Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Materi Mengenal Negara-Negara ASEAN Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Materi Mengenal Negara-Negara ASEAN Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match

Rabu, 09 November 2022,

 


ABSTRAK

HERNAWATI, 2022. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Materi Mengenal Negara-Negara
                         ASEAN Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match Kelas VIIIB SMP
                         Negeri 11 Tanjung Jabung Timur Tahun Pelajaran 2022/2023


Kegiatan belajar mengajar dikelas pada kenyataanya berlangsung pembelajaran kurang
berpusat pada siswa, masih banyak siswa yang malas, kurang aktif, kadang-kadang ada yang
bermain-main sendiri dan menganggu teman yang lainnya didalam kelas ketika pembelajaran
berlangsung. Hal ini merupakan masalah yang dihadapi di SMP Negeri 11 Tanjung Jabung Timur
kelas VIIIB bila berhadapan dengan mata pelajaran IPS. Keadaan ini mengakibatkan penguasaan
konsep dan hasil belajarnya masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).


Penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 11 Tanjung Jabung Timur,
semester II Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa 30 orang untuk mata pelajaran IPS
tentang interaksi mahluk hidup dengan lingkungan. Rendahnya hasil belajar IPS siswa SMP
Negeri 11 Tanjung Jabung Timur Kecamatan Muara Sabak Timur, yang disebabkan oleh
kurangnya minat belajar siswa dan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat merupakan
permasalahan yang serius dan harus dicarikan solusinya.


Solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 11 Tanjung
Jabung Timur digunakan model Make a Match. Model ini merupakan model pembelajaran yang
melibatkan peran aktif siswa dengan mencari pasangan sambil menerapkan suatu konsep dalam
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 2 siklus
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak
20 siswa atau sebesar 66,67%, sedangkan sebanyak 10 siswa belum mencapai KKM dengan
persentase sebesar 33,33%. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 27 siswa yaitu
sebesar 90%, sedangkan sebanyak 3 siswa atau 10% belum mencapai KKM.
Kata Kunci : Belajar, Pembelajaran IPS, Hasil Belajar, Model Pembelajaran, Make a Match
 

PENDAHULUAN


Latar Belakang Masalah


Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar disekolah yang diinginkan oleh setiap
guru adalah proses pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa
antusias dalam menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bertukar informasi
dan saling memberikan semangat. Tujuan akhir dari semua proses itu adalah
penguasaan konsep dan hasil yang memuaskan. Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan peran pendidik yang profesional, memiliki kesehatan baik secara jasmani
dan rohani, selain itu pendidik harus memiliki kompetensi baik secara kualifikasi
akademik maupun kompetensi dasar sebagai pendidik. Pendidik harus mampu
menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi dan tujuannya
serta tingkat usia peserta didik.


Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
proses belajar yang dialami oleh peserta didik sebagai anak didik. Belajar bukan menghafal dan
bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Sedangkan dalam pengertian yang sangat luas, belajar diartikan oleh Anita E.
Woolfolk (dalam Taufiq, 2017:53) sebagai perubahan perilaku akibat dari suatu pengalaman
tertentu. Belajar terjadi bilamana pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan
perilaku yang relatif permanen pada seseorang atau individu.
Agar siswa lebih termotivasi dan bersungguh-sungguh dalam belajar IPS,
sebaiknya dalam proses belajar mengajar guru perlu memilih dan memanfaatkan tehnik,
metode dan model pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran IPS. Hal
ini agar dapat memperlihatkan betapa bermanfaatnya IPS bagi kehidupan melalui
contoh-contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu guru juga harus

bersemangat dalam menyajikan materi IPS dengan memilih hal-hal yang menarik dan
relevan dengan kehidupan siswa.
Kegiatan belajar mengajar dikelas pada kenyataanya berlangsung pembelajaran
kurang berpusat pada siswa, masih banyak siswa yang malas, kurang aktif, kadang-
kadang ada yang bermain-main sendiri dan menganggu teman yang lainnya didalam
kelas ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini merupakan masalah yang dihadapi di
SMP Negeri 11 Tanjung Jabung Timur kelas VIIIB bila berhadapan dengan mata
pelajaran IPS. Keadaan ini mengakibatkan penguasaan konsep dan hasil belajarnya
masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 11 Tanjung Jabung
Timur, peneliti menemukan permasalahan di kelas VIIIB, dimana hasil belajar IPS
masih belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Nilai terendah 40, nilai
tertinggi 70 dan nilai rata-rata 53,34. Data menunjukkan dari 30 siswa, 10 siswa
(33,34%) mendapat nilai di atas KKM (≥70), 20 siswa (66,67%) mendapat nilai di
bawah KKM (≥70). Hasil belajar siswa rendah disebabkan dalam pembelajaran aktivitas
siswa kurang, cepat bosan, masih merasa malu ketika guru meminta untuk tampil di
depan kelas karena tidak ada rasa percaya diri. Selain itu guru cenderung monoton,
masih menggunakan ceramah, kurang bisa membangkitkan motivasi belajar, belum
menggunakan media/alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sehingga materi yang
disampaikan sulit dipahami oleh siswa, dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas perlu dicari solusinya agar
tujuan tercapai secara efektif, efisien. Penerapan model pembelajaran yang inovatif dan
menarik sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Penerapan model
Make a Match. diharapkan menjadi solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah
pembelajaran IPS di SMP.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil
judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Materi Mengenal Negara-negara ASEAN
Menggunakan Model Pembelajaran Make a Match Kelas VIIIB SMP Negeri 11 Tanjung Jabung
Timur Tahun Pelajaran 2022/2023”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Apakah Model Pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar pada materi
Mengenal Negara-Negara ASEAN Kelas VIIIB SMP Negeri 11 Tanjung Jabung Timur Tahun
Pelajaran 2022/2023 ?
Hipotesis Tindakan
Dari perumusan masalah dan cara memecahkan masalah, maka peneliti merumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut:
Model Pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Mengenal
Negara-Negara ASEAN Kelas VIIIB SMP Negeri 11 Tanjung Jabung Timur Tahun Pelajaran
2022/2023.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Make a Macth di kelas VIIIB SMP Negeri 11 Tanjung
Jabung Timur.
Manfaat Hasil Penelitian
a. Bagi siswa adalah :
Memperoleh berbagai pengalaman menarik, menyenangkan dan memungkinkan bagi
dirinya untuk lebih mempunyai motivasi dan minat untuk belajar IPS.
b. Bagi peneliti adalah :
Meningkatkan kreatifitas guru dalam memberikan materi pembelajaran
c. Bagi guru lain adalah :
Memperoleh masukan tentang model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran
d. Bagi sekolah

1. Hasil penelitian ini bisa menambah referensi dan khazanah kepustakaan sekolah.
2. Memberikan masukan dalam mengembangkan kualitas pembelajaran


METODOLOGI PENELITIAN


Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah Classroom Action Research (Penelitian Tindakan
Kelas). Menurut Aqip dkk (2011:3) bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2022/2023, dimulai pada tanggal 18 bulan
Juli 2022 sampai dengan tanggal 09 bulan September 2022.


3.2.2 Tempat Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini diadakan di SMP Negeri 11 Tanjung Jabung Timur, Jalan
Inpres No.32, Desa Lambur Luar, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, Propinsi Jambi.


Subjek Penelitian


Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB, dengan jumlah siswa sebanyak 30
orang, 14 orang laki-laki dan 16 orang perempuan.
 

Sumber Data Penelitian


Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari beberapa sumber
yakni:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar.
2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran model Make a
Match dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Observer, dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara
komprehensif.


Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri
dari:


1. Tes, menggunakan butir soal untuk mengukur hasil belajar siswa.
2. Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa
dan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar IPS.

Teknik Pengumpulan Data


Tehnik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari:
1. Tes, digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
2. Observasi, digunakan sebagai tehnik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dan aktivitas guru dalam PBM dan pembelajaran model Make A Match.
3. Diskusi antara guru, teman sejawat dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
Analisis Data
Analisa data yang dikumpulkan dari setiap siklus yang terjadi akan dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil belajar, dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Mengacu pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa dikatakan tuntas jika telah mencapai
KKM, maka dalam penelitian ini kriterianya adalah siswa dikatakan tuntas jika nilai
hasil evaluasinya > 70%. Kemudian dikategorikan tuntas dan tidak tuntas, dan
seluruh siswa kelas VIIIB dikatakan tuntas jika rata-rata hasil evaluasinya diatas 75%
siswa telah mencapai ketuntasan.
2. Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dilakukan dengan menghitung selisih
rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II dengan siklus I.
3. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran Make a Match dengan Kriteria:
26,5 ≤ skor ≤ 32 = Sangat Baik

20 ≤ skor ≤ 26,5 = Baik
13,5 ≤ skor ≤ 20 = Cukup
8 ≤ skor ≤ 13,5 = Kurang
4. Aktivitas guru dengan menganalisa aktitas guru menggunakan model pembelajaran
Make a Match dengan krieria:
26,5 ≤ skor ≤ 32 = Sangat Baik
20 ≤ skor ≤ 26,5 = Baik
13,5 ≤ skor ≤ 20 = Cukup
8 ≤ skor ≤ 13,5 = Kurang

Prosedur Penelitian
Pelaksaaan penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama dua siklus, yang setiap
siklusnya terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi atau pengamatan
yang kemudian akan dilanjutkan dengan refleksi sebagai acuan pada siklus berikutnya. Untuk
mendapatkan pemahaman awal siswa tentang konsep Interaksi Mahluk Hidup dengan Lingkungan
maka dilakukan tes awal yang hasilnya akan dijadikan tolak ukur dalam menetapkan tindakan.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berikut:       
Siklus I       
1. Perencanaan (planning), pada tahap kegiatan ini meliputi:
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran.
b. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang
diterapkan dalam PTK.
c. Menyiapkan media pembelajaran berupa kartu soal dan jawaban sebagai media atau
sumber belajar bagi siswa.
d. Membuat Instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan tindakan (action),
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :
a. Menyiapkan media yang digunakan dalam model pembelajaran Make a Macth
berupa kartu soal dan kartu jawaban
b. Membuka pelajaran
c. Menyajikan materi pembelajaran.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan
f. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara bermain make a match
g. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu (kartu soal/kartu jawaban)
h. Siswa bermain make a match dengan bimbingan guru
i. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya
j. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
k. Setiap pasangan maju kedepan kelas untuk menjelaskan kartu yang diperolehnya
l. Memberikan penghargaan bagi kelompok yang berprestasi.
m. Membimbing siswa membuat kesimpulan sambil memperkuat konsep.
n. Memberikan tugas (PR) membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
3. Observasi (observation)


Pengamatan dilakukan terhadap:


a. Situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Keaktifan siswa
c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.
d. Evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus dengan memberikan tes akhir
4. Refleksi Terhadap Tindakan (reflection)

Data yang diperoleh dianalisa pada setiap siklus. Hasil analisa data dijadikan
bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Refleksi dilakukan oleh pelaku
tindakan bersama observer. Jika hasil refleksi siklus pertama belum sesuai dengan hasil
belajar, maka akan diadakan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya. Jika hasil dari

refleksi dari siklus pertama sudah sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan, maka akan
tetap dilaksanakan pembelajaran siklus berikutnya sebagi penguatan.
Siklus II


1. Perencanaan Tindakan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan Pembelajaran model Make A Match berdasarkan rencana
pembelajaran hasil pembelajaran pada siklus pertama.
3. Pengamatan Terhadap Tindakan
Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran dan
hasil evaluasi.
4. Refleksi Terhadap Tindakan
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.
 

HASIL DAN BAHASAN
 

Hasil Penelitian
 

Siklus I
Pada siklus pertama peneliti melakukan dua kali tatap muka dengan materi Letak
geografis Negara-negara ASEAN dan Batas-batas Negara-negara ASEAN.. Pada siklus pertama
peneliti melaksanakan tahap perencanaan (planing), tahap pelaksanaan (akting), tahap pengamatan
(observating) dan refleksi serta perencanaan ulang untuk memperbaiki pada siklus kedua.
Penggunaan model Make a Match terbukti dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan
hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar IPS dapat ditingkatkan.
Berikut ini hasil penelitian siklus I:


Tabel 1. Hasil observasi aktivitas guru siklus I

 

 

Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat hasil observasi aktivitas guru dalam proses
pembelajaran pada siklus I masih tergolong rendah dengan perolehan skor 24 atau 75%, sedangkan
skor idealnya adalah 32. Keterampilan guru dalam pembelajaran secara keseluruhan sudah baik,
namun ada beberapa keterampilan yang harus ditingkatkan diantaranya: membuka pelajaran
karena belum bisa menarik perhatian siswa serta belum mengaitkan dengan kehidupan nyata,
mengajukan pertanyaan karena pertanyaan yang diajukan kurang menyebar dan pemberian waktu
untuk berfikir masih kurang, menjelaskan materi pelajaran secara klasikal tentang ekosistem dan jaring-jaring makanan belum menggunakan tekanan dan belum dapat menarik perhatian siswa,
ketika menutup pelajaran belum memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan belum
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.


Hasil pengamatan aktivitas siswa saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas pada
siklus I dapat dilihat pada tabel 2 berikut:


Tabel 2. Perolehan skor aktivitas siswa diskusi Make a Macth Siklus I

 

 Aktivitas siswa secara keseluruhan masuk dalam kategori cukup. Ada beberapa
indikator yang perlu ditingkatkan diantaranya: Siswa belum belajar sebelumnya dan
belum menyiapkan materi yang akan dipelajari sehingga siswa tidak siap dalam
mengikuti pelajaran. Siswa juga belum memahami apersepsi dan belum berani
mengemukakan pendapat, bertanya tentang materi, fokus pada pelajaran. Masih banyak
siswa yang berbicara dengan teman, bermain sendiri, belum paham aturan main make a
macth, belum menemukan pasangan sesuai waktu yang diberikan dan hasil yang
disampaikan belum tepat.


Hasil pengamatan hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3 berikut:


Tabel 3. Hasil belajar siswa kelas VIIIB Siklus I (Lihat Lampiran 10)


 

 

 Berdasarkan tabel dan grafik diatas hasil ulangan setelah menggunakan pembelajaran
Make a Match mengalami peningkatan sebelumnya 53,75 menjadi 66,67 setelah dilakukan
pembelajaran Make a Match, ini berarti naik 12,92. Siklus I pertemuan I rata- rata hasil belajar
siswa yaitu 67 dengan ketuntasan belajar klasikal 66,67% yaitu 20 siswa tuntas belajar dengan
mendapatkan nilai ≥ 70 dan masih ada 10 atau 33,33% siswa belum tuntas sehingga perlu
ditingkatkan untuk pertemuan selanjutnya.


Refleksi


Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
IPS dengan menggunakan model Make a Match perlu diperbaiki dengan melanjutkan ke
siklus II karena indikator keberhasilan yang diinginkan belum terpenuhi secara
menyeluruh, masih ada kekurangan setiap variabel sehingga perlu ditingkatkan. Hal ini
disebabkan karena:


1. Sebagian kelompok belum memahami langkah-langkah pembelajaran Make a Match secara
utuh dan menyeluruh.
2. Masih ada beberapa siswa ditiap kelompok yang belum sepenuhnya aktif pada saat berdiskusi.
Berdasarkan hasil penilaian masih ada 6 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Hal ini
menandakan masih cukup banyak siswa yang belum memahami materi tentang Letak geografis
negera-negara ASEAN dan Batas-batas Nagara ASEAN, meskipun guru sudah membantu
membimbing siswa yang belum mengerti pada saat diskusi kelompok.


Untuk mengatasi hal tersebut di atas dilakukan upaya sebagai berikut:


1. Guru membantu kelompok yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran Make a
Match.
2. Guru membantu siswa untuk aktif berdiskusi
3. Diakhir kegiatan siswa diberi tugas (PR) membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya, dengan harapan pada saat kegiatan belajar nanti siswa telah memiliki gambaran umum
tentang materi yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih siap belajar.

 

Siklus II
 

Pada siklus kedua peneliti melakukan dua kali tatap muka dengan materi Pola Interaksi
dalam Ekosistem dan Aliran Energi dalam Ekosistem. Pada siklus kedua peneliti melaksanakan

tahap perencanaan (planing), tahap pelaksanaan (akting), tahap pengamatan (observating) dan
refleksi. Berikut ini hasil penelitian siklus II:
 

Tabel 4. Hasil observasi aktivitas guru siklus II

 

 

 Dari tabel 4 diatas terlihat hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada
siklus II sudah sangat baik dengan perolehan skor 30 atau 94%, sedangkan skor idealnya adalah
32. Guru sudah membuka pelajaran dengan menarik perhatian siswa serta memberikan motivasi
pada siswa, mengajukan pertanyaan dengan pertanyaan yang menyebar dan pemberian waktu
untuk berfikir sudah baik, menjelaskan materi pelajaran secara klasikal Pola Interaksi dalam
Ekosistem dan Aliran Energi dalam Ekosistem sudah dapat menarik perhatian siswa, ketika
menutup pelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan dapat menyimpulkan
materi yang telah dipelajari dengan baik.


Hasil pengamatan aktivitas siswa saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas pada
siklus II dapat dilihat pada tabel 5 berikut:


Tabel 5. Perolehan skor aktivitas siswa diskusi Make a Macth Siklus II

 

 

 Aktivitas siswa secara keseluruhan masuk dalam kategori sangat baik. Siswa
sudah belajar sebelumnya dan menyiapkan materi yang akan dipelajari sehingga siswa
siap dalam mengikuti pelajaran. Siswa juga sudah memahami apersepsi dan siswa
berani mengemukakan pendapat, bertanya tentang materi, fokus pada pelajaran serta
sudah memahami permainan Make a Match.


Hasil pengamatan hasilbelajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 6 berikut:


Tabel 6. Hasil belajar siswa kelas VIIIB Siklus II (Lihat lampiran 11)

 

 

 Adapun hasil belajar siswa kelas VIIIB siklus II disajikan dalam bentuk grafik
dibawah ini:

 

 

 Gambar 4. 2. Grafik Hasil belajar siswa kelas VIIIB Siklus II

Berdasarkan Tabel dan grafik diatas hasil ulangan setelah menggunakan pembelajaran
Make a Match pada siklus II mengalami peningkatan sebelumnya 67 menjadi 75,67 ini berarti naik
10,67. Siklus II rata- rata hasil belajar siswa yaitu 75,67 dengan ketuntasan belajar klasikal 90%
yaitu 27 siswa tuntas belajar dengan mendapatkan nilai ≥ 70 dan masih ada 3 atau 10% siswa
belum tuntas.


2. Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran IPS dengan model Make a Match sudah menunjukkan keberhasilan yang diinginkan
secara menyeluruh. Semua rencana tindakan dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari:
a. Suasana pembelajaran sudah mengarah pada pembelajaran Make a Match. Tugas yang
diberikan guru kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja pada materi pola interaksi
dalam ekosistem dan aliran energi dalam ekosistem mampu dikerjakan dengan baik.
b. Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta.
Bahasan
Dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan 2 siklus dengan 4 kali pertemuan melalui
observasi kegiatan pembelajaran, observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan
hasil belajar maka dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran Make a Match efektif untuk
digunakan pada mata pelajaran IPS materi Mengenal Negara-negara ASEAN. Hal ini terlihat dari:
1. Kegiatan belajar mengajar IPS materi Mengenal Negara-negara ASEAN menggunakan model
Make a Match sebagaimana direncanakan guru berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari hasil observasi teman sejawat terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti
yaitu siklus I sebesar 75%, siklus II sebesar 94% terjadi peningkatan sebesar 19%. Peningkatan
terjadi karena saat pembelajaran dimulai, guru telah melakukan apersepsi, mengaitkan dengan
kehidupan nyata, serta memberikan motivasi pada siswa dengan menarik perhatian siswa. Ini
merupakan upaya guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan kondisi belajar yang
kondusif agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal.
2. Dalam kegiatan pembelajaran mulai dari siklus I sampai siklus II terlihat aktivitas siswa sangat
baik. Hal ini dilihat dari 4 kali pertemuan yang dilakukan peneliti terlihat jelas ada peningkatan
aktivitas siswa yaitu dalam proses belajar mengajar siklus I diperoleh 59%, sedangkan pada
siklus II diperoleh 97% terjadi peningkatan sebesar 38%. Peningkatan ini terjadi karena siswa
lebih aktif, berinteraksi dengan baik, dan belajar bertanggung jawab dengan menjelaskan hasil
pekerjaanya didepan kelas. Hasil Observasi aktivitas siswa juga dalam pembelajaran siswa
telah mengerjakan evaluasi sesui petunjuk, dan waktu mengerjakan secara individu.
Pendidikan modern lebih menitik beratkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil
bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan sikap dan
nilai.
3. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match pada mata pelajaran IPS
materi Mengenal Negara-negara ASEAN dinyatakan berhasil dan tujuan pembelajaran
tercapai. Hal ini dibuktikan dari hasil pelaksanaan siklus I nilai rata-rata 67 siklus II nilai rata-
rata 75,67 terjadi peningkatan sebesar 10,67. Hasil belajar siswa didapatkan dari mengerjakan
soal evaluasi yang diberikan oleh guru pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Evaluasi hasil
belajar digunakan untuk merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas (secara
bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian
tertentu.
Dari temuan tersebut diatas berarti pembelajaran model Make a Match dapat dijadikan
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS karena pembelajaran ini
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.


SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan


Beradasrkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaraan Make a Match di kelas VIIIB SMP Negeri 11 Tanjung
Jabung Timur khususnya materi Mengenal Negara-Negara ASEAN dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil persentase siswa yang mencapai nilai
KKM pada siklus I yaitu 66,67% sedangkan pada siklus II yaitu 90%.
2. Dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match, siswa termotivasi dalam belajar
IPS, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar rata-rata sebesar
10,67.


Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti menyarankan
hal-hal sebagai berikut:


1. Sebaiknya model Make a Match tidak hanya diterapkan dalam pembelajaran dalam PTK
ini saja melainkan pada mata pelajaran lainnya. Hal ini dikarenakan selain dapat
meningkatkan aktivitas siswa, model ini juga dapat meningkatkan keterampilan guru dan
hasil belajar.
2. Model Make a Match sebaiknya dapat digunakan model pembelajaran dalam materi
Mengenal Negara-negara ASEAN, sebagai salah satu alternatif untuk melaksanakan
pembelajaran inovatif, agar siswa merasa senang dan lebih tertarik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
3. Guru dalam proses pembelajaran diupayakan dapat menggunakan metode yang bervariasi
sehingga siswa tidak bosan.


DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suhardjono, dan Supardi.2011. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Aqib, Zaenal., Siti Jaiyaroh., Eko Diniati dan Khusnul Khotimah. 2011: Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2016. Ragam Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Profesionalisme Guru. Kata Pena: Jakarta.
Munadi, Yudhi. 2012. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada
Perss.
Rofa’ah. 2016. Pentingnya kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran dalam prespektif islam.
Yogyakarta: deepublish
Rusman.2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:
Rajawali Pers.
……….. 2012. model-model pembelajaran.Depok: Raja Grafindo persada
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Siregar, evelin dan Nara, Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyanto. 2010 Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Presindo
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Srtategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Laerning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Taufiq, Agus., Hera L Mikarsa dan Puji L Prianto. 2017. Pendidikan Anak di SD. Tangerang
Selatan: Universitains Terbuka.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi aksara.

TerPopuler