Peduli Sesama, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Labuhanbatu Kunjungi Keluarga Korban KDRT Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Peduli Sesama, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Labuhanbatu Kunjungi Keluarga Korban KDRT

Kamis, 03 Agustus 2017,
 

NUSANTARAEXPRESS, RANTAU PRAPAT - Berawal dari aduan masyarakat jalan Prima Kelurahan Seol Dengan Rantau Prapat, bahwa telah terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan korban mengalami depresi dan anak-anaknya menjadi terlantar.

Mendengar aduan masyarakat tersebut, pihak terkait dalam hal ini P2TP2A Labuhanbatu tidak tinggal diam dan langsung mengambil tindakan dengan mengunjungi tempat tinggal korban.

Sesampai di lokasi sungguh diluar dugaan, keadaan keluarga korban lebih buruk dari yang dibayangkan, pasalnya selain kondisi rumah kontrakan dipinggir rawa, ternyata persediaan makananpun jauh dari kata cukup, karena mereka mendapat makanan dari belas kasihan para tetangga.



Dari investigasi di lapangan,korban diketahui beinisial (OM) boru sinaga (40) sebelumnya tinggal di Kelurahan Perdamean Sigambal bersama suaminya Berinisial (I), dari informasi yang didapat (I) suami korban sering melakukan kekerasan terhadap korban.

Suami korban yang dalam hal ini sebagai tersangka juga terkenal malas kerja, hingga kebutuhan sehari-haripun korbanlah yang mencari, hingga pada akhirnya tersangka pergi meninggalkan korban bersama anak-anaknya yang berakibat anak anaknya jadi terlantar dan putus sekolah.

Dari kejadian tersebut, korban mengalami despresi dan kejiwaanya sedikit terganggu, akhirnya keluarga memutuskan membawa korban untuk tinggal bersama orang tuanya di jalan Prima Seoldengan.

Sekretaris P2TP2A Labuhanbatu  Tuti Novrida S.Si, APT, MM yang didampingi advokasi Linda Gusnawa S.H. dan Psikolog Indrawati Sinaga S.Psi dalam rencana kerjanya akan membawa korban berobat ke Psikiater guna memulihkan kesehatan jiwa korban.

"Atas nama kemanusian, kita akan berusaha membawa korban berobat ke Psikiater guna memulihkan kembali kejiwaannya yang kemungkinan sedikit terganggu, dan anak anaknya akan kita bawa ke Panti Asuhan agar tidak terlantar dan bisa mendapatkan pendidikan yang layak”, ucap Tuti Novrida.

“Kini kita tinggal menunggu keputusan dan ijin dari pihak keluarga, jika korban mau mobil dinas ini nanti yang akan kita jadikan transportasi buat berobat korban”, tambah tuti.

Sementara ibu korban Maryatin (65) mengatakan ketidak sanggupannya dalam merawat korban dan anak anak korban, selain faktor ekonomi kondisi fisik, Maryatin juga sudah renta, Maryatin juga seorang janda yang penglihatanya juga terganggu.

"Terimakasih atas kunjungan ibu semua, semoga dapat meringankan beban yang memang saya tidak sanggup memikul nya”, ucapnya pilu.

Dilokasi yang sama Linda Gusnawa SH selaku advokasi P2TP2A menyampaikan kesiapanya untuk memberikan perlindungan hukumnya kepada korban.

"Kita akan selalu memberikan perlindungan yang terbaik kepada korban, bila perlu pendamping hukum akan kita berikan”, ujar Linda.

Merasa terketuk jiwa sosialnya, Tuti Novrida S.Si, APT, MM bercita cita membangun rumah singgah bagi anak-anak yang membutuhkan perlindungan dengan menghibahkan tanahnya seluas 400 M persegi di jalan Aek Paing.

"Akan saya hibahkan tanah saya kepada pemerintah seluas  400 m persegi yang ada di Aek Paing, saya akan sampaikan ke bupati agar dilokasi tersebut nantinya dibangun rumah persinggahan bagi anak-anak yang membutuhkan perlindungan”, ujar Tuti menambahkan. [rahmad]

[2jslideshow 3991]

TerPopuler