MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI PERUMUSAN DAN PENETAPAN PANCASILA MATA PELAJARAN PPKN Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI PERUMUSAN DAN PENETAPAN PANCASILA MATA PELAJARAN PPKN

Selasa, 08 November 2022,
ARIS HARIADI


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI PERUMUSAN DAN PENETAPAN PANCASILA MATA PELAJARAN PPKN DI KELAS VII.A SMP NEGERI 18 TANJAB TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019/2020


Oleh : ARIS HARIADI

SMP N 18 TANJAB TIMUR 

Arishariadi679@gmailcom


Abstrak :

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil di kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur Tahun Pelajaran 2019/2020. Pada kelas tersebut peneliti menemukan suatu permasalahan hasil belajar pada mata  pelajaran PPKn.  Siswa di kelas tersebut, merasa jenuh sehingga kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran bahkan tidak memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru. Akhirnya hasil pembelajaran dikelas ini menurun drastis. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa,  Peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran yang baru dan menarik bagi siswa dalam proses pembelajaran.


Matode merupakan sarana atau alat yang digunakan dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas, Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pembelajaran teka-teki silang (Crossword Puzzle). Metode ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. kuantitatif untuk memberikan gambaran peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok dan teknik analisis data kualitatif melalui observasi, wawancara dan catatan lapangan. Sebelum penelitian dilakukan, ketuntasan hasil belajar siswa Sekitar 42 % siswa (11 orang dari 26 orang siswa di kelas) memenuhi standar ketuntasan minimal yaitu 65.


Hasil penelitian di kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur  menunjukkan bahwa pada siklus I ketuntasan hasil belajar mencapai 53 % ( 14 orang ).Pada siklus II, hasil ketuntasan belajar siswa meningkat dan mencapai angka 65 % ( 17 orang ). Pada Siklus III, hasil ketuntasan  belajar siswa meningkat  dan mencapai 76 % ( 20 orang ).  Berdasarkan analisis data yang dilakukan  membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode teka-teki silang ( Crossword Puzzle ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VII.A. Metode ini dapat menumbuh kembangkan kerjasama kelompok jika dilakukan berkelompok,dimana siswa memiliki keleluasaan untuk melakukan tanya jawab edukatif dengan teman sebaya, dengan guru dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman. 


Kata Kunci :  Crossword Puzzle, Hasil Belajar


PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang tersebut, maka hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah mendapatkan perhatian yang serius dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.


Pendidikan merupakan proses untuk pengembangan diri manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan merupakan modal besar dalam menghadapi era globalisasi. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menjadi faktor penentu tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia. Kegiatan belajar mengajar disekolah, akan berjalan lancar jika komponen-komponen yang ada di sekolah terpenuhi. Komponen yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah guru, sarana dan prasarana, metode pembelajaran, kurikulum dan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan.


Antara komponen-komponen tersebut harus saling mendukung dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Faktor dari dalam individu siswa juga sangat berpengaruh dalam proses dan hasil belajar seperti minat dan daya tarik siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Tanpa adanya minat belajar, tidak mungkin siswa memiliki kemauan belajar dan mencapai hasil belajar yang optimal. 


Seorang guru tidak hanya cukup menyampaikan materi pelajaran semata, akan tetapi guru juga harus bisa menciptakan suasana belajar yang baik dan menyenangkan. Guru juga harus tepat dalam pemilihan metode dan strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi dan keadaan siswa. Guru dituntut untuk dapat melakukan usaha-usaha dalam menumbuhkan kembangkan siswanya dalam pembelajaran.


Penggunaan metode pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Minat belajar yang tinggi akan membawa perasaan senang, sehingga materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dipahami atau diserap oleh siswa. Metode pembelajaran menjadi sarana dalam menyampaikan materi pelajaran. Tanpa metode yang tepat, maka suatu proses pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif dan efisien. 


Metode pembelajaran tersebut harus mampu mengikutsertakan semua siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan yang akan membawa pengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.


Kenyataanya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan seperti yang telah disampaikan di atas ternyata tidaklah mudah. Begitupula yang terjadi pada pembelajaran PPKn di SMP Negeri 18 Tanjab Timur. Pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru. Pembelajaran lebih berpusat pada guru (Teacher Oriented).sehingga kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi dan belum diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki (Wina Sanjaya,2008:1-2).


Penggunaan metode ceramah, dalam menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa, hanya membuat siswa cenderung pasif dalam pembelajaran karena hanya mencatat dan mendengarkan. Kondisi seperti ini yang terkadang membuat proses pembelajaran kurang menarik dan berpengaruh pada hasil belajar siswa.


Idealnya suatu proses pembelajaran dibutuhkan strategi yang tepat khususnya dalam pembelajaran PPKn yang telah dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Dengan optimalnya pelaksanaan pembelajaran PPKn maka pembelajaran mampu memberikan bekal kepada siswa untuk berpikir kritis, logis, analisis, sistematis, dan kreatif. Dengan begitu pembelajaran PPKn bukan lagi dianggap sebagai mata pelajaran hafalan dan membosankan namun merupakan pembelajaran PPKn yang aktif dan inovatif  serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa.


Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur pada pelajaran PPKn, siswa cenderung diam dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran hal tersebut dimungkinkan karena guru kurang bervariasi dalam penggunaan metode. Terlihat siswa terkadang merasa jenuh dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Siswa yang cenderung tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Akhirnya hasil pembelajaran dikelas ini menurun drastic, hanya 42% dari jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 65.

         

Apabila keadaan yang demikian terus terjadi, maka tujuan pendidikan akan semakin sulit dicapai. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang lebih menarik dan dapat menambah minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan begitu dapat mendongkrak hasil belajar siswa. Metode pembelajaran yang cocok untuk permasalahan diatas  adalah Metode Teka-Teki Silang ( Crossword Puzzle ). Metode Teka-Teki Silang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung (Himsyah Zaini,2012:71).


Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik untuk membuat suatu penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa  Melalui  Metode Crossword Puzzle  pada Materi  Perumusan dan Penetapan Pancasila Mata Pelajaran PPKn di Kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab  Timur Tahun  Pelajaran 2019/2020”.


Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat di identifikasi suatu permasalahan yaitu apakah metode Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) pada materi Perumusan dan Penetapan Pancasila dalam mata pelajaran PPKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur Tahun Pelajaran 2019/2020 ?


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle) pada pembelajaran PPKn materi Perumusan dan Penetapan Pancasila di kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020.


Hipotesis penelitian yang di ajukan dalam penelitian ini adalah aplikasi metode Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur pada tahun pelajaran 2019/2020.


Adapunmanfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1.  Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahauan khususnya berkaitan dengan penerapan metode teka teki silang    (Crossword Puzzle)  pada mata pelajaran PPKn dimasa mendatang.

2.  Manfaat Praktis

a.  Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang mengarah pada minat dan hasil  belajar khususnya mata pelajaran PPKn.

b.  Bagi Guru

Dapat memberikan masukan bagi rekan-rekan guru PPKn dan guru mata pelajaran lain, bahwa metode teka-teki silang (Crossword Puzzle ) dapat mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa dikelasnya. 

c.  Bagi Siswa

Penerapan metode dan media dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran PPKn.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan yang dimiliki peneliti dalam mengatasi minat belajar siswa dan hasil belajar siswa.


METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, dkk.,2008:3). Penelitian ini menggunakan desain tindakan model Kemmis & McTaggart.yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan  ( planing ), tindakan ( action ), observasi ( observation ) dan refleksi ( reflektion ). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama,2010:20-21). Adapun langkah-langkah pada setiap siklus ( skiklus I sampai siklus III ) sebagai berikut:


Perencanaan ( planing )

Langkah-langkah dalam tahap perencanaan sebagai berikut:


Peneliti menyiapkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian materi dan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Teka-Teki Silang.


Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:


Lembar observasi minat atau hasil belajar

Pedoman wawancara siswa

Dokumentasi

2. Tindakan ( action )

Pada tahap ini, rancangan skenario pembelajaran akan diterapkan. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam bentuk pembelajaran dan siklus. Tiap pembelajaran dilakukan dengan materi yang berbeda. Tahap-tahap yang dilakukan dalam implementasi tindakan adalah sebagai berikut:


Pendahuluan

Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, dilanjutkan berdoa dan menanyakan kondisi siswa dan kelasnya serta presensi.

Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.


Kegiatan Inti

Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi pelajaran disertai tanya jawab.

Setelah materi pelajaran selesai disampaikan, siswa membaca materi 

Guru menyiapkan dan membagikan lembar teka-teki silang

Siswa mengerjakan lembar teka-teki silang

Guru memberi batasan siswa dalam mengerjakan teka-teki silang.

Siswa bersama guru mencocokan lembar teka-teki silang yang sudah dikerjakan.

Guru mengklarifikasi materi pelajaran.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.


c. Penutup

Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk pertemuan berikutnya

Guru mengucapkan salam penutup untuk mengakhiri pertemuan.

Observasi atau Pengamatan ( obsevation )

Kegiatan observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang merupakan dampak dari adanya tindakan. Ada tidaknya perubahan dipantau sejak tindakan diberikan. Hal-hal yang perlu diamati meliputi: pengamatan terhadap kegiatan guru dalam penerapan metode Teka-Teki Silang dan hasil belajar siswa.


4.  Refleksi ( reflection )

Hasil observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dijadikan bahan analisis (refleksi) untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui apakah yang terjadi sesuai dengan rancangan skenario, apakah tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan prosedur, apakah prosesnya seperti yang diharapkan. 


Selanjutnya, hasil refleksi digunakan sebagai dasar dalam menentukan putaran siklus berikutnya, apakah tindakan yang diberikan akan diteruskan, dimodifikasi, atau disusun rencana yang baru apabila ternyata belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu 75 %.


B. Setting Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 18 Tanjab Timur dengan alamat Jalan Lintas Sadu No.6 Desa Sungai Jambat. Kecamatan Sadu. Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Provinsi Jambi. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 di kelas VII.A pada tanggal 20 Juli sampai dengan tanggal 30 Agustus 2019. Pemilihan tempat penelitian ini, didasarkan pada pertimbangan atas adanya permasalahan yang muncul terkait dengan kurangnya hasil belajar siswa yang mencapai KKM sebesar 42%  dari siswa di kelas VII.A terhadap pelajaran PPKn.


2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur dengan jumlah 26 orang siswa yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. 


Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

1.  Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru sehingga terdapat perubahan tingkah laku dari siswa tersebut. Dalam penelitian ini pengukuran hasil belajar siswa dilakukan dengan lembar teka-teki silang yang dikerjakan siswa secara berkelompok atau secara individual.


2. Teka-Teki Silang

Teka-Teki Silang merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang berguna untuk mengingat pelajaran sedang berlangsung baik secara individu maupun kelompok, metode ini juga dapat dijadikan strategi pembelajaran yang asyik dan menyenangkan tanpa menghilangkan esensi belajar yang sedang berlangsung. Adapun Langkah-langkah yang dilakukan dalam  metode Teka-Teki Silang adalah sebagai berikut:


Guru Menyampaikan materi pembelajaran secara ringkas dan mencurahkan gagasan beberapa istilah atau nama-nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah disampaikan.


Menyusun pertanyaan sederhana, yang mencakup item-item sebanyak yang kita dapat. Hitamkan kotak-kotak yang tidak diperlukan.


Buatlah contoh-contoh item-item, gunakan diataranya dengan definisi pendek, kategori dan lawan kata.


Membagikan Teka-teki silang pada setiap siswa atau membentuk 5 kelompok belajar yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang jika dikerjakan berkelompok.


Siswa mengerjakan teka-teki silang secara berkelompk  dengan batasan waktu yang telah ditentukan.


Siswa bersama guru mencocokkan lembar jawaban teka-teki silang yang telah dijawab oleh siswa.


Guru mengklarifikasi materi pembelajaran

Guru memberikan kesempatan siswa untuk Tanya jawab.

Guru menanggapi pertanyaan siswa serta memberikan penguatan

Guru menilai hasil kerja TTS siswa.


D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain  :


1.  Observasi (pengamatan)

Kegiatan obsevasi dilakukan di kelas saat proses pembelajaran berlangsung untuk memperoleh data tentang situasi proses pembelajaran di kelas yang diobservasi. Data dari observasi ini dicatat dan kemudian ditindaklanjuti dalam pelaksanaan tindakan kelas. 


Menurut Wina Sanjaya (2010:86), observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dengan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran dan hasil belajar siswa selama menggunakan metode Teka-Teki Silang.


2.   Dokumentasi

Dokumentasi.yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto,2010:274). Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai sekolah, jumlah siswa, dan dokumen-dokumen lain yang mendukung dalam proses pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, daftar nama siswa, daftar nilai siswa. Proses pembelajaran dicatat dalam catatan lapangan dan didokumentasikan dalam bentuk foto sehingga dapat digunakan untuk membantu proses refleksi.


3. Catatan Lapangan

Salah satu sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian adalah catatan lapangan. Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan yang dibuat oleh peneliti sebagai observer.


Wawancara

Teknik wawancara ini dilakukan dengan berkomunikasi langsung maupun tidak langsung dengan siswa. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.


E.  Teknik Analisis Data

Sesuai dengan tujuan peneliti ini, maka teknik analisis data menggunakan analisis Kuantitatif dan Kualitatif .

Analisis Data kuantitatif dapat diperoleh melalui tes. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yangdiperoleh peserta didik setelah pembelajaran.(Margono,2010:170).

Analisis kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa. persentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus dari Zainal Aqib,(2009:41) sebagai berikut :

Persentase ( P ) =   ∑Siswa yang  tuntas x 100

  ∑ Siswa seluruhnya

Analisis Data Kualitatif yaitu analisis data yang bukan bilangan dan merupakan gambaran dari kualitas objek seperti kualitas sangaat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang. 


Data yang berhasil dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan catatan lapangan dianalisis dengan menggunakan metode analisis dari Miles dan Huberman (Sugiyono,2009:337-345). Secara jelas analisis data terdiri dari tiga tahapan kegiatan yaitu:


a.   Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data adalah proses merangkum, memilih, dan memfokuskan data pada hal-hal yang penting, sehingga memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data.


b.  Penyajian Data (data display)

     Setelah dilaksanakan reduksi data, maka selanjutnya barulah dilakukan penyajian data. Penyajian data adalah proses untuk menyusun, mengorganisasikan data supaya lebih mudah untuk dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya.


c.  Penarikan kesimpulan (conclusion drawing)

Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan suatu temuan baru. Temuan ini juga merupakan suatu hal yang bisa dijadikan sesuatu untuk mengungkap hal yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga jadi  jelas. yang bisa berupa teori, hipotesis,dan interaksi.


Instrumen Penelitian

Lembar Obsevasi

Intrumen observasi digunakan oleh observer atau peneliti sebagai guru melakukan pengamatan hasil belajar siswa di dalam kelas saat dilakukan tindakan pada berbagai aspek pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengolahan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa atau hubungan sesama siswa.


Lembar Observasi Pembelajaran Siklus I



Keterangan:  Skor tertinggi = 100  

Nilai   = Jumlah skor   x  100

Skor max


Kategori Nilai Kategori Perolehan Skor

= Kurang 21 – 40   = Kurang

= Cukup         41 – 59   = Cukup

= Baik 60 -  79   = Baik

=Sangat Baik 80 – 100 = Sangat Baik


Lembar Obsevasi Pembelajaran Siklus II



Keterangan:  Skor tertinggi = 100  

Nilai   = Jumlah skor   x  100

Skor max


Kategori Nilai ategori Perolehan Skor

= Kurang 21 – 40   = Kurang

= Cukup 41 – 59   = Cukup

= Baik 60 -  79   = Baik

=Sangat Baik 80 – 100 = Sangat Baik



Lembar Obsevasi Pembelajaran Siklus III



2. Lembar Hasil Belajar Siswa

Lembar hasil belajar siswa dibuat untuk mengatahui perkembangan hasil belajar siswa yang ditargetkan 75% ketuntasan belajar. Lembar hasil belajar siswa dibuat dalam bentuk soal uraian singkat dalam bentuk teka-teki silang.


G.  Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa mampu mencapai kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa pada lembar observasi mencapai ketuntasan 75%. Keberhasilan di kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur pada pembelajaran PPKn. Artinya sebanyak 20 orang siswa harus mencapai batas kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) dengan nilai angka 65.

Persentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus dari Zainal Aqib,(2009:41) sebagai berikut :

HASIL PENELITIAN

Sebelum proses penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan diskusi dengan Guru SMP Negeri 18 Tanjab Timur untuk membahas masalah yang dihadapi peneliti sebagai guru PPKn. Peneliti sebagai guru PPKn merasakan bahwa hasil belajar siswa di kelas VII.A sangat rendah. Terlihat siswa terkadang merasa jenuh dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Hasil pengamatan awal tanggal 24 Juli 2019 terdapat 11 orang siswa           ( 42 % ) yang mencapai ketuntasan belajar. Selebihnya sekitar 15 orang siswa ( 58 % ) belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu nilai angka 65. 

Mengingat permasalahan yang dihadapi, maka perlu adanya upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang lebih menarik yang dapat menambah hasil belajar siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang cocok untuk memecahkan permasalahan di atas adalah metode Teka-Teki Silang. Berikut adalah tebel perolehan hasil belajar siswa sebelum penelitian dilakukan.





Penelitian ini dilakukan dalam 3 ( tiga ) siklus. Setiap siklus terdiri dari  perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. 

a.   Hasil Belajar Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2019 dalam satu kali pertemuan     ( 3 x 40 menit ) pada materi Perumusan dan Penetapan Pancasila dengan Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi sebagai berikut 

 Mensyukuri proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.

2.1  Menghargai proses perumusan dan  penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

3.1  Memahami proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

3.1.1  Mendeskripsikan perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam Sidang BPUPKI.

3.1.2  Membandingkan pendapat para pendiri negara tentang isi  Pancasila.

4.1.1  Menyajikan hasil telaah perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.




Refleksi Siklus I

Hasil belajar siswa belum optimal atau belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Hasil  belajar siswa baru mencapai 53 %  atau sekitar 14 orang yang mencapai atau melewati batas KKM. Masih ada sekitar 12 orang ( 47 % ) lagi siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam pembelajaran PPKn. 

Pada awal sampai pertengahan proses pembelajaran, perhatian siswa belum sepenuhnya terpusat pada materi pelajaran. Siswa masih belum paham dengan model pembelajaran yang diterapkan. Penerapan metode pembelajaran Teka-Teki Silang pada siklus I belum sepenuhnya dapat dilaksanakan secara optimal. Beberapa kendala yang ditemukan pada siklus I antara lain:

Guru belum optimal dalam menjelaskan dan mengondisikan metode Teka-Teki Silang.

Guru belum dapat mengkontrol kelas dengan baik pada saat penerapan metode Teka-Teki Silang.

Guru belum dapat memanfaatkan waktu secara optimal dan efektif pada saat pembelajaran di kelas berlangsung.

Guru kurang tegas menegur siswa yang membuat keributan di kelas.

Dari beberapa kendala ppelaksanaan tindakan pada siklus I  itu perlu disusun rencana tindakan yang baru, ataupun yang dimodifikasi untuk melaksanakan siklus II agar mencapai keberhasilan yang diharapkan.


b.  Hasil Belajar Siklus II

Siklus II ini merupakan modifikasi atau penyempurnaan kekurangan dari siklus I. yang dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2019 dalam satu kali pertemuan ( 3 x 40 menit ). pada materi Perumusan dan penetapan Pancasila dengan Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi sebagai berikut 

3.1.3 Mendeskripiskan perumusan Dasar Negara dalam Sidang Panitia Sembilan.




3.1.4  Mendeskripsikan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.




Refleksi Siklus II

Hasil belajar siswa belum optimal atau belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Hasil  belajar siswa baru mencapai 65 %  atau sekitar 17 orang yang mencapai atau melewati batas KKM.

Hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran Teka-Teki Silang lebih baik dari siklus I.

Siswa yang tadinya jarang membaca, menjadi aktif membaca materi terlihat dari antusiasnya siswa mengikuti pelajaran. Namun guru masih kurang  memotivasi siswa yang masih belum  termotivasi dengan metode teka-teki silang ini. Beberapa kendala pada siklus II ini sebagai berikut.

Pengelolaan kelas belum sepenuhnya berhasil.

Beberapa siswa masih ramai pada saat pembelajaran di kelas

Masih sedikit siswa yang berani bertanya, menanggapi pertanyaan dari guru.

Berdasarkan kendala di atas perlu disusun rencana perbaikan tindakan yang baru, ataupun yang dimodifikasi untuk siklus III.


c. Hasil Belajar Siklus III

Siklus III merupakan modifikasi atau penyempurnaan dari siklus I dan II yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2019 dalam satu kali pertemuan (3 x 40 menit ) dengan Kompetensi Dasar dan Indikator sebagai berikut :




Refleksi Siklus III

Hasil  belajar siswa sudah mencapai 76%  atau sekitar 20 orang yang mencapai atau melewati batas KKM. pengaruh penerapan metode pembelajaran Teka-Teki Silang terhadap peningkatan hasil belajar siswa sangat besar antara lain :

1. Guru sudah dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik dalam penerapan metode Teka-Teki Silang. Seperti Pengelolaan kelas yang jauh lebih baikdibandingkan siklus II, mengkoordinasikan pembelajaran aktif dan partisipatif melalui metode teka-teki silang.

2. Minat dan semangat siswa dalam pembelajaran cenderung terlihat dari  Respon siswa yang sangat baik seperti antusias, aktif dan partisipatif serta berani bertanya dan menyampaikan ide-ide mereka. 

3. Selain itu guru juga memberikan dorongan seperti memberikan motivasi kepada siswa yang belum termotivasi dalam mengerjakan tugas.


Kesimpulan 

Hasil analisis siklus I sampai dengan siklus III membuktikan bahwa penerapan metode pembelajaran Teka-Teki Silang sangat menyenangkan dan membawa kemudahan bagi siswa dalam memahami konsep pelajaran PPKn di kelas VII.A SMP Negeri 18 Tanjab Timur. Hisyam Zaini, (2012:71) menyatakan  bahwa metode Teka-Teki Silang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa menghilangkan asensi belajar yang sedang berlangsung. Berikut adalah tebel dan grafik peningkatan hasil belajar siswa kelas VII.A SMPN 18 Tanjab Timur.




DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2012). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hisyam Zaini, dkk. (2008). Strategi pembelajaran aktif, Yogyakarta: pustaka insani madani

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, Anita (2008). Cooperative Learning, Grasindo: Jakarta

Sudjana,Nana 2006 ; Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ; Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya

Ngalim Purwanto. (2004). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Supardi.2012; Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksaraa. Diakses 

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. 

Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.

Wina Sanjaya.(2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

TerPopuler