DEWAN PAKAR DAN MESIN ELEKTORAL Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

DEWAN PAKAR DAN MESIN ELEKTORAL

Jumat, 25 Maret 2022,


DEWAN PAKAR DAN MESIN ELEKTORAL

Sebuah Catatan


Oleh Agung Marsudi


REALITAS politiknya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih unggul di kabupaten Bengkalis, menempatkan 8 kursi dewan, dengan satu kadernya duduk sebagai Ketua DPRD Bengkalis (2019-2024). Sebelumnya salah satu kader PKS menduduki posisi wakil bupati. Tak dapat dipungkiri, Duri yang ikonik adalah rumah besar Partai Keadilan Sejahtera.


Jika tidak ada aral, Sabtu, 26 Maret 2022, DPD PKS Bengkalis, akan menggelar Rakerda di kota energi Duri, dengan tema yang luar biasa, "Semangat Transformasi dan Kolaborasi".


Salah satu bentuk transformasi itu tercermin di jadual acara yang lengkap, melambangkan semangat nasionalisme, keberagaman dan kebersamaan. Senarai tari persembahan, lagu kebangsaan Indonesia Raya, tilawah, akustik, dan langgam Melayu.


Di era digitalisasi, transformasi sebuah partai adalah keniscayaan. Kecepatan informasi membutuhkan kearifan, dan ketajaman analisis. Sedang kolaborasi menuntut kedalaman, tentu mengikat seluruh elemen partai dari struktur, kader, dan simpatisan. Berada dalam satu shaf, bahu dan tumit berhimpit. Keadilan dan Sejahtera berada dalam satu tarikan nafas. Sedang yang ke luar, menjemput bola dengan para pemangku kepentingan lain, dan cepat tanggap.


Saya agak kaget, kemarin mendapat undangan via whatsapp, bahkan ada slentingan nama saya "akan" dimasukkan dalam struktur Dewan Pakar, karena sempena Rakerda juga diagendakan pengambilan sumpah dan pelantikan Dewan Pakar.


Seorang pakar, apalagi anggota dewan pakar sebuah partai politik, tentulah individu yang memiliki kemampuan pemahaman yang superior dari suatu masalah.


Meski, menurut Tesaurus Bahasa Indonesia, lawan kata pakar adalah ceroboh. Sedang antonim ceroboh adalah teliti, awas, jeli, akurat, cermat.


Lima matra; teliti, jeli, awas, akurat dan cermat inilah yang berkelindan dengan urusan-urusan kepakaran. Jika kemudian ditarik ke struktural, dengan komposisi personalia dewan pakar yang mencapai 15 orang di level kabupaten, maka akar politiknya bisa diproyeksikan setara dengan target 1 kursi di kontestasi pemilihan anggota legislatif mendatang.


Dengan demikian, disamping dewan pakar diharapkan mampu memberi kontribusi bagi dinamika dan kemajuan partai, isu strategis daerah, juga memberi nilai tambah (value added) satu kursi. Ini sumbangsih yang realistis bila dikaitkan dengan duplikasi pohon keanggotaan.


Lalu, tunggu apalagi. Transformasi sejoli dengan kolaborasi. Akar, mengakar, berpikirnya lateral. Jadilah embrio mesin elektoral.



Jakarta, 25 Maret 2022

TerPopuler