Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Melalui Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Kekuatan Berdua Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di Kelas VII.E SMP N 2 Tanjab Timur Tahun Ajaran 2021/2022 Print Friendly and PDF -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Melalui Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Kekuatan Berdua Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di Kelas VII.E SMP N 2 Tanjab Timur Tahun Ajaran 2021/2022

Senin, 01 Mei 2023,


 

ABSTRAK

 

Marninelli, 2022 :      UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE KEKUATAN BERDUA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII.E SMP N 2 TANJAB TIMUR TAHUN AJARAN 2021/2022

 

Kata kunci  :  Hasil Belajar, Belajar Aktif Tipe Kekuatan Berdua, Pencemaran Lingkungan

 

Kurangnya keterlibatan peserta didik di dalam pembelajaran IPA di kelas VII. E SMP N 2 Tanjab Timur di sebabkan karena penyajian materi monoton dan kurangnya kegiatan pembelajaran yang memancing siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar yang di peroleh pun rendah.

                Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka terapkanlah metode belajar aktif tipe kekuatan berdua dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik kelas VII. E SMP N 2 Tanjab Timur pada semester II tahun ajaran 2021/2022 pada materi Pencemaran Lingkungan.

                        Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang di laksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini di lakukan melalui ulangan formatif serta pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa melalui lembar observasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah melalui belajar aktif tipe kekuatan berdua dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik kelas VII. E SMPN 2 Tanjab Timur.

                        Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar yang di dapatsiswa tiap akhir siklusnya, dimana siklus I nilai rata - rata yang didapatkan yaitu 6,89 dengan jumlah siswa yang berhasil 12 orang dan pada siklus II nilai rata - rata yang didapat mencapai 8,11 dengan siswa yang berhasil sebanyak 23 orang.

                        Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dapat di simpulkan bahwa pembelajaran IPA khususnya materi pencemaran lingkungan melalui belajar aktif tipe kekuatan berdua dapat meningkatkan hasil belajar siswa.  

                       

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan Peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan wajib bagi setiap individu, karena dengan adanya pendidikan, setiap individu dapat mengembangkan potensi, karakter dan jenjang hidupnya menjadi lebih baik.

Salah satu komponen penting dari pendidikan adalah proses belajar mengajar di sekolah. Pada kegiatan belajar dan mengajar ditemukan dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Mengajar bagi seorang guru bukanlah sekedar menyampaikan pengetahuan kepada Peserta didik, tetapi guru dapat memotivasi Peserta didik agar suasana pembelajaran tetap menyenangkan. Hal ini akan berhasil apabila antara guru dan  Peserta didik dapat bekerja sama. Menurut Mahpudz (2012: 5) “Guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan Peserta didik dalam pembelajaran dan Peserta didikpun dapat mengembangkan pemahaman pengetahuan dan keterampilan sehingga Peserta didik mampu belajar mandiri”. Keberhasilan Peserta didik di sekolah merupakan harapan bagi setiap orang tua, pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Keberhasilan pendidikan Peserta didik sangat diharapkan mengingat Peserta didik merupakan generasi yang akan meneruskan pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Proses pendidikan yang di laksanakan di sekolah pada intinya adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Melalui proses kegiatan belajar mengajar Peserta didik diharapkan dapat memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran  yang dapat membuat  Peserta didik menjadi tertarik dan termotivasi sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi sangat menyenangkan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar Peserta didik itu sendiri. Mata pelajaran IPA di SMP merupakan dasar untuk mempelajari IPA pada tingkat berikutnya. Untuk mempelajarinya dengan baik diperlukan adanya aktivitas. Aktivitas tersebut dapat berupa perhatian dalam proses belajar mengajar, mengemukakan pendapat, bekerja dalam kelompok dan lain sebagainya. Karena tanpa ada aktivitas yang lengkap, hasil pembelajaran yang diperoleh tidak akan maksimal.

Berdasarkan pengalaman beberapa tahun mengajar di SMPN 2 Tanjab Timur, selama proses belajar IPA, aktivitas Peserta didik dalam belajar sangat kurang sehingga hasil belajar kurang optimal khususnya di kelas VII.E, hal ini terlihat dari kurangnya keterlibatan Peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Kurangnya aktivitas yang dimaksud adalah keaktifan Peserta didik dalam memperhatikan pelajaran, mengemukakan pendapat dalam rangka menumbuhkan keberanian dan keterampilan Peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan dan kurangnya variasi dalam kegiatan pembelajaran.

Ketepatan metode mengajar dengan prinsip-prinsip belajar akan dapat membangkitkan gairah belajar Peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Membagi kelas menjadi pasangan-pasangan dan membentuk mitra belajar merupakan salah satu cara untuk menuju kegiatan belajar aktif. Dengan berpasang-pasangan secara tidak langsung setiap Peserta didik akan aktif, karena sulit untuk menyembunyikan diri atau tidak aktif bersama pasangan. Selain itu, dengan mitra belajar dapat melakukan tugas dengan cepat dan tidak memakan banyak waktu. Misalnya dengan berdiskusi, menganalisa, dan menjawab latihan soal-soal yang diberikan secara bersama-sama. Dengan bekerja sama dengan Peserta didik lain akan memberi banyak  manfaat bagi Peserta didik, karena dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan cara berbagai strategi dengan Peserta didik lain dalam belajar (Silberman, 2006).

Keberhasilan Peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai dalam kegiatan penilaian. Kegiatan penilaian adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran IPA telah dapat dicapai oleh Peserta didik dalam bentuk hasil belajar (Sudjana, 1992).

Guru memiliki peranan penting dalam menentukan mutu pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan pengajaran secara cermat dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi Peserta didiknya dan memperbaiki mutu mengajarnya. Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar Peserta didik sehingga Peserta didik mau belajar. Dengan demikian, aktifitas Peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga Peserta didik yang seharusnya banyak aktif, sebab Peserta didik sebagai pelaku yang melaksanakan belajar (Djamarah, 2005).

Metode belajar aktif (active learning) adalah salah satu metode mengajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar Peserta didik. Dengan aktifitas kolaboratif dalam kelompok kecil sehingga apa yang peserta didik diskusikan dengan yang lain dan apa yang Peserta didik ajarkan pada yang lain menyebabkan pemahaman dan menguasai pelajaran dengan baik (Silberman, 2002). Cara ini cukup efektif untuk kelas dengan Peserta didik yang berjumlah cukup besar, karena biasanya kelas dengan kondisi seperti ini sulit dijaga dinamikanya. Jika guru tidak memperhatikan kondisi Peserta didik dengan seksama maka dapat terjadi kelas yang berlangsung secara monoton, membosankan, dan banyak Peserta didik yang tidakdapat memahami inti materi yang ingin disampaikan.

Pada saat kegiatan belajar aktif, peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaannya yang harus dilakukan. Peserta didik menggunakan pikirannya untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang Peserta didik pelajari (Ruseffendi, 1998). Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Metode belajar aktif terdiri atas beberapa tipe, satu diantaranya adalah tipe kekuatan berdua.

Metode belajar aktif tipe kekuatan berdua merupakan salah satu metode belajar aktif dalam bentuk diskusi berpasangan untuk menyelesaikan soal-soal materi pelajaran. Sehingga dengan metode belajar aktif tipe ini diharapkan untuk meningkatkan pembelajaran dan menekankan bahwa belajar dengan berpasangan lebih baik dari pada sendiri-sendiri (Silberman, 2002). Dengan berpasang-pasangan dalam menyelesaikan soal-soal materi pelajaran, Peserta didik diharapkan dapat lebih memahami materi yang diajarkan, karena Peserta didik saling berdiskusi mengenai kesulitan - kesulitan yang dihadapi dan berusaha menyelesaikan secara bersama - sama.

Metode tersebut dimungkinkan untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar dalam usaha meningkatkan hasil belajar Peserta didik khususnya pada bidang studi IPA. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta didik Melalui Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Kekuatan Berdua Pada Materi Pencemaran Lingkungan di Kelas VII.E SMP N 2 Tanjab Timur Tahun Ajaran 2021/2022.

 

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini : “Bagaimana meningkatkan hasil belajar IPA Peserta didik kelas VII.E SMP N 2 Tanjab Timur pada materi Pencemaran Lingkungan melalui Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Kekuatan Berdua.

Pembatasan Masalah

Hasil belajar yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada aspek kognitif dengan menggunakan tes objektif.

 

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, penetian ini bertujuan : Meningkatkan hasil belajar IPA Peserta didik melalui Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Kekuatan Berdua pada materi Pencemaran Lingkungan dikelas VII.E SMP N 2 Tanjab Timur.

 

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Peserta didik, guru, dan sekolah. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.         Meningkatkan kualitas belajar Peserta didik yang bermuara kepada peningkatan prestasi belajar khususnya mata pelajaran IPA.

2.         Sebagai bahan masukan bagi guru untuk menciptakan variasi-variasi dalam melaksanakan metode mengajar dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar Peserta didik.

3.         Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah dalam memilih metode pembelajaran yang tepat bagi Peserta didik dalam usaha meningkatkan hasil belajar Peserta didik.

 

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang direncanakan  sebanyak dua siklus dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Observasi dan Refleksi.

 

Jadwal Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII.E semester II SMP N 2 Tanjab Timur tahun ajaran 2021/2022.

Waktu Penelitian.

Jadwal penelitian tindakan kelas

 

NO

 

Kegiatan

B  U  L  A  N

Pebruari

Maret

April

1

Perencanaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penyusunan RPP

v

v

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penyusunan Instrumen

 

 

v

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penyusunan Bahan Ajar

 

 

 

v

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penyusunan Alat evalusai

 

 

 

 

v

 

 

 

 

 

 

 

2

Pelaksanaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pelaksanaan Siklus I

 

 

 

 

 

v

 

 

 

 

 

 

 

Pelaksanaan Siklus II

 

 

 

 

 

 

v

 

 

 

 

 

3

Penyusunan laporan

 

 

 

 

 

 

 

v

v

v

v

v

 

Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Peserta didik kelas VII.E semester II SMP Negeri 2 Tanjab Timur tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 28 Peserta didik yang terdiri dari 13 Peserta didik laki-laki dan 15 Peserta didik perempuan.

 

Data dan Cara Pengambilan Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa :

1.     Data kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar Peserta didik setiap akhir siklus. Data tentang hasil Peserta didik belajar diambil melalui tes ulangan (formatif) yang dilakukan setiap akhir siklus pelajaran.

2.     Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas Peserta didik dan aktivitas guru dalam belajar mengajar. Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas Peserta didik dan lembar pengamatan aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Prosedur penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari siklus I dan  siklus II. Pada setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang dikemukakan oleh Arikunto (2012:12). Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah : 1). Perencanaan, 2). Pelaksanaan, 3). Observasi (pengamatan), 4). Refleksi.

a.     Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan perlu melaksanakan perencanaan terlebih dahulu.

Bentuk kegiatan yang termasuk perencanaan adalah :

1.     Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

2.     Mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan dikelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

3.     Membuat lembar observasi aktivitas Peserta didik dan guru.

4.     Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

5.     Mendesain alat evaluasi berupa soal tes dan kunci jawaban.

b.     Pelaksanaan

Setelah semua persiapan tindakan selesai maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan ini pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang di buat pada persiapan tindakan. Secara umum tahapan dalam pelaksanaan tindakan ini antara lain adalah:

1.       Memotivasi Peserta didik untuk belajar.

2.       Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah di persiapkan pada perencanaan tindakan.

3.       Melakukan evaluasi.

4.       Menganalisis hasil evaluasi.

5.       Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.

c.     Observasi (Pengamatan).

Observasi adalah cara yang digunakan untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Pemantauan terhadap pembelajaran menggunakan lembar pengamatan yang berupa alat bantu catatan – catatan yang hasilnya di gunakan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

d.     Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi yaitu melakukan analisis terhadap hasil observasi. Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang di lakukan dapat mengatasi masalah. Jika hasilnya belum seperti yang di harapkan, atau masalah yang ada belum terselesaikan maka di lakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Jika setelah dilakukan tindakan melalui siklus berikutnya telah menyelesaikan permasalahan, dan hasilnya telah mencapai harapan, maka tidak perlu di lakukan siklus berikutnya.

Penelitian terhadap hasil observasi mengenai aktivitas belajar Peserta didik di hitung menggunakan rumus:

 

  

 


 

Sedangkan proses perhitungan data hasil belajar Peserta didik di peroleh dari hasil pemberian tes pada tahap evaluasi.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:

1.       Meningkatnya nilai hasil belajar Peserta didik pada kategori tuntas di atas KKM (7,5) minimal 70%.

2.       Aktivitas pelaksanaan skenario pembelajaran oleh guru mencapai minimal 70 % dan meningkatnya aktivitas Peserta didik setiap indikator pengamatan.

 

 

HASIL PENELITIAN

 

Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

 

Siklus I dilaksanakan tanggal 7, 11 dan 14 Maret 2022. Siklus II dilaksanakan tanggal 18, 21 dan 25 Maret 2022.

 

Siklus I

Perencanaan

 

Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti : RPP, LKPD, Lembar Observasi serta Soal Tes Siklus I.

 

Pelaksanaan Tindakan

 

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dibagi dalam 3 kali pertemuan, pertemuan pertama mengenai sub materi Pencemaran Lingkungan dan pertemuan kedua mengenai Pencemaran Air. Langkah-langkah tindakan pada siklus 1 ini sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran 1 dan rencana pelaksanaan pembelajaran 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode belajar aktif tipe kekuatan berdua lebih ditekankan dengan kerjasama bersama pasangan. Diawal pelajaran, pengenalan dilakukan dengan menjelaskan tata cara belajar dengan menggunakan metode tipe kekuatan berdua dan materi pencemaran lingkungan serta menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.

Pada pertemuan terakhir pada siklus 1, Peserta didik diberikan tes yang akan diadakan dalam bentuk tes formatif 1. Hal ini untuk mengetahui penguasaan Peserta didik pada materi yang telah diajarkan. Tes ini terdiri dari 10 soal pilihan ganda.

 

Hasil Belajar

 

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus 1 berlangsung, maka diadakan ulangan formatif 1. Hasil yang diperoleh Peserta didik dari tes formatif 1 dapat dilihat pada tabel berikut :

 

 

        Tabel 2. Hasil Belajar Siklus 1 yang Diikuti oleh 28 Orang Peserta didik.

 

No

Variabel yang diamati

Jumlah / Persentase

1

2

Nilai rata-rata Peserta didik

Jumlah Peserta didik yang berhasil

6,89 (68,9%)

12 Orang

 

Dari tabel diketahui bahwa nilai rata-rata Peserta didik masih rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh Peserta didik pada siklus I yaitu 6,89. Dan jumlah Peserta didik memperoleh nilai ≥ 7,5 hanya 12 orang atau 42,9 % dari jumlah Peserta didik secara keseluruhan, artinya tindakan yang diberikan pada siklus I belum dapat meningkatkan hasil belajar Peserta didik.

 

Hasil Observasi

 

Berdasarkan hasil observasi yang merupakan gambaran aktivitas Peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan aktivitas Peserta didik berdiskusi secara berpasangan belum berlangsung secara optimal tampak seperti tabel dibawah ini :

 

   Tabel 3. Data aktivitas Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran siklus I

 

Aktivitas yang diamati

Jumlah

%

Pendahuluan

1.     Peserta didik masuk kelas tepat pada waktunya

2.     Peserta didik siap untuk belajar

3.     Peserta didik termotivasi untuk belajar

4.     Peserta didik memperhatikan sewaktu guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

5.      Peserta didik memperhatikan sewaktu guru menyampaikan materi pelajaran

6.      Peserta didik antusias terhadap permasalahan yang diberikan oleh guru di dalam LKPD

7.      Peserta didik mengerjakan tugas individu

8.      Peserta didik berinteraksi bersama pasangannya

9.      Peserta didik bekerjasama mengerjakan tugas bersama pasangannya

10.  Peserta didik menyampaikan jawaban bersama pasangannya.

11.  Peserta didik menanggapi jawaban pasangan lain

12.  Peserta didik bertanya tentang hal yang belum dimengerti

Penutup

13.  Peserta didik ikut serta dalam merangkum materi pelajaran

14.  Peserta didik mengerjakan latihan yang diberikan sesuai dengan waktu yang diberikan

 

23

20

19

19

 

 

17

 

21

 

23

20

 

20

12

 

7

2

 

4

 

14

 

82,1

71,4

67,9

67,9

 

 

60,7

 

75

 

82,1

71,4

 

71,4

42,9

 

25

7,14

 

14,3

 

50

 

Dari tabel dapat diketahui bahwa proses belajar belum terlaksana dengan baik. Aktivitas Peserta didik yang diamati belum sesuai dengan yang diharapkan, masih ada kategori nilai cukup dan kurang untuk beberapa aktivitas. Hal ini menunjukkan beberapa kekurangan antara lain :

 

1.     Perhatian Peserta didik waktu guru menjelaskan materi pelajaran kurang.

2.     Peserta didik kurang antusias terhadap permasalahan yang diberikan oleh guru.

3.     Peserta didik kurang aktif berinteraksi bersama pasangannya.

4.     Peserta didik masih belum memahami kerjasama bersama pasangan, sehingga membuat suasana kelas menjadi ribut.

5.     Peserta didik kurang terlatih menanggapi/ menjawab pertanyaan dan menyampaikan pendapat.

6.     Peserta didik jarang sekali mengajukan pertanyaan terhadap guru (Peserta didik cenderung pasif ).

7.      

Adapun hasil observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :

 

Tabel 4. Hasil observasi terhadap aktivitas guru siklus I

 

Aktivitas yang diamati

Tingkat pengamatan

0

1

2

3

4

Pendahuluan

1.         Guru memasuki kelas tepat pada waktunya

2.         Guru mengkondisikan Peserta didik agar siap mengikuti pelajaran

3.         Guru memotivasi Peserta didik untuk belajar

4.         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

5.         Guru menyampaikan materi pelajaran

6.         Guru mengajukan permasalahan sesuai dengan materi yang diajarkan dengan memberikan LKPD

7.         Guru memberikan tugas untuk setiap peserta didik

8.         Guru meminta peserta didik untuk berpasangan menjawab LKPD

9.         Guru membimbing tiap pasangan peserta didik dalam mengerjakan tugasnya.

10.      Guru mengevaluasi tugas yang dikerjakan tiap-tiap pasangan.

11.      Guru membantu Peserta didik untuk menarik kesimpulan.

12.      Guru memberikan waktu kepada Peserta didik untuk bertanya.

13.      Guru memberikan penghargaan kepada pasangan yang mampu bekerjasama dengan baik.

14.      Guru memberikan latihan soal

 

 

Penutup

15.      Guru memberikan penguatan pada poin-poin terpenting

16.      Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)

17.      Guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari tabel observasi guru di atas dapat kita ketahui gambaran aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Secara keseluruhan aktivitas guru masih terdapat kekurangan-kekurangan atau guru mengajar belum optimal. Adapun kekurangan-kekurangan  yang dilakukan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung adalah :

 

1.         Guru belum optimal dalam menjelaskan tentang kerjasama menjawab LKPD bersama pasangan sehingga membuat Peserta didik agak bingung.

2.         Guru kurang membimbing dan mengontrol kegiatan Peserta didik berdiskusi bersama pasangan dan dalam mendiskusikan jawaban pertanyaan sehingga waktu diskusi Peserta didik banyak yang ribut.

3.         Guru kurang mengalokasikan waktu dalam setiap kegiatan sehingga semua kegiatan dalam proses KBM yang direncanakan belum dapat terlaksana dengan baik.

 

Refleksi I

 

Berdasarkan hasil belajar Peserta didik serta lembar observasi Peserta didik maupun guru, pelaksanaan siklus I dikatakan belum berhasil dan perlu ditingkatkan pada siklus II. Ketidak berhasilan ini dapat dilihat dari rendahnya nilai Peserta didik dan keaktifan. Selain itu perolehan hasil belajar Peserta didik yang telah berhasil dalam belajar secara klasikal juga rendah. Ini disebabkan kerena kendala yang dihadapi oleh guru dan Peserta didik dalam proses belajar mengajar.

 

Berdasarkan observasi pembelajaran IPA dengan menggunakan Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Kekuatan Berdua, memperlihatkan adanya kekurangan-kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya:

 

1.       Kemampuan berpasangan menyelesaikan tugas tepat waktu sangat rendah karena pada umumnya Peserta didik masih bingung dengan metode pembelajaran yang sedang berlangsung.

2.       Guru kurang mengontrol dan membimbing Peserta didik pada saat diskusi berpasangan sehingga keaktifan Peserta didik untuk berdiskusi belum berjalan dengan baik sehingga Peserta didik banyak yang ribut.

3.       Peserta didik tidak berani mempersentasikan hasil diskusinya.

4.       Peserta didik tidak mampu menjawab pertanyaan dari pasangan lain dengan benar.

5.       Masih ada Peserta didik yang tidak peduli terhadap soal yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga teman pasangannya marah-marah dan mengakibatkan suasana belajar tidak kondusif.

6.       Guru kurang mengalokasikan waktu dalam setiap kegiatan sehingga semua kegiatan yang direncanakan belum dapat terlaksana dengan baik.

Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dan untuk meningkatkan hasil belajar Peserta didik pada siklus II, maka perlu diperbaiki pada kegiatan pengajaran selanjutnya antara lain :

 

1.     Mempertahankan hal-hal yang baik pada siklus I

2.     Guru hendaknya lebih jelas dalam menjelaskan tentang bagaimana caranya mereka berdiskusi secara berpasangan dalam kelompok sehingga Peserta didik dapat tertarik dan terlibat dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

3.     Guru sebaiknya mengontrol kegiatan Peserta didik berdiskusi dalam kelompok dan memberikan teguran pada Peserta didik yang ribut serta membimbing Peserta didik dalam diskusi bersama pasangannya secara merata, sehingga waktu pelaksanaan diskusi terjadi interaksi antara Peserta didik dengan Peserta didik dan interaksi Peserta didik dengan guru.

4.     Guru lebih menekankan kembali tugas individu nya di kerjakan dahulu, barulah di diskusikan bersama pasangannya.

5.     Guru sebaiknya memancing Peserta didik untuk bertanya dan melatih Peserta didik untuk menanggapi / menjawab pertanyaan dan menyampaikan pendapat dengan memberikan umpan pertanyaan dan umpan menjawab.

6.     Sebelum pembelajaran IPA, sebaiknya guru mengalokasikan waktu untuk setiap kegiatan, agar semua kegiatan dalam proses KBM yang direncanakan dapat terlaksana semua.

 

Siklus II

Perencanaan

 

Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti : RPP, LKPD, Lembar Observasi serta Soal Tes Siklus II.

 

Pelaksanaan tindakan

 

Siklus II ini terdiri dari 2 rencana pembelajaran dengan materi Pencemaran udara dan pencemaran tanah. Siklus II merupakan lanjutan dan perbaikan siklus sebelumnya. Proses pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus I, dimana masih terdapat beberapa kegiatan yang belum terlaksana dengan baik.

Adapun perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II ini adalah Guru hendaknya lebih jelas dalam menjelaskan tentang bagaimana caranya mereka berdiskusi secara berpasangan dalam kelompok sehingga Peserta didik dapat tertarik dan terlibat dalam pembelajaran yang dilaksanakan dan lebih menekankan kembali tugas individu nya di kerjakan dahulu, barulah di diskusikan bersama pasangannya. Sebelum pembelajaran IPA, sebaiknya guru mengalokasikan waktu untuk setiap kegiatan, agar semua kegiatan dalam proses KBM yang direncanakan dapat terlaksana semua.

 Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pada siklus II, maka dilakukan tes formatif 2 dengan jumlah soal 10 soal pilihan ganda. Materi yang diujikan adalah materi yang diajarkan pada siklus II.

 

Hasil Belajar

 

Hasil yang diperoleh peserta didik dari tes formatif II dapat dilihat pada tabel berikut:

 

Tabel 5. Hasil belajar siklus II yang diikuti oleh 28 orang peserta didik

 

No

Variable yang diamati

Jumlah/persentase

1

2

Nilai rata-rata peserta didik

Jumlah peserta didik yng berhasil

8,11 (81,1  %)

23 orang

 

Dari tabel diketahui bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihar dari hasil belajar siklus II yang diikuti oleh 28 orang peserta didik. Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat dari 6,89 pada siklus I menjadi 8,11 pada siklus II. Dan jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥ 7,5 sebanyak 23 orang, ini berarti keberhasilan klasikal telah mencapai 82,1 %.

 

Hasil Observasi

 

Berdasarkan hasil observasi yang merupakan gambaran aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan aktivitas peserta didik dalam menggunakan metode tipe kekuatan berdua sudah mengalami peningkatan dari siklus I, seperti tabel dibawah ini :

Tabel 6. Data aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran siklus II

 

Aktivitas yang diamati

Jumlah

%

Pendahuluan

1.      Peserta didik masuk kelas tepat pada waktunya

2.     Peserta didik siap untuk belajar

3.     Peserta didik termotivasi untuk belajar

4.     Peserta didik memperhatikan sewaktu guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

5.      Peserta didik memperhatikan sewaktu guru menyampaikan materi pelajaran

6.      Peserta didik antusias terhadap permasalahan yang diberikan oleh guru di dalam LKPD

7.      Peserta didik mengerjakan tugas individu

8.      Peserta didik berinteraksi bersama pasangannya

9.      Peserta didik bekerjasama mengerjakan tugas bersama pasangannya

10.  Peserta didik menyampaikan jawaban bersama pasangannya.

11.  Peserta didik menanggapi jawaban pasangan lain

12.  Peserta didik bertanya tentang hal yang belum dimengerti

Penutup

13.  Peserta didik ikut serta dalam merangkum materi pelajaran

14.  Peserta didik mengerjakan latihan yang diberikan sesuai dengan waktu yang diberikan

 

26

28

23

23

 

 

22

 

25

 

28

24

 

24

20

 

10

4

 

8

 

24

 

92,9

100

82,1

82,1

 

 

78,6

 

89,3

 

100

85,7

 

85,7

71,4

 

35,7

14,3

 

28,6

 

85,7

 

Dari tabel dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik dalam proses belajar sudah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan aktivitas pada siklus I. Peserta didik sudah berani dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, persentase keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan KBM meningkat dari siklus sebelumnya. Sebagian besar peserta didik telah mengikuti jalannya pelaksanaan KBM secara tertib. Peserta didik antusias berdiskusi bersama pasangannya.

 

Adapun hasil observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

 

Tabel 7. Hasil observasi terhadap aktivitas guru siklus II

 

Aktivitas yang diamati

Tingkat pengamatan

0

1

2

3

4

Pendahuluan

1.           Guru memasuki kelas tepat pada waktunya

2.         Guru mengkondisikan Peserta didik agar siap mengikuti pelajaran

3.         Guru memotivasi Peserta didik untuk belajar

4.         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

5.         Guru menyampaikan materi pelajaran

6.         Guru mengajukan permasalahan sesuai dengan materi yang diajarkan dengan memberikan LKPD

7.         Guru memberikan tugas untuk setiap peserta didik

8.         Guru meminta peserta didik untuk berpasangan menjawab LKPD

9.         Guru membimbing tiap pasangan peserta didik dalam mengerjakan tugasnya.

10.      Guru mengevaluasi tugas yang dikerjakan tiap-tiap pasangan.

11.      Guru membantu Peserta didik untuk menarik kesimpulan.

12.      Guru memberikan waktu kepada Peserta didik untuk bertanya.

13.      Guru memberikan penghargaan kepada pasangan yang mampu bekerjasama dengan baik.

14.      Guru memberikan latihan soal

Penutup

15.      Guru memberikan penguatan pada poin-poin terpenting

16.      Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)

17.      Guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari hasil observasi guru siklus II, terlihat bahwa keterlibatan guru pada saat pembelajaran berlangsung sudah tidak mendominasi lagi. Peserta didik sudah lebih banyak berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru juga telah melaksanakan langkah-langkah dalam pengajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.

 

Refleksi II

 

  Berdasarkan hasil evaluasi yang diadakan melalui ulangan formatif 2, hasil belajar yang diperoleh peserta didik telah mengalami peningkatan yang sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan analisa terhadap hasil ulangan formatif dan data observasi siklus II dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat pada hasil belajar peserta didik yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata kelas 8,11 dan peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 7,5 sebanyak 23 orang atau 82,1 % dari jumlah peserta didik secara keseluruhan yang telah mengalami keberhasilan belajar.

 

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

 

Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian selama 2 siklus yang dilakukan peneliti terhadap Peserta didik kelas VII.E SMPN 2 Tanjab Timur, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Metode belajar aktif tipe kekuatan berdua dapat meningkatkan hasil belajar Peserta didik pada Materi Pencemaran Lingkungan , hal ini terlihat dari rata-rata hasil ulangan Peserta didik dari siklus I dan siklus II yang terus meningkat yaitu dari 68,9 ke 81,1 dan tingkat keberhasilan klasikal Peserta didik dari siklus ke siklus juga mengalami kenaikan, yaitu mulai 12 orang (42,9 %) pada siklus I dan 23 orang (82,1 %) pada siklus II.

 

Saran

 

                Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas VII.E SMP N 2 Tanjab Timur, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1.       Metode belajar aktif tipe kekuatan berdua dapat dijadikan sebagai alternatif guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelasnya.

2.       Guru harus lebih memperhatikan pembagian waktu dari setiap tahap pelaksanaan pembelajaran.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2007. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, B.S. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:        Rineka Cipta

 

Ihsana, 2017. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail Media Group.

 

Mahfudz, Asep. 2012. Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

 

Noeraida, dkk. 2016. Teori Belajar dan Implementasinya Dalam Pembelajaran. Jakarta : Kemdikbud.

Ruseffendi. 1998. Pengantar Kepada membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran IPA Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

 

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

 

Sardiman, A. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadirman.1987. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Silberman, M.L. 2006. Active Learning : 101 Strategi Belajar Aktif.  Nusamedia, Bandung

 

Silberman, Melvin L. (2009). Active Learning: 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif (Alih bahasa: Raisul Muttaqien). rev.ed. Bandung: Nusamedia.

Silberman, Mel. (2010). 101 Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif. Jakarta: Index

Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

 

Sudjana, N. 1992. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.

 

Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Peserta didik Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembeljaran: Kompetensi dan Praktik. Yoogyakarta: Nuha Letera.

TerPopuler