DINAMIKA POLITIK BENGKALIS PASCA KASMARNI DAN PINDAHNYA KANTOR PDIP KE DURI
Print Friendly and PDF
-->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Translate

DINAMIKA POLITIK BENGKALIS PASCA KASMARNI DAN PINDAHNYA KANTOR PDIP KE DURI

Kamis, 30 Oktober 2025,



Oleh Agung Marsudi
Pemerhati Geopolitik

BEBERAPA minggu lalu ketika di Jakarta, sebelum pulang ke Duri, saya ditanya beberapa elit politik Bengkalis, asal Duri yang menanyakan opini saya tentang peta politik Bengkalis menuju 2029.

Saya menjawab dengan angka, 9 dari 10 tokoh di kabupaten Bengkalis, baik itu tomas, toga, toda bahkan topol, masih di posisi Kasmarni (pohon politik Muara Basung). 5 dari 9 karena pegawai dan takut, 4 dari 9 karena proyek dan "lain-lain". Angka-angka ini analitik. Bunyinya yang menarik.

Terkait peta politiknya, setelah M. Arsya Fadillah (Wakil Ketua DPRD Bengkalis) resmi dilantik menjadi Ketua DPD Partai Nasdem Bengkalis, maka portal kesempatan tokoh lain untuk masuk ke dalam permainan 2029 semakin tertutup. Belum lagi jika pada Konfercab PDIP Bengkalis nanti, Septian misalnya dicalonkan menjadi Ketua menggantikan Rahmad, yang kini masih menjadi anggota dewan.

Secara struktural, infrastruktur partai di Bengkalis, yang akan memback up Bu Kasmarni jika ikut suksesi Pemilihan Gubernur Riau, semakin solid dan kuat. Meski dibalik potensi juga ada resistensi politik terutama pemilih pulau, dan pesisir.

Membaca situasi terkini, konsolidasi politik itu nampak ketika soal ketua RT/RW, eksistensi Pj kepala desa, yang tak kunjung definitif. Patut diduga ini awalan dari skema cipta kondisi.

Posisi putra mahkota Septian, kini kader PDIP, untuk melanjutkan suksesi kepemimpinan ibunya di kabupaten Bengkalis menguat. Meski di satu sisi ada nama Riki, camat Mandau yang memiliki pengalaman jelajah politik yang lebih luas. Jika harus turun gunung, bisa melahirkan matahari kembar. Itulah politik, segala kemungkinan bisa terjadi.

Meski akan menimbulkan friksi jika putra mahkota, head to head dengan bung Riki, yang jika berani meninggalkan meja birokrat dan masuk arena politik praktis. Dan pilihan strategisnya aman jika merapat ke Gerindra, partainya presiden berkuasa.

Simpul-simpul politik itu sudah terjalin, dan terlihat terikat satu sama lain. Seperti misalnya, untuk mendekat ke konstituen, mendongkrak basis kultural PDIP, Batak dan Jawa di Bengkalis daratan. PDIP harus berani mengambil keputusan berani memindahkan kantor DPC PDIP Bengkalis ke Duri. Lalu akan dicatat menjadi partai kedua, setelah PKS yang dari dulu menempatkan kantornya di Duri.

Duri adalah barometer politik di Bengkalis, bukan pulau. Cara pandang baru ini akan memperkuat positioning partai politik yang akan ikut pesta demokrasi di tahun 2029. 

Politik tidak hanya soal probabilitas, tapi juga kualitas. Jika untuk memenangi Indonesia kuncinya menguasai pulau Jawa, maka untuk memenangi Bengkalis, posisi Duri adalah strategis.

"Kuasai Duri, sekarang atau tidak sama sekali"


Duri, 27 Oktober 2025

TerPopuler