"Awalnya sampah, akhirnya berkah". Nagari Simpang Sugiran Butuh Dukungan untuk Mengatasi Masalah Perairan dan Pertanian
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

"Awalnya sampah, akhirnya berkah". Nagari Simpang Sugiran Butuh Dukungan untuk Mengatasi Masalah Perairan dan Pertanian

Rabu, 13 Agustus 2025,


NUSANTARAEXPRESS, SIMPANG SUGIRAN, SUMBAR - Tergerusnya dasar sungai Pasia di Nagari Simpang Sugiran Kecamatan Guguak Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat mengakibatkan sekitar 50 ha areal persawahan masyarakat di Jorong Boncah tersebut tidak menghasilkan gabah padi semenjak beberapa tahun. Fenomena ini terjadi disebabkan oleh pengambilan pasir dengan menggunakan pompa penghisap pasir di sungai tersebut yang dilakukan oleh oknum masyarakat beberapa tahun berlalu tidak memiliki izin dari pihak terkait.

 

Bahkan akibat  pengambilan pasir  yang tidak terkontrol ini telah menyebabkan putusnya jembatan Tuak Amat serta memporak porandakan areal persawahan masyarakat pada tahun 2020 lalu. Saat ini jembatan tersebut telah selesai pembangunannya pada tahun 2020 oleh Pemkab Limapuluh Kota.

 

“Tidak produktif nya areal persawahan akibat dasar sungai Pasia ini telah semakin dalam diperkirakan 3-5 meter, atas inisiatif sebahagian masyarakat di Jorong Boncah Nagari Simpang Sugiran tersebut dilakukan pembuatan tanggul dengan memanfaatkan ban bekas dan karung bekas secara swadaya masyarakat”. Jelas Teldi Datuk Paduko Rajo.

 

“Areal persawahan tersebut telah dialih fungsikan oleh masyarakat dengan menanam palawija tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan sekedar untuk pembeli beras, apalagi kalau musim kemarau yang sangat panjang. Imbuh Teldi Datuk Paduko Rajo.

 

"Kita sudah melakukan diskusi terkait masalah ini, dengan abang kita Iswaris Chan, S.AP yang pernah menjabat sebagai Wali Nagari Nagari Simpang Sugiran. Juga kepada pemerintahan Nagari Simpang Sugiran saat ini". Imbuh Datuk Paduko Rajo.

 

Pantauan tim redaksi media ini pada hari Minggu 10 Agustus 2025 di Jorong Boncah sedang berlangsung pengerjaan pembuatan tanggul yang dahului dengan melakukan pelebaran jalan akses ke sungai Pasia tersebut mempergunakan excavator mini.

 

Perbincangan media ini dengan sebahagian masyarakat setempat yang tidak mau disebutkan identitasnya bahwa sawah mereka telah lama tidak bisa ditanami padi.

 

“Estimasi padi yang tidak bisa dihasilkan setiap panen lebih kurang 25 ton gabah untuk sekali panennya. Biasanya areal persawahan tersebut dalam setahun dapat menghasilkan panen sebanyak 3 kali. Berarti areal persawahan tersebut tidak menghasilkan lebih kurang 75 ton dalam setahun”. Jelas masyarakat kepada awak media NusantaraExpress.

 

Pantauan awak media, masyarakat terdampak lebih kurang 200 kepala keluarga. Masyarakat sangat berharap pembuatan tanggul bisa memberikan solusi atas permasalahan areal persawahan, agar bisa ditanami padi kembali seperti dulunya.

 

“Pemerintah Nagari Simpang Sugiran maupun pemerintah yang lebih tinggi seperti Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Pertanian sampai saat ini belum ada perhatiannya terhadap permasalahan ini”, timpal sebahagian masyarakat yang media peroleh di Jorong Boncah Nagari Simpang Sugiran Kecamatan Guguak Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat.

 

Ketika awak media menanyakan terkait hal ini kepada Teldi Datuk Paduko Rajo, bagaimana harapannya kedepan kepada pemerintah?

 

“Harapannya, Dinas terkait yang berhubungan dengan permasalahan ini bisa bersinergi dengan pemerintahan Nagari Simpang Sugiran, melalui semua komponen yanga ada. Bisa bersinergi untuk mengatasi permasalahan ini bersama-sama. Kami saat ini sudah melakukan apa yang bisa kami lakukan, dan kami masyarakat dan pemerintahan Nagari Simpang Sugiran siap bersinergi demi membangun Nagari Simpang Sugira”. Pungkas Datuk Paduko Rajo. [Red]

TerPopuler