karena ketersediaan energi, pangan dan air semakin langka", terangnya.

Hal tersebut, dikarenakan pertumbuhan penduduk di dunia semakin tinggi dan dalam kurun waktu enam tahun bertambah satu milyar.

"Semua konflik yang ada didunia ini berlatar belakang energi, perang proxy atau Proxy War. Mereka tidak secara langsung berperang atau berkonfrontasi dengan negara lain, namun mereka sengaja menggunakan pihak ketiga atau kelompok lain untuk berperang melalui berbagai aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya serta aspek lainnya guna menghancurkan bangsa lain untuk merebut menguasai sumber daya alamnya", jelasnya.

"Proxy war, perang tidak bersenjata, bentuknya tidak nyata dan memiliki dampak yang sangat dahsyat. Mereka melakukan berbagai cara untuk menguasai negara lain, seperti pembentukan opini, disinformasi, provokasi, pengalihan isu, pembunuhan karakter dan penyebaran faham radikal dalam dunia maya.

Proxy war juga dapat terjadi dengan kehidupan dan lingkungan kita baik lingkungan kampus sebagai mahasiswa maupun dilingkungan masyarakat. Seperti anarkisme dilingkungan kampus, bentrok dengan aparat, bentrok dengan dosen, bentrok antar mahasiswa, hedonisme, narkoba dan terorisme.

"Demonstrasi bukan hal yang tabu, tapi waspadai pihak yang melancarkan proxy war memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan kita. Untuk menangkal hal seperti itu, mahasiswa dapat membuat suatu gerakan massa sesuai bidang masing-masing baik di lingkungan kampus dalam kegiatan penelitian misalnya atau kegiatan lain akademik ataupun kegiatan diluar kampus untuk memberikan suatu informasi atau pengetahuan kepada rekan, teman, keluarga dan masyarakat. Dengan hal itu, sebagai penangkal kita akan adanya proxy war dilingkungan kita", terangnya.

Pada kesempatan yang sama menyampaikan, guna menangkal hal tersebut mahasiswa untuk berinovasi teknologi informasi, menciptakan teknologi pertahanan dan pangan serta bekerjasama dengan TNI AD.

"Pembangunan karakter untuk mahasiswa dapat berupa cinta tanah air dan bela negara, program bedah rumah, KKN dan mahasiswa masuk desa, gerakan mahasiswa berbasis wirausaha untuk percepatan mengatasi masalah ekonomi dan kesenjangan sosial, membentuk komunitas belajar dan meningkatkan kemampuan adaptasi dan kedewasaan serta mahasiswa agar menjadi tokoh dan contoh dilingkungan. Selain itu, mahasiswa agar menggunakan media sosial dengan bijak, hal ini guna kroscek informiasi agar tidak terprovokasi", ungkapnya.

"Esensi wawasan kebangsaan yakni memahami dan mengimplementasikan rasa, semangat dan paham kebangsaan dalam bersikap, berbuat dan bertindak yang terbaik dan berguna bagi bangsa dan negara", pungkasnya. [Rls-*red]

TerPopuler