"Cinaiyah, Cuaniyah" Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

"Cinaiyah, Cuaniyah"

Minggu, 22 Mei 2022,


"Cinaiyah, Cuaniyah"


Oleh Agung Marsudi


Bakmi, bakwan, bakso, bakpao. Sudah pasti, enak, karena ada "bak". Bak diambil dari bahasa Hokkian yang artinya daging.


Bakpao adalah daging babi yang dibungkus, karena pao berarti bungkusan. Sedang Bakso dan Bakmi mempunyai arti daging babi giling dan mi babi. Bakwan sesungguhnya berarti daging babi bulat (wan berarti bundar atau bulat), dan yang lain-lain. 


Pokoknya yang serba Cina itu, enak punya. Saya menyebut dengan istilah "Cinaiyah", pengganti Chinese. 


Sedang, "cuan" juga diserap dari bahasa Hokkian yang berarti untung. Konon, cuan awalnya digunakan oleh orang Hokkian ketika suatu keadaan sedang berpihak padanya. Lalu saya menambah "iyah" di belakang cuan, jadilah "Cuaniyah".


Cinaiyah, Cuaniyah ia hanya kegenitan literasi budaya, dalam kumpulan kata-kata yang merdesa, suka-suka. Tak bertali dengan falsafah, tapi berpilin dua dengan realita. "Cina dan Cuan" seperti dua sisi uang logam.


Cuaniyah adalah sebentuk ambisi aktivitas manusia yang dimonetisasi (apalagi politik prabayar). Sedang Cinaiyah adalah politik merah yang dijual di seantero jagat, benderanya dibiarkan menjulang tinggi. Berkibar dihembus angin, tak kenal musim. Ia telah menjadi identitas tak berbatas. Antar negara, antar benua.


Dalam suasana peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-114 sebagai bangsa besar kita juga butuh sebentuk nasionalisme dengan daya baru yang berakar dari kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa. Transformasi "Nasionalisme Kerakyatan" yang bertenaga.


"Kita berpancasila, maka kita ada".


Sehingga, investasi Cina. Mana-mana bisa. Cinaiyah, Cuaniyah, kita tolak dengan bangga. Merdesa. Made in Indonesia.


Apalagi merengek sama Tesla.



Duri, 20 Mei 2022

TerPopuler