Ketum PB PGRI: Kami mengutuk keras pembunuhan dua orang guru di Kabupaten Puncak Papua Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Ketum PB PGRI: Kami mengutuk keras pembunuhan dua orang guru di Kabupaten Puncak Papua

Kamis, 15 April 2021,
NUSANTARAEXPRESS, PAPUA - Kami mengutuk keras atas penembakan hingga menyebabkan tewasnya dua orang guru di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua dalam dua hari berturut-turut.

Hal ini ditegaskan oleh Ketua umum (Ketum) Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI),
Prof Unifah Rosyidi dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Minggu (11/4/2021).

Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang menewaskan dua guru Atas nama Oktavianus Rayo (42) dan Yonathan Renden (28) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, menyita perhatian banyak pihak. Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) mengecam dan mengutuk aksi tersebut.

Unifah mengatakan, guru adalah penyuluh peradaban bangsa yang bertugas mengabdikan diri untuk mencerdaskan generasi bangsa, sehingga harus dilindungi dalam menjalankan tugasnya. Maka itu, Unifah menyampaikan bahwa guru tidak sepatutnya ditembak.

"Dia (guru) bukan sosok yang berkonflik. Dia sosok pendidik anak-anak. Dia tidak terlibat atau termasuk kelompok kepentingan. Jadi siapa pun harusnya menghormati. Kalau sampai guru itu ditembak, dibunuh, itu menurut kami biadab," ujar Unifah.

"Guru harus dilindungi., Di Papua kan kekurangan guru jadi kami minta agar mereka dilindungi pemerintah, dan aparat keamanan memberikan jaminan kepada para guru," kata Unifah.

Diberitakan sebelumnya, KKSB pimpinan Sabinus Waker dilaporkan juga membakar sejumlah sekolah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, yaitu SD Jambul, SMPN 1, dan SMA 1 Beoga.

Kecaman atas aksi biadab itu juga datang dari Wakil Gubernur Papua, bapak Klemen Tinal yang mengatakan aksi dan pelaku penembakan guru di Papua adalah perbuatan biadab, hal yang sama juga diungkapkan oleh bupati Puncak bapak Wilem Wandik, aksi biadab KKB ini menodai nilai-nilai kemanusiaan. "Guru dan tenaga medis adalah pejuang kemanuasiaan mereka sepatutnya mendapat perlindungan,” ungkap Wandik, beberapa waktu lalu. (*)

TerPopuler