Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share Kls IX.A SMPN 18 Tanjabtim Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share Kls IX.A SMPN 18 Tanjabtim

Sabtu, 26 Februari 2022,



MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI PRESTASI DIRI MATA PELAJARAN PPKN DI KELAS IX.A SMPN 18 TANJAB TIMUR  TAHUN PELAJARAN 2018/2019


Oleh : ARIS HARIADI

SMP N 18 TANJAB TIMUR

Arishariadi679@gmailcom

 

Abstrak :

Penelitian ini dilakukan pada semester genap di kelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur Tahun Pelajaran 2018/2019. Peneliti menemukan suatu permasalahan hasil belajar pada mata  pelajaran PPKn yang cenderung kurang semangat dan dianggap sebagai pelajaran yang membosankan sehingga siswa tidak memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan. Pada materi prestasi diri siswa bahkan tidak tahu pentingnya prestasi bagi diri pribadi. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang cenderung tidak meningkat. Terhadap permasalahan ini Peneliti menggunakan model pembelajaran Think-Pair and Share ( TPS ) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran merupakan cara guru dalam menyampaikan meteri pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran Think-Pair and Share ( TPS ) merupakan model pembelajaran berkelompok           ( kooperatif ) dengan menggunakan 3 ( tiga ) langkah yaitu berpikir, berpasangan dan berbagi. Siswa diajak untuk berpikir berkelompok dan berpasangan yang akan berbagi pengalaman belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya di dalam kelompok. Sebelum penelitian dilakukan, ketuntasan hasil belajar siswa Sekitar 48 % siswa ( 13 orang dari 27 orang siswa di kelas ) yang  memenuhi standar ketuntasan minimal yaitu 67. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. kuantitatif untuk memberikan gambaran peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. dan teknik analisis data kualitatif melalui observasi, wawancara dan catatan lapangan.

Hasil penelitian di kelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur  menunjukkan bahwa pada siklus I ketuntasan hasil belajar mencapai 62 % ( 17 orang ).Pada siklus II, hasil ketuntasan belajar siswa meningkat dan mencapai angka 70 % ( 19 orang ). Pada Siklus III, hasil ketuntasan  belajar siswa meningkat  dan mencapai 77 % ( 21 orang ). Berdasarkan hasil  analisis data , membuktikan bahwa pembelajaran dengan model Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IX.A. Model pembelajaran ini dapat menciptakan kerjasama kelompok, mewujudkan komunikasi siswa dengan guru dan komunikasi antar sesama siswa.karena siswa memiliki keleluasaan berbagi pengetahuan dan pengalaman belajar melalui teman sebaya.

Kata Kunci      :  Think-Pair and Share, Hasil Belajar

 

PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu memberi dampak pada lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan dituntut untuk dapat menyelenggarakan proses pendidikan secara optimal dan aktif sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri. Peningkatan kualitas dan mutu pendidikan diharapkan mampu melahirkan lulusan-lulusan yang mempunyai daya saing tinggi untuk menghadapi ketatnya tantangan dan persaingan dunia kerja. Perbaikan-perbaikan di bidang pendidikan harus terus dilaksanakan guna mencapai kualitas dan mutu pendidikan yang diharapkan.

Upaya melakukan perbaikan di bidang pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk guru. Sebagaimana dijelaskan oleh Oemar Hamalik (1991:44) yang mengatakan bahwa “Guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada para siswa”. Guru harus dapat melakukan suatu inovasi yang menyangkut tugasnya sebagai pendidik yang berkaitan dengan tugas mengajar siswa. Inovasi-inovasi yang dilakukan guru dalam tugasnya sebagai pendidik diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

 

Mengingat bahwa guru juga memberi pengaruh terhadap hasil belajar siswa, Sebagaimana dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2008:17) bahwa “Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat ditunjukkan oleh peserta didiknya”. Guru hendaknya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya. Metode mengajar diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang dipakai oleh guru dalam menyajikan bahan ajar kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan metode mengajar ini juga perlu diperhatikan karena tidak semua materi dapat diajarkan dengan hanya satu metode mengajar. Guru hendaknya dapat memilih metode mengajar yang dianggap sesuai dengan materi pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar pengajaran khususnya mata pelajaran PPKn dapat berlangsung secara efektif, efisien dan tidak membosankan.

Dalam pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdikna, PPKn merupakan mata pelajaran yang diwajibkan untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi, Berdasarkan hal tersebut PPKn tidak bisa dianggap remeh karena merupakan mata pelajaran yang diwajibkan, sehingga upaya-upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PPKn di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus terus ditingkatkan.

Pada kenyataannya pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) masih dianggap sebagai pelajaran yang sepele oleh sebagian besar siswa. Kenyataan ini semakin diperburuk dengan metode mengajar yang dipakai oleh sebagian besar guru PPKn masih memakai metode konvensional atau tradisional. Metode konvensional merupakan metode dimana guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan langkah-langkah dalam menyampaikan materi kepada siswa. Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar berkurang dan hanya bergantung pada guru. Akibatnya dalam mempelajari materi khususnya PPKn, siswa cenderung kurang semangat dan dianggap sebagai pelajaran tentang moral yang cenderung sepele dan membosankan. Hal ini terjadi pula dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 18 Tanjab Timur. Majelis guru harus berupaya mencari metode-metode belajar yang menyenangkan bagi siswa.

Kondisi SMP Negeri 18 Tanjab Timur terdiri dari Kelas VII sebanyak 2 rombel, kelas VIII sebanyak 2 rombel dan kelas IX sebanyak 2 rombel pula. yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IX.A dan kelas IX.B. Permasalahan yang ditemukan peneliti adalah di kelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur. Kelas tersebut memiliki permasalahan hasil belajar pada mata pelajaran PPKn yang rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai hariansiswa kelas IX.A  yaitu 48 % siswa, yang tuntas dengan batas ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu 67. Berdasar data tersebut siswa yang belum mampu mencapai nilai ≥ 67 sebesar 48% dari jumlah siswa. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya semangat siswa dalam belajar PPKn dan metode mengajar guru yang masih berkisar pada ceramah, tanya jawab serta penugasan.

Berdasarkan sebab-sebab tersebut peneliti memfokuskan pada metode mengajar guru yang tidak bersifat konvensional sebagaimana. yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2008:17) yaitu dengan “Mengubah dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar peserta yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan menerima informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar kalau ada guru”.

Metode konvensional dalam pengajaran PPKn harus diubah. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak lagi merasa bosan dalam mengikuti pelajaran PPKn. Sebaliknya dengan metode baru siswa diharapkan lebih aktif tidak lagi hanya sekedar menerima informasi atau diceramahi guru, tetapi bisa memberikan informasi kepada teman-temannya. dengan mengubah cara belajar siswa supaya lebih aktif. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa bekerjasama antara siswa satu dengan yang lainya.

Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa adalah model pembelajaran  kooperatif tipe Think-Pair-Share. Keunggulan metode pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS) adalah memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir, menjawab, merespon dan membantu satu sama lain. Menurut Frank Lyman “bahwa Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas” Arends 1997 (dalam Trianto 2007:61).

Model Think-Pair-Share (TPS) Metode ini memberikan banyak waktu kepada siswa untuk berpikir, merespon, dan saling membantu antara yang satu dengan yang lain. Pada kelompok kecil siswa perlu dipupuk suasana yang saling membantu, saling menghargai dan bukan suasana persaingan. Siswa harus diberi pengertian bahwa orang yang memberi ilmu justru akan lebih memperkaya pengetahuannya. Ini artinya dengan memberi penjelasan tentang hasil diskusi kepada temannya ia akan lebih menguasai materi tersebut. Metode ini memuat prinsip yang mengutamakan kerjasama antar anggota dalam berpasangan. Sukses suatu pasangan tidak ditentukan satu individu, tetapi semua individu yang saling membantu dalam mencapai hasil yang maksimal.

 

Dengan begitu penyajian bahan ajar tidak lagi membosankan karena siswa diberikan waktu untuk berdiskusi menyelesaikan suatu masalah atau soal bersama dengan pasangannya sehingga baik siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar ini. Melalui tahap sharing (berbagi) siswa diajak untuk mampu membagi hasil diskusi kepada teman dalam satu kelas.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan pembelajaran Think-Pair-Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Prestasi Diri mata pelajaran PPKn dikelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur Tahun Pelajaran 2018/2019 ?

Hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah aplikasi model Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur Tahun Pelajaran 2018/2019  

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IX. A pada materi Prestasi Diri di SMP Negeri 18 Tanjab Timur Tahun pelajaran 2018/2019. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa bekerjasama dengan siswa lainnya untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman belajar mereka dengan metode Think-Pair-share. Dengan metode ini diharapkan siswa nantinya mampu untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam belajar.


Adapun Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut :

 

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang mengarah pada minat dan hasil  belajar khususnya mata pelajaran PPKn.

b. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan bagi rekan-rekan guru PPKn dan guru mata pelajaran lain, bahwa metode Think-Pair-Share(TPS) dapat mengatasi masalah rendahnya motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa dikelasnya.

c. Bagi Siswa

Penerapan metode dan media dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa dan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran PPKn.

d. Bagi Peneliti                                                                                                           

Menambah wawasan yang dimiliki peneliti dalam mengatasi minat belajar siswa dan hasil belajar siswa.

 

METODE PENELITIAN

            A.  Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian ini menggunakan desain tindakan model Kemmis & McTaggart.yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan ( planing ), tindakan ( action ), observasi ( observation ) dan refleksi ( reflektion ). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.

1.  Perencanaan :Identifikasi masalah, Analisis penyebab adanya masalah, Pengembangan bentuk tindakan

2.  Pelaksanaan tindakan : Persiapan dan intruksi, bermain peran, siswa dilatih sebagai peserta maupun pengamat aktif. Aksi drama dan diskusi, Penilaian

3.  Observasi dan evaluasi : dilakukan secara kontinu setiap kali pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan tindakan dengan mengamati kegiatan kreatifitas siswa.

4.   Refleksi : Hasil yang diperoleh dari observasi, wawancara dan hasil belajar siswa dikumpulkan serta dianalisis, sehingga dari hasil tersebut guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi, yaitu : identifikasi kekurangan, analisis sebab kekurangan dan menentukan perbaikan pada siklus berikutnya.

B.       Subjek Penelitian, waktu dan tempat  

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur dengan jumlah 27orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari sampai dengan tanggal 12 Maret 2019.

C.   Langkah-langkah Think-Pair-Share

Menurut Richard I. Arends (1997:122)  yang  menyatakan  bahwa  model  pembelajaran Think-Pair-Share ( TPS ) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1.    Thinking (berpikir)

Guru memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk mendapatkan jawaban sementara.

2.    Pairing (berpasangan)

Guru meminta siswa saling berpasangan untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada langkah pertama. Pada tahap ini diharapkan terjadi

interaksi dalam berbagi jawaban dan saling mendiskusikan antara jawaban siswa yang satu dengan pasangannya.

3.    Sharing (berbagi)

Guru meminta pasangan-pasangan yang telah terbentuk tadi untuk berbagi hasil kerjasamanya di depan kelas dengan cara bergantian pasangan demi pasangan paling tidak sekitar seperempat pasangan sesuai dengan waktu yang tersedia. Pada tahap ini akan menjadi lebih efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain.

Kemudian guru membantu siswa melakukan evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.

 

D.      Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan Teknik Wawancara yang  dilakukan dengan berkomunikasi langsung maupun tidak langsung dengan siswa. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data peningkatan hasil belajar siswa seperti bertanya, menjawab atau menanggapi jawaban.. Teknik Observasi yang dilakukan dengan lembaran observasi yang bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran terhadap mata pelajaran PPKn.

E.       Teknik analisis data

Setelah data terkumpul dilakukan suatu analisis data dalam bentuk analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

1.    Analisis Data kuantitatif

Analisis Data kuantitatif dapat diperoleh melalui tes. Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. (Margono,2010:170). Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah pembelajaran.

Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis analisis statistik yang bermaksud mendeskripsikan sifat-sifat sampel atau populasi dengan persentase rumus untuk mengolah data yang berupa deskriptif persentase.

Analisis kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran tentangpeningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dihitung persentase ketuntasan menggunakan rumus dari Zainal Aqib,(2009:41) yaitu berikut ini:

Persentase ( P )            =   ∑ Siswa yang  tuntas x 100

                                                            ∑ Siswa seluruhnya    

  

2.    Analisis Data Kualitatif

Analisis Data Kualitatif yaitu analisis data yang bukan bilangan dan merupakan gambaran dari kualitas objek seperti kualitas sangaat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang. Data ini dilakukan denganmengikuti prosedur pengamatan dalam pelaksanaan tindakan kelas dengan cara :

a.    Observasi yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena dariobjek pengamatan.(Djaali,2007:16).

b.    Dokumentasi.yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. (Arikunto,2010:274).

 

F.        Instrumen Penelitian

1.    Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa

 

No.

Pertanyaan

Skor

1

Jelaskan pengertian prestasi !

 

20

2

Jelaskan pentingnya prestasi bagi diri pribadi !

 

20

3

Jelaskan pentingnya prestasi itu bagi bangsa atau Negara !

 

20

4

Tuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi yang berasal dari dalam diri !

 

20

5

Tuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi yang berasal dari luar diri !

 

20

Total Siklus I

100

1

Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk berprestasi !

 

20

2

Jelaskan cara belajar yang baik agar berprestasi !

 

20

3

Jelaskan pengertian potensi !

 

20

4

Jelaskan mengapa potensi itu perlu untuk di kembangkan !

 

20

5

Tuliskan beberapa potensi diri yang kamu miliki !

 

20

Total Skor Siklus II

100

1.

Jelaskan pengertian sikap kompetitif !

20

2.

Jelaskan tentang sikap kreatif !

20

3.

Jelaskan tentang sikap inovatif !

20

4.

Tuliskan ciri-ciri orang yang ingin berprestasi !

20

5.

Tuliskan prestasi-prestasi yang kamu miliki selama di SMP !

20

Total Skor Siklus III

100

 

2.    Lembar Observasi Pembelajaran

Observasi siklus I

No

Kegiatan Pembelajaran

Deskripsi

Chek

Skor

1.

Kegiatan Pendahuluan

1. Memulai Pembelajaran dengan Do’a

4

 

 

18

2. Mengamati kondisi kerapian kelas

3

3. Absensi kehadiran siswa

4

4. Mengisi agenda pembelajaran

4

5. Melakukan apersepsi

3

2

 

 

 

 

 

 

.

 

 

 

 

Kegiatan Inti

 

 

 

 

Think

 

 

 

 

Pair

 

 

Share

1. Menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

4

 

 

 

35

 

 

 

 

 

 

 

 

2.   Menyampaikan tujuan pembelajaran

4

3.     Menyampaikan teknis kegiatan pembelajaran Think-Pair and Share

3

4.  Menjelaskan materi pembelajaran tentang prestasi diri/potensi diri

 

4

5.  Membentuk kelompok belajar secara berpasangan membahas suatu topik

4

6.  Tiap pasangan kelompok menceritakan topic permasalahan

3

7. Menampilkan media

2

8.  Memberi kesempatan Tanya jawab

4

9. Menaggapi pertanyaan siswa

4

10. Memberi kesempatan siswa untuk menanggapi pertanyaan

 

3

3.

 

 

Kegiatan Penutup

 

 

1. Menyimpulkan hasil pembelajaran

4

3

 

17

 

2. Melakukan refleksi

3. Memberikan penguatan

3

4.    Member tugas pertemuan berikutnya

3

5.    Mengakhiri pembelajaran dengan salam

4

Skor Maksimal

100

Skor yang diperoleh

70

Kategori

Baik

 

Keterangan:

Skor tertinggi = 100 

 

Nilai   = Jumlah skor   x  100          

               Skor max               

Kategori Nilai                                                 Kategori Perolehan Skor

1                    = Sangat Kurang                                 0   – 20   = Sangat Kurang     

2                    = Kurang                                             21 – 40   = Kurang

3                    = Cukup                                              41 – 59   = Cukup

4                    = Baik                                                 60 -  79   = Baik

5                    =Sangat Baik                                      80 – 100 = Sangat Baik

 

 

Obsevasi Siklus II

 

No

Kegiatan Pembelajaran

Deskripsi

Chek

Skor

1.

Kegiatan Pendahuluan

1. Memulai Pembelajaran dengan Do’a

4

 

 

20

2. Mengamati kondisi kerapian kelas

4

3. Absensi kehadiran siswa

4

4. Mengisi agenda pembelajaran

4

5. Melakukan apersepsi

4

2

 

 

 

 

 

 

.

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Inti

 

 

 

 

Think

 

 

 

 

Pair

 

 

Share

1. Menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

4

 

 

 

38

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.   Menyampaikan tujuan pembelajaran

5

6.     Menyampaikan teknis kegiatan pembelajaran Think-Pair and Share

4

4.  Menjelaskan materi pembelajaran tentang prestasi diri/potensi diri

 

5

5.  Membentuk kelompok belajar secara berpasangan membahas suatu topik

4

6.  Tiap pasangan kelompok menceritakan topic permasalahan

4

7. Menampilkan media

3

8.  Memberi kesempatan Tanya jawab

4

9. Menaggapi pertanyaan siswa

4

10. Memberi kesempatan siswa untuk menanggapi pertanyaan

 

3

3.

 

 

Kegiatan Penutup

 

 

1. Menyimpulkan hasil pembelajaran

4

3

 

17

 

2. Melakukan refleksi

3. Memberikan penguatan

3

7.    Member tugas pertemuan berikutnya

3

8.    Mengakhiri pembelajaran dengan salam

4

Skor Maksimal

100

Skor yang diperoleh

75

Kategori

Baik

 

 

Obsevasi Siklus III

 

No

Kegiatan Pembelajaran

Deskripsi

Chek

Skor

1.

Kegiatan Pendahuluan

1. Memulai Pembelajaran dengan Do’a

4

 

 

21

2. Mengamati kondisi kerapian kelas

4

3. Absensi kehadiran siswa

4

4. Mengisi agenda pembelajaran

4

5. Melakukan apersepsi

5

2

 

 

 

 

 

 

.

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Inti

 

 

 

 

Think

 

 

 

 

Pair

 

 

Share

1. Menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

5

 

 

 

44

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.   Menyampaikan tujuan pembelajaran

5

9.     Menyampaikan teknis kegiatan pembelajaran Think-Pair and Share

4

4.  Menjelaskan materi pembelajaran tentang prestasi diri/potensi diri

 

5

5.  Membentuk kelompok belajar secara berpasangan membahas suatu topik

4

6.  Tiap pasangan kelompok menceritakan topic permasalahan

5

7. Menampilkan media

4

8.  Memberi kesempatan Tanya jawab

4

9. Menaggapi pertanyaan siswa

5

10. Memberi kesempatan siswa untuk menanggapi pertanyaan

 

3

3.

 

 

 

Kegiatan Penutup

 

 

 

1. Menyimpulkan hasil pembelajaran

4

4

 

20

 

2. Melakukan refleksi

3. Memberikan penguatan

4

4.       Memberikan tugas pada pertemuan berikutnya

4

5.    Mengakhiri pembelajaran dengan salam

4

Skor Maksimal

100

Skor yang diperoleh

85

Kategori

Sangat

Baik

 

 

HASIL PENELITIAN

 

Sebelum proses penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan diskusi dengan Guru SMP Negeri 18 Tanjab Timur untuk membahas masalah yang dihadapi peneliti sebagai guru PPKn. Peneliti sebagai guru PPKn merasakan bahwa hasil belajar siswa dan motivasi untuk berprestasi siswa di kelas IX.A rendah meskipun guru sudah menerapkan model pembelajaran yang bervariasi seperti ceramah. Siswa cenderung diam dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar siswa terlihat hanya 51% saja yang tuntas. Hal ini terlihat dari data sebagai berikut :

 

Tabel 4.1.  Hasil Observasi Tes Awal

 

No.

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1.

ABD

60

Tidak Tuntas

2.

AGS

55

Tidak Tuntas

3.

ALD

70

Tuntas

4.

AND

50

Tidak Tuntas

5.

ARN

50

Tidak Tuntas

6.

BSR

69

Tuntas

7.

DVI

70

Tuntas

8.

DNA

68

Tuntas

9.

FTR

70

Tuntas

10.

FIT

69

Tuntas

11.

IND

60

Tidak Tuntas

12.

IRH

70

Tuntas

13.

JUM

69

Tuntas

14.

KHO

80

Tuntas

15.

LID

60

Tidak Tuntas

16.

RIZI

50

Tidak Tuntas

17.

RON

55

Tidak Tuntas

18.

MLD

65

Tidak Tuntas

19.

MLY

60

Tidak Tuntas

20.

MTR

70

Tuntas

21.

NIR

70

Tuntas

22.

PUT

69

Tuntas

23.

RIK

80

Tuntas

24.

RYH

55

Tidak Tuntas

25.

SUL

70

Tuntas

26.

SYH

55

Tidak Tuntas

27.

VER

65

Tidak Tuntas

Persentase Ketuntasan Siswa

 ( P ) =  ∑ Siswa yang  tuntas   x 100

            ∑ Siswa seluruhnya    

          

 

Ketuntasan

51 %

 

 

Dari hasil wawancara yang dilakukan ditemukan beberapa kesulitan siswa dalam bertanya, menjawab atau menanggapi suatu jawaban antara lain :

1.  Selaku individu, siswa tidak tahu cita-cita dan potensi dirinya sehingga perlu diarahkan jalur pendidikannya menuju cita-cita tersebut.

2.      Dalam berkelompok kesulitan siswa antara lain :

a.   Sulit mengungkapkan suatu pendapat seperti bertanya, menjawab atau menanggapi padahal sudah terasa didalam hati dan pikiran mereka.

b.      Takut ditertawai jika salah pengucapan.

c.  Tidak tahu cara menyusun kalimat yang baik dan benar dalam bertanya, menjawab atau menanggapi suatu jawaban.

d.      Malu untuk tampil ke depan.

 

Hasil belajar Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2019 dalam satu kali pertemuan

( 2 x 40 menit )

Kompetensi Dasar sebagai berikut :

 Standar Kompetensi  4 :

Menampilkan prestasi diri sesuai dengan kemampuan demi keunggulan bangsa

Kompetensi Dasar 4.1  :

Menjelaskan pentingnya prestasi diri bagi keunggulan bangsa.

.Materi                                   : Prestasi Diri

Hasil belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 4.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I

No.

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1.

ABD

68

Tuntas

2.

AGS

60

Tidak Tuntas

3.

ALD

80

Tuntas

4.

AND

60

Tidak Tuntas

5.

ARN

55

Tidak Tuntas

6.

BSR

75

Tuntas

7.

DVI

70

Tuntas

8.

DNA

70

Tuntas

9.

FTR

75

Tuntas

10.

FIT

70

Tuntas

11.

IND

65

Tidak Tuntas

12.

IRH

75

Tuntas

13.

JUM

70

Tuntas

14.

KHO

83

Tuntas

15.

LID

65

Tidak Tuntas

16.

RIZI

55

Tidak Tuntas

17.

RON

60

Tidak Tuntas

18.

MLD

70

Tuntas

19.

MLY

65

Tidak Tuntas

20.

MTR

73

Tuntas

21.

NIR

75

Tuntas

22.

PUT

70

Tuntas

23.

RIK

83

Tuntas

24.

RYH

60

Tidak Tuntas

25.

SUL

70

Tuntas

26.

SYH

60

Tidak Tuntas

27.

VER

70

Tuntas

Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I

 ( P ) =  ∑ Siswa yang  tuntas   x 100

            ∑ Siswa seluruhnya    

          

Ketuntasan

62 %

 


Hasil Refleksi Siklus I

Dalam proses pembelajaran, perhatian siswa belum sepenuhnya terpusat pada materi pelajaran. Siswa masih malu-malu untuk berdiskusi dengan temannya dan belum berani mempresentasikan hasil diskusi bersama pasangannya di kelas.

 

Hasil belajar Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2019 dalam satu kali pertemuan

( 2 x 40 menit ) Kompetensi Dasar sebagai berikut :

Standar Kompetensi   4 :

Menampilkan prestasi diri sesuai dengan kemampuan demi keunggulan bangsa

Kompetensi Dasar 4.1  :

Menjelaskan pentingnya prestasi diri bagi keunggulan bangsa.

Materi                  : Prestasi Diri

Hasil belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 4.3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II

No.

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1.

ABD

70

Tuntas

2.

AGS

65

Tidak Tuntas

3.

ALD

83

Tuntas

4.

AND

65

Tidak Tuntas

5.

ARN

60

Tidak Tuntas

6.

BSR

75

Tuntas

7.

DVI

70

Tuntas

8.

DNA

70

Tuntas

9.

FTR

75

Tuntas

10.

FIT

70

Tuntas

11.

IND

69

Tuntas

12.

IRH

75

Tuntas

13.

JUM

73

Tuntas

14.

KHO

83

Tuntas

15.

LID

65

Tidak Tuntas

16.

RIZI

60

Tidak Tuntas

17.

RON

65

Tidak Tuntas

18.

MLD

70

Tuntas

19.

MLY

69

Tuntas

20.

MTR

73

Tuntas

21.

NIR

75

Tuntas

22.

PUT

70

Tuntas

23.

RIK

83

Tuntas

24.

RYH

65

Tidak Tuntas

25.

SUL

70

Tuntas

26.

SYH

65

Tidak Tuntas

27.

VER

70

Tuntas

 

Persentase Ketuntasan Siswa Siklus II

 ( P ) =  ∑ Siswa yang  tuntas   x 100

            ∑ Siswa seluruhnya    

          

 

Ketuntasan

70 %

 


Hasil Refleksi Siklus II

Dalam proses pembelajaran, perhatian siswa sudah terpusat pada materi pelajaran. Siswa sudah mulai berdiskusi dengan pasangannya namun belum berani mempresentasikan hasil diskusi bersama pasangannya didepan kelas.

 

 Hasil belajar Siklus III

Siklus III dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2019 dalam satu kali pertemuan

 ( 2 x 40 menit ) dengan Kompetensi Dasar sebagai berikut :

Standar Kompetensi   4 :

Menampilkan prestasi diri sesuai dengan kemampuan demi keunggulan bangsa

Kompetensi Dasar 4.2  :  

Mengenal potensi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan.

Materi                  : Potensi Diri

Hasil belajar sebagai berikut :

Tabel 4.4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III

No.

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1.

ABD

73

Tuntas

2.

AGS

65

Tidak Tuntas

3.

ALD

85

Tuntas

4.

AND

65

Tidak Tuntas

5.

ARN

65

Tidak Tuntas

6.

BSR

79

Tuntas

7.

DVI

75

Tuntas

8.

DNA

75

Tuntas

9.

FTR

80

Tuntas

10.

FIT

70

Tuntas

11.

IND

73

Tuntas

12.

IRH

78

Tuntas

13.

JUM

75

Tuntas

14.

KHO

85

Tuntas

15.

LID

75

Tuntas

16.

RIZI

65

Tidak Tuntas

17.

RON

65

Tidak Tuntas

18.

MLD

70

Tuntas

19.

MLY

73

Tuntas

20.

MTR

73

Tuntas

21.

NIR

77

Tuntas

22.

PUT

75

Tuntas

23.

RIK

85

Tuntas

24.

RYH

70

Tuntas

25.

SUL

75

Tuntas

26.

SYH

65

Tidak Tuntas

27.

VER

75

Tuntas

Persentase Ketuntasan Siswa Siklus III

 

 ( P ) =  ∑ Siswa yang  tuntas   x 100

            ∑ Siswa seluruhnya    

          

Ketuntasan

77 %

 


Hasil Refleksi siklus III

Dalam proses pembelajaran, siswa sudah berani berdiskusi, berani berpendapat, berani mengomentari pendapat siswa lainnya. Siswa tidak takut lagi untuk berdiskusi berpasangan, tidak takut lagi bertukar pikiran. Hasil belajar siswa sudah optimal atau sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Hasil  belajar siswa  mencapai 77 %  atau sekitar 21 orang yang mencapai atau melewati batas KKM.

 

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ( Siklus I sampai Siklus III )

Berdasarkan data dari siklus I sampai siklus III terlihat bahwa model pembelajara think-pair-share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil rekapitulasi data berikut ini :

Tabel 4.5. Tabel Rekapitulasi hasil belajar Siswa

           

Ketuntasan Belajar

Ketuntasan Belajar Siswa

Sebelum

Penelitian

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Tuntas

13 Orang

( 48 % )

17 Orang

( 62 %  )

19 Orang

( 70 % )

21 Orang

( 77 % )

Tidak Tuntas

14 Orang

( 51 % )

10 Orang

( 38 % )

8 Orang

( 30 % )

6 Orang

( 24 % )

 

 


Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share ( TPS ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IX.A pada materi prestasi diri mata pelajaran PPKn semester genap tahun pelajaran 2018/2019 di SMP Negeri 18 Tanjab Timur. Kecamatan Sadu. Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Privinsi Jambi.

Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum penelitian dilakukan hanya 48%     ( 13 orang ) yang mencapai atau melewati batas KKM 67. Setelah dilakukan tindakan penelitian, peningkatan terjadi pada setiap siklus. Pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 62 % ( 17 Orang ). Pada siklus II mencapai 70 %        ( 19 Orang ) serta pada siklus III ketuntasan belajar 77 %    ( 21 Orang).

Kelebihan Model Pembelajaran Think-Pair-Share:

1)     Lebih mengefektifkan waktu dan memudahkan guru dalam mengarahkan jalannya diskusi.   

2)  danya interaksi antar siswa dalam proses belajar mengajar melalui kegiatan diskusi dapat meningkatkan ketrampilan sosial siswa.

3)    Baik siswa yang pandai maupun kurang pandai sama-sama memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar.

4)      Siswa lebih mudah dalam memahami konsep dan memperoleh kesimpulan.

5)  Optimalisasi partisipasi siswa lewat kegiatan bertanya, berdiskusi, dan pengembangan bakat kepemimpinan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arikunto Suharsimi, 2010 ; Prosedur Penelitian ; Jakarta ; PT Rineka Cipta.

Djaali, Muljono Pudji , 2007 ; Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan : Jakarta ;

Grasindo..

Hamzah B. Uno. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Margono.S.2010. Metode Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta. 

Oemar Hamalik. . 1991.Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

. 1991. Pendidikan Guru Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar

Maju.

 

Purwanto, 2009 ; Evaluasi Hasil Belajar ; Yogyakarta ; Pustaka Pelajar.

Richard. I Arends. 1998. Learning To Teach: Fifth Edition. Boston: Mc Graw-Hill Companies, Inc.

. 1997. Classroom Instruction and Management. United States of America: The Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Supardi.2012; Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksaraa.

 

Winkel, WS. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

TerPopuler