Tradisi Baru "Bakar-Bakar" Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Tradisi Baru "Bakar-Bakar"

Selasa, 03 Januari 2023,


Tradisi Baru "Bakar-Bakar"


Oleh Agung Marsudi


KINI ada tradisi baru warga, komunitas, sekelompok anak muda, keluarga menyambut tahun baru, yaitu acara "bakar-bakar". Bakar apa saja, yang penting suka. Bakar ikan, bakar ayam, bebek, mentok, bakso, sosis, cilok, jagung, singkong, suwek, enthik, tales.


Berbeda dengan tradisi "cethik geni" dalam bahasa Jawa berarti yang menyalakan api. Kebiasaan baru "bakar-bakar" hanya menikmati pergantian tahun, dengan menikmati menu yang dibakar.


Tak ada filosofi, hanya sensasi. Menikmati rasa menu yang dibakar dengan api, diakhiri dengan kembang api. Apalagi dinikmati rame-rame. Layaknya "family gathering". Bareng, regeng, nyamleng. "Gayeng!"


Tahun 2023, memang bakal menjadi tahun politik yang gayeng. Membuat para elit partai puyeng, mubeng-mubeng. Puyeng cari koalisi, mubeng cari "nutrisi" dan menampung aspirasi.


"Suara rakyat itu enak, dan perlu".


Era "bakar-bakar" reformasi sudah lama berlalu. Tahun baru 2023 semangat rakyat, memang harus dibakar. PPKM dicabut, ekonomi tak boleh semrawut. Dan wajah presiden tak perlu pura-pura kecut.


Sebab tahun politik, para elit licin seperti belut.



Sragen, 1 Januari 2023

TerPopuler