Parpol Kelas Cocktail dan Mocktail Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Parpol Kelas Cocktail dan Mocktail

Senin, 25 April 2022,


Parpol Kelas Cocktail dan Mocktail


Oleh Agung Marsudi


SEPERTI minuman cocktail dan mocktail, yang membedakan hanya alkohol. Alkohol dijual terbatas, tempat yang sudah mendapat ijin, harganya mahal. Begitu juga dengan deretan partai politik di negeri kita, beda antar parpol ini seakan di ideologi, padahal praktiknya seputaran "uang".


Peracik cocktail adalah profesional, yang menerima bayaran mahal. Peramu politik juga para profesional seperti konsultan politik, opinion leader dan lembaga survey, juga berbayar.


Adagium, "Tidak ada makan siang yang gratis" bertemu di meja makan. Cocktail menjadi minuman alternatif menyegarkan, bagi para peramu politik, dalam rapat-rapat terbatas dan tertutup para elit politik.


Partai politik kelas Cocktail, maharnya mahal, memiliki kursi di DPR signifikan. Partai kelas Mocktail, ongkosnya bisa negosiasi, kursinya ada, tapi untuk berkuasa kurang daya, sehingga perlu koalisi. Jadi, maunya otoriter bersama-sama.


Apapun partainya, minumannya selalu menyegarkan. Apalagi di musim "hareudang" pilkada. Ongkos tanda tangan rekomendasi jangan ditanya.


Pun untuk Pilpres 2024, jumlah pasangan ditentukan, setidaknya oleh 3 Parpol kelas Cocktail, yang menentukan siapa presidennya, yaitu PDIP, Golkar, dan Gerindra.


"Mau Negroni, Caipirinha, Mojito, atau Pina Colada," tergantung selera. Di balik; Tahta, dan harta, selalu ada wanita. Melawan historia, mengigau histeria. Mabuk kekuasaan, memang membuat lupa segalanya.



Solo, April 2022

TerPopuler