DEMOKRAT SEJATI TAK SEMESTINYA INGKAR JANJI Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

DEMOKRAT SEJATI TAK SEMESTINYA INGKAR JANJI

Minggu, 25 Desember 2022,


DEMOKRAT SEJATI TAK SEMESTINYA INGKAR JANJI

Catatan untuk Mas Budi Sang Bakal Calon Bupati


Oleh Agung Marsudi


NAMANYA di seantero Sragen sudah sangat dikenal. Seorang pengusaha muda sukses. Ketua DPC Partai Demokrat, kabupaten Sragen. Nama lengkapnya Budiono Rahmadi, akrab disapa Mas Bro, yang pada acara tasyakuran perayaan HUT ke-21 Partai Demokrat digadang sebagai calon bupati Sragen 2024 (9/9/2022).


Awalnya, Minggu pagi (25/12) bertepatan dengan Hari Natal, saya berkomunikasi pendek dengan Mas Bro, posisi saya di jalan desa Wonorejo, kecamatan Kedawung. Hingga janji ketemu sore, tertunda dan diganti untuk bisa "appoinment" setelah Maghrib di Solo.


Sesuai janji jam 17.58 WIB saya sudah sampai di Cold 'N Brew Solo Balapan, depan kantor Kelurahan Punggawan. Melalui w.a. saya sampaikan posisi saya. Jam 18.58 WIB saya sharelock posisi, sesuai pesan suaranya. Artinya, saya telah menunggu 1 jam.


Jam 19.58 WIB setelah nunggu dua jam tak ada jawaban, lalu saya kirim pemberitahuan. Jam 20.58 WIB setelah menunggu 3 jam, yang ditunggu juga tak datang. "Janji ketemu itu tinggal janji". Seorang Demokrat sejati tak semestinya ingkar janji. Meski hanya janji ketemu.


Janji dengan saya, memang tidak penting. Karena saya bukan siapa-siapa. Janji dengan rakyat tentu lebih diutamakan.


Sebagai tokoh muda potensial, apalagi bakal calon bupati, yang sudah gencar bersosialisasi. Dan berlatar belakang dunia usaha, yang dikenal disiplin. Menepati janji itu penting.


Sebagai warga biasa, tentu saya tak boleh kecewa. Dan harus memahami betapa sibuknya tokoh sekelas Mas Bro, Ketua DPC Partai Demokrat Sragen ketiga, setelah Joko Saptono dan Inggus Subaryoto.


Dan saya hanya bisa melanjutkan kegiatan "nguping" dari desa ke desa, dari sawah ke sawah, dari pabrik ke pabrik, dinamika politik di akar rumput, yang boleh jadi tak relevan dengan aktivitas politiknya.


Bumi Sukowati memang unik. Negerinya, dan orang-orangnya. Agraris, tapi elitis.


Penyakit "kepepet butuh" yang disebabkan karena biaya sosial tinggi (social high cost) yang dibuktikan dengan banyaknya jumlah BPR, BMT, Koperasi Simpan Pinjam, "bank plecit" yang tumbuhnya melebihi rasio jumlah penduduk adalah sebagian dari persoalan sosial yang harus diselesaikan di kabupaten Sragen. Siapapun bupatinya.


Di tengah keluhan dan keprihatinan rakyat yang masih menggendong harapan pada calon pemimpin ke depan, kata "janji" semestinya menjadi pagar utama integritas. Apalagi janji politik.


Modal politik, soal numerik. Sedang modal sosial, memang mahal.


Pada titik ini, janji adalah hutang. Itu adalah tanggung jawab, dan tak bisa dibayar dengan baliho politik yang dijajar di sepanjang jalan.


Pilihan dan hati rakyat tak bisa dikibuli, ia punya jalannya sendiri.



Solo, 25 Desember 2022

TerPopuler