Wasbang Cinta Tanah Air, Ideologi Pancasila dan Jatidiri Bangsa serta penolakan Radikalisme Guna Tercipta Kota Cirebon yang Berintan Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Wasbang Cinta Tanah Air, Ideologi Pancasila dan Jatidiri Bangsa serta penolakan Radikalisme Guna Tercipta Kota Cirebon yang Berintan

Selasa, 26 Juli 2022,


NUSANTARAEXPRESS, KOTA CIREBON -Kegiatan Wawasan kebangsaan cinta Tanah Air, Ideologi Pancasila dan jatidiri Bangsa serta deklarasi penolakan radikalisme guna tercipta Kota Cirebon yang Berintan diikuti oleh unsur Ormas, OKP, LSM, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakan Kota Cirebon di Lantai 4, Hotel Intan Kota Cirebon, Selasa (26/7/2022).


Wawasan kebangsaan ini memberikan gambaran terhadap peserta seminar tentang kecintaan terhadap tanah air yang diwujudkan dengan kehidupan sehari hari dengan menciptakan situasi yang kondusif, menolak segala bentuk kegiatan yang akan memecah belah bangsa serta menciptakan Kota Cirebon yang berintan.


Untuk memantapkan wawasan berbangsa dan bernegara demi mewujudkan Persatuan dan kesatuan dlam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.


Kegiatan wawasan kebangsaan tersebut dibuka oleh Walikota Cirebon Drs H Nasrudin Azis SH yang diwakili oleh Staf Ahli Walikota bidang Hukum dan Politik Budi Suherman.



Hadir juga dalam kesempatan ini Kadisbangpol Kota Cirebon Buntoro Tirto, Ust Andi Mulya, Ust Al Marwi dan lain lain.


Dalam sambutannya Walikota Cirebon menyampaikan Atas nama Pemerintah Daerah Kota

Cirebon, saya menyambut baik terselenggaranya kegiatan ini. Saya sangat bersyukur dan memberikan apresiasi yang tinggi atas komitmen dari saudara-saudara semua untuk menjaga Kota Cirebon agar tetap kondusif. Komitmen tersebut hari ini diwujudkan deklarasi pernyataan sikap

lewat penolakan radikalisme. Hal ini menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi berbagai ide yang mengancam disintegrasi dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pada kesempatan ini, perlu saya sampaikan bahwa radikalisme dan

terorisme saling berkaitan. Namun, hubungan keduanya ada yang langsung, ada pula yang tidak langsung.

Tidak langsung dalam artian ada pemahaman yang sama bahwa suatu konsepsi yang berbasis fanatisme agama

atau politik harus menjadi pilihan satu-satunya untuk ditegakkan dalam kerangka

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


Pada kesempatan ini  dilakukan juga deklarasi penolakan segala bentuk radikalisme oleh para hadirin. (*)

TerPopuler